RASUL YOHANES


Yohanes, Yunani, ιωαννης - IÔANNÊS, adalah helenisasi dari nama Ibrani יוחנן - YOKHANAN, atau יהוחנן - 'YEHOKHANAN', 'YHVH pengasih', bandingkan artikel di yohanan-yokhanan-vt3045.html#p16953 )


Informasi mengenai Rasul Yohanes diperoleh dari dua sumber yakni: Perjanjian Baru (PB) dan Bapak-bapak gereja.


a. Dalam Kitab-kitab Injil

Di dalam Injil-injil sinoptik (Markus 1:19 dsj) Yohanes adalah putera Zebedeus. Ia itu seorang nelayan Galilea. Bersama dengan saudaranya, Yakobus dan Petrus, ia termasuk murid Yesus yang paling akrab. Mereka bertiga adalah saksi pembangkitan anak puteri Yairus (Markus 5:37 dsj), saksi tentang dimuliakannya Yesus pada gunung (Markus 9:2 dsj) dan saksi doa Yesus di Getsemani (Markus 14:33).

Yohanes bin Zebedeus, mungkin yang termuda sebab di luar Lukas dan Kisah dia selalu disebut sesudah Yakobus saudaranya. Urutan yang diberikan Lukas ialah: Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin karena pada permulaan gereja Yohanes sangat erat dengan Petrus (Lukas 8:51; 9:28; Kisah 1:13). Bahwa Salome ibu Yohanes, adalah kesimpulan berdasarkan Markus 16:1 dan Matius 27:56; sebab ibu yang ketiga yang menyertai dua orang ibu yang sama-sama bernama Maria ke kuburan Yesus - disebut Salome oleh Markus, dan 'ibu anak-anak Zebedeus' oleh Matius.

Biasanya Salome dianggap adalah adik dari Maria ibu Yesus, karena dalam Yohanes 19:25 dikatakan ada empat perempuan berdiri dekat salib, yaitu dua orang yg bernama Maria yang disebut dalam Markus dan Matius, lalu ibu Yesus dan adik ibu-Nya. Jika penjabaran ini benar, maka Yohanes adalah adik ipar Yesus. Orangtuanya agaknya orang berada, sebab bapaknya nelayan yang mempunyai 'orang-orang upahan' (Markus 1 :20); dan Salome adalah salah seorang perempuan yang 'melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka' (Lukas 8:3; Mrk 15:40).

Rasul Yohanes sering dianggap adalah murid Yohanes Pembaptis yang tidak disebut namanya, yang kepada dia dan Andreas ditunjukkan oleh Yohanes Pembaptis tokoh Yesus sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:35-37). Jika dalam Yohanes 1:41 dibaca πρωτος – prôtos maka mungkin Andreas-lah y ang pertama dari kedua murid ini yang membawa kakaknya, Simon, kepada Yesus. Barulah kemudian murid yang tidak disebut namanya itu (= Yohanes) membawa kakaknya, yaitu Yakobus.

Sesudah Yakobus dan Yohanes dipanggil oleh Yesus supaya meninggalkan bapak mereka dan jala mereka (Markus 1: 10-20), keduanya digelari βοανεργες – boanerges oleh Yesus. Artinya 'anak-anak guruh' (Markus 3:17), mungkin karena mereka orang Galilea yang penuh vitalitas dan ingin bersegera, kurang mengindahkan disiplin dan kadang-kadang salah arah (Lukas 9:49). Kegamblangan watak mereka nampak dalam ledakan perasaan mereka karena suatu desa di Samaria menolak Yesus (Lukas 9:54). Lagi pula, ambisi mereka nampaknya dirasuki oleh nalar yg tidak benar tentang citra Kerajaan Yesus. Dan keakuan yg mengambang ini disertai kesediaan untuk menderita demi Yesus tanpa pamrih, mencolok dalam permintaan mereka yg diajukan kepada Yesus (atas dorongan ibu mereka, Matius 20:20), supaya mereka diizinkan menduduki tempat yang khas terhormat, bila kelak Yesus duduk di takhta Kerajaan-Nya (Markus 10:27).

Selama pelayanan Yesus di bumi ini, Yohanes bersama saudaranya Yakobus dan Simon Petrus, tanpa semua rasul lainnya, disebut dalam tiga peristiwa penting, yakni pada peristiwa Yesus menghidupkan kembali anak Yairus (Markus 5:37), pada peristiwa Yesus dipermuliakan (Markus 9:2), dan di taman Getsemani (Markus 14:33), dan menurut Injil Lukas.

Petrus dan Yohanes-lah kedua murid yang disuruh Yesus mempersiapkan Perjamuan Paskah Terakhir (Lukas 22:8).

Nama Yohanes tidak disebut dalam Injil keempat (kendati anak-anak Zebedeus disinggung dalam Yohanes 21:2), tapi hampir pasti bahwa dialah 'murid yg dikasihi Yesus', yang bersandar dekat Yesus pada Perjamuan Paskah Terakhir (Yohanes 13:23). Kepada dialah Maria dipercayakan oleh Yesus menjelang ajal-Nya (Yohanes 19:26-27, lihat artikel di yusuf-maria-ayah-ibu-yesus-vt79.html#p603
, bagian : Perlambangan Maria sebagai Perempuan Mulia), dan dialah yg berlari bersama Petrus ke kuburan pada pagi hari pertama kebangkitan, dan yang pertama mengerti makna yang sedalam-dalamnya dari kain kafan yang terlipat rapi tanpa mayat di dalamnya (Yohanes 20:2, 8, lihat artikel di apakah-kain-kafan-turin-itu-asli-vt866.html#p2348 ). Dia hadir sewaktu Tuhan Yesus sesudah kebangkitanNya menampakkan diri kepada 7 orang murid-Nya di pantai danau Tiberias. Dalam peristiwa terakhir ini disebut bahwa Yohanes akan lanjut usianya (Yohanes 21:23, bandingkan dengan artikel di siapa-yang-tidak-akan-mati-dalam-matius-16-18-vt899.html#p2459 ). Mengenai Yohanes 21:24 sebagai bukti, bahwa Yohanes-lah penulis Injil ini, bisa ditafsirkan dengan bermacam cara.


b. Dalam Kisah Para Rasul

Menurut bagian pertama Kisah, rasul Yohanes dan rasul Petrus - yang tetap menjadi teman karib - menanggung derita akibat permusuhan orang Yahudi yang menentang gereja Kristen perdana (Kisah 4: 13; 5:33,40). Keduanya berani berbicara gamblang dan bertindak nyata-nyata, sehingga para penguasa Yahudi yang mengenal mereka hanyalah sebagai 'orang biasa yang tidak terpelajar' (Kisah 4: 13) keheranan. Nampaknya selama beberapa tahun Yohanes memegang pimpinan gereja Yerusalem. Atas nama para rasul dia dan Petrus menumpangkan tangan atas orang-orang Samaria yang sudah bertobat melalui penginjilan Filipus (Kisah 8: 14). Rasul Yohanes dapat disebut sebagai tokoh utama gereja Yerusalem sewaktu Paulus mengunjungi kota itu ± 14 thn sesudah Paulus bertobat (Galatia 2:9). Tidak kita ketahui kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem dan ke mana ia pergi. Dengan menganggap bahwa dialah pelihat Kitab Wahyu, maka besar kemungkinan ia di Efesus dari mana dia dibuang ke Patmos 'karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus' (Wahyu 1:9), kendati tanggal pembuangan ini tidak kita ketahui. Dalam bagian lain PB tidak ada lagi rujukan kepada Yohanes, namun ada yang mengatakan bahwa 'penatua' dalam 2 Yohanes 1; 3 Yah 1 maksudnya adalah rasul Yohanes.


c. Bukti dari Bapak-bapak Gereja

Ada sedikit acuan yang menyusul kemudian tapi nampaknya sukar dipercaya. Acuan itu berkata bahwa Yohanes mati martir pada usia dini, sewaktu kakaknya, Yakobus, dibunuh oleh Herodes (Kisah12:2). Penulis sejarah abad 9 bernama George Hamartolos, menerbitkan kembali suatu pernyataan yg terkandung dalam sejarah Filipus orang Side (± 450 M) - serpihan sejarah itu ditemukan oleh de Boor pada tahun 1,889. Serpihan itu berkata bahwa Papias, Uskup Hierapolis "Pada pertengahan abad 2, memastikan dalam kitab kedua dari tulisannya Expositions, bahwa kedua anak Zebedeus mati sadis sesuai nubuat Tuhan Yesus (Markus 10:39). Beberapa ahli memang menerima ini sebagai benar, tapi kebanyakan ahli menganggapnya tak dapat dipercaya. Mereka juga heran karena Eusebius sendiri tidak menyinggung bahwa Yohanes mati martir pada usia dini, apalagi Kis tidak menyebut apa-apa kalau memang kedua anak Zebedeus meninggal pada waktu yang kira-kira sama.

Dukungan untuk pernyataan Filipus orang Side ini memang bisa didapati pada suatu daftar para martir dari Siria, yg ditulis ± 400 M. Di situ yg terdaftar mati martir pada 27 Desember antara lain ialah: 'Yohanes dan Yakobus rasul di Yerusalem'. Juga suatu kalender gereja di Kartago bertarikh 505 M dengan tanggal yang sama berbunyi, 'Yohanes Pembaptis dan Yakobus sang rasul, yg dibunuh oleh Herodes'. Orang-orang yang menerima bukti ini mengemukakan pembelaan, bahwa karena Yohanes Pembaptis dicatat dalam kalender ini pada 24 Juni, maka catatan 27 Desember itu sebenarnya merujuk kepada 'Yohanes, sang rasul'.

Tapi sangat diragukan apakah daftar para martir dari Siria itu memuat tradisi kuno yang tak ada kaitannya dengan gereja berbahasa Yunani. Dan kendati kedua kakak beradik itu diperingati pada hari yg sama, itu tidaklah serta merta mengartikan bahwa keduanya diperingati sebagai martir, yang mati dibunuh pada waktu yg sama. Begitu juga singgungan tentang anak Zebedeus 'minum dari cawan' dan 'dibaptis dengan baptisan yang diterima Yesus', tidaklah harus mengartikan bahwa hidup keduanya akan berakhir secara sadis.

Melawan tradisi yang berat sebelah dan lemah ini, dikemukakan tradisi yg lebih meyakinkan yang tertuang dalam pernyataan Polikrates, uskup Efesus (190 M), bahwa Yohanes 'yang bersandar dekat kepada Yesus' (Yohanes 13 :23) sesudah menjadi 'saksi dan guru' (perhatikan urutan kata-kata itu), 'meninggal di Efesus'. Menurut Ireneus, Injil 'diterbitkan' oleh Yohanes, menelanjangi kesalahan bidat-bidat, menolak tinggal bersama-sama dalam rumah yang sama dengan Korintus, 'musuh dari kebenaran itu', dan dia lama di Efesus 'sampai zaman Trayanus', yg memerintah dari tahun 98-117. Jerome juga mengulangi tradisi bahwa Yohanes tinggal di Efesus sampai usia sangat tua. Dan menurut Jerome, bila Yohanes ditandu ke pertemuan orang Kristen, ia biasa mengulang-ulangi, 'Anak-anakku, saling mengasihilah kamu'.

Para penulis akhir abad 2 memastikan, bahwa Yohanes lama tinggal di Efesus dan mempunyai pengaruh yang besar. Tapi pernah dikemukakan sanggahan, jika hal itu benar, bukankah mengherankan tidak adanya sama sekali rujukan' pada Yohanes dalam sastra Kristen yg diterbitkan di Asia selama paroan pertama abad itu, khususnya dalam Surat-surat Ignatius dan Surat Polikarpus? Tapi, kendati kealpaan singgungan kepada Yohanes dalam sumber-sumber ini menjadi soal penting, itu hanya bisa menandakan bahwa 'nama baiknya dan pengaruhnya pada mulanya berbeda daripada akhir abad itu' (demikian V.H Stanton, The Gospels as Historical Documents I, hlm 236).

Di dalam tradisi yang lebih muda ia dipandang sebagai penulis kitab Wahyu dan surat-surat 1-3 Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis, bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus. Sastra tulisan apokrif yang beredar dengan nama Yohanes, memuat:
(a) Apokrif Yohanes, sebuah injil gnostik dari abad 2 dan fragmen-fragmen tentang percakapan Yohanes dengan Yesus.
(b) Akta Yohanes dari abad 4 tentang perjalanan dan muzizat rasul Yohanes.
(c) Tiga buah tulisan kecil dari abad 5 dan 6.
(d) Tiga buah Apokalips (kitab wahyu).

Dan tidaklah bijaksana untuk membuang tradisi yang di kemudian hari ternyata mempunyai dasar yang kokoh teguh. Kesimpulan Westcott ialah, 'Tidak ada kesaksian yang lebih baik dalam sejarah gereja perdana daripada tinggalnya dan bekerjanya Yohanes di Efesus.' Memang benar, Westcott menulis sebelum terkumpul bukti perihal kematian Yohanes pada usia dini sebagai martir. Tapi seperti sudah kita lihat, bukti itu belum memadai atau belum dapat diyakini untuk membatalkan pernyataan-pernyataan .tegas dari orang yg menduduki kursi keuskupan Efesus pada akhir abad itu, dan dari orang yg pada zaman yg sama berusaha meneliti tradisi-tradisi tempat-tempat keuskupan para rasul.

0 komentar:



Posting Komentar