THE NEW LIFE MINISTRY: Suatu pengajaran berdasarkan penafsiran spekulatif PENDAHULUAN: Paul C. Jong dari Korea Selatan, mengajarkan bahwa baptisan ad


THE NEW LIFE MINISTRY:
Suatu pengajaran berdasarkan penafsiran spekulatif

PENDAHULUAN:
Paul C. Jong dari Korea Selatan, mengajarkan bahwa baptisan adalah sesuatu hal yang sangat esensial bagi keselamatan. Akan tetapi pengajaran tersebut memiliki suatu kesalahan yang sangat mendasar:

BAPTISAN YESUS MENGHAPUSKAN DOSA DUNIA

Pengajaran tersebut dapat dilihat dalam http://www.bjnewlife.org/indonesian.html, dimana setidaknya terdapat tiga pengajaran pokok didalamnya:
1. Yohannes Pembaptis adalah (seperti) seorang Imam Besar
2. Pengajaran Mengenai dosa
3. Baptisan memiliki makna khusus

Berikut kita akan melihat kutipan dari pengajaran Paul C. Jong:*)
Quote:
“Orang yang percaya kepada Jahshua, dibaptiskan. Baptisan berarti; ‘dicuci, dikubur, dibenamkan, diserahkan.’ Ketika Jahshua dibaptiskan, kehendak Jahweh digenapkan. ‘Kebenaran’ adalah ‘dikaiosune’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘adil,’ dan juga berarti ‘paling tepat’ ‘paling layak.’
Dengan baptisanNya, Jahshua menjadi Juruselamat dengan cara yang paling tepat dan layak. Oleh karena itu, orang yang percaya kepada Jahshua menerima anugerah keselamatan dari Jahweh dengan percaya kepada baptisan dan SalibNya, air dan Roh.
Dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis adalah Imam Besar terakhir dari Perjanjian Lama. Mari kita melihat Matius 11:10-11. Alkitab berkata Yohanes Pembaptis merupakan wakil manusia. Dan sebagai Imam Besar dalam era Perjanjian Baru, dia menanggungkan segala dosa dunia kepada Jahshua; dengan demikian melaksanakan playanan Imam Besar dalam Perjanjian Lama.“

Quote:
“Yohanes Pembaptis membaptiskan orang-orang dan kemudian membaptiskan Jahshua. Kelompok yang pertama, adalah ‘baptisan pertobatan’ yang memanggil orang yang berdosa kembali kepada Tuhan. Banyak orang yang mendengar firman Tuhan melalui Yohanes membuang berhala mereka dan kembali kepada Tuhan.
Baptisan kedua adalah baptisan Jahshua, baptisan yang menanggungkan segala dosa dunia kepada Jahshua. Yohanes Pembaptis membaptiskan Jahshua untuk menggenapkan seluruh kedendak Jahweh. Jahshua dibaptis oleh Yohanes Pembaptis untuk menyelamatkan semua orang dari dosa-dosanya (Matius 3:15).
Mengapa Yohanes harus membaptiskan Jahshua? Untuk menghapuskan dosa-dosa di dunia, Tuhan harus membiarkan Yohanes menanggungkan segala dosa kepada Jahshua, sehingga orang-orang yang percaya Jahshua dapat diselamatkan.“

Quote:
“Yohanes Pembaptis merupakan wakil seluruh manusia dan Imam Besar seluruh manusia yang terakhir karena Perjanjian Lama berakhir ketika Jahshua Kristus dilahirkan. Selain Yohanes, siapa yang berhak menanggungkan semua dosa dunia kepada Jahshua dalam Perjanjian Baru sebagaimana Harun menyerahkan dosa-dosa orang dalam Perjanjian Lama? Sebagai Imam Besar terakhir dalam Perjanjian Lama dan sebagai wakil seluruh manusia, Yohanes Pembaptis saja yang berhak menanggungkan semua dosa kepada Jahshua dengan baptisan Jahshua.
Karena Yohanes menanggungkan semua dosa kepada Jahshua, kita dapat diselamatkan dengan percaya kepada Injil air dan Roh. Jahshua menjadi Anak Domba untuk menyelamatkan orang berdosa, dan menggenapkan karya keselamatan yang direncanakan Jahweh. Jahshua berkata bahwa Yohanes Pembaptis adalah nabi terahkir, Imam Besar terakhir yang menanggungkan segala dosa di dunia kepadaNya.”

Quote:
“Maka, ketika Jahshua dibaptis untuk menanggung segala dosa dunia, apakah semuanya sungguh-sungguh ditanggungkan kepadaNya? Ya, Semua dosa di dunia ditanggungkan kepada Jahshua dan semua orang diselamatkan. Hal itu sama dengan menanggungkan dosa-dosa ke dalam diri binatang korban dalam Perjanjian Lama. Jahshua datang ke dunia ini dan di sungai Yordan, Dia berkata, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Jahweh. Dan Yohanes pun menurutiNya” (Matius 3:15).”

Walaupun kutipan-kutipan diatas tidak merepresentasikan keseluruhan pengajaran Paul C.Jong, akan tetapi kita dapat melihat secara garis besar pengajarannya yang meliputi ke-3 point pokok pengajarannya diatas.

Berikut kita akan melihat pengajaran tersebut diatas dalam terang Firman Tuhan:

YOHANNES PEMBAPTIS:
Alkitab tidak pernah sekalipun menyatakan bahwa Yohannes Pembaptis merupakan seorang Imam Besar, meskipun dia berasal dari keturunan imam seperti yang dapat kita lihat didalam Lukas 1. Yohannes selalu dinyatakan sebagai pembuka jalan atau sebagai seorang nabi:

Joh 1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Kutipan diatas diambil dari nubuatan Yesaya dalam Yes 40:3 dimana konteks dari keseluruhan pemberitaan adalah berita kelepasan dimana Allah akan mengutus seorang pembebas, yaitu mesias, yang didahului dengan seorang pembuka jalan/ pewarta

Tuhan Yesus juga mengkonfirmasi Yohannes sebagai pembuka jalan:

Mat 11:10 Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Kutipan ayat diatas memiliki parallel PL dengan kitab Maleakhi:

Mal 3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.

Yohannes sendiri pun dalam pelayanannya bertindak sebagai seorang pembuka jalan, atau seorang pewarta, ataupun sebagai seorang Nabi. Yaitu orang yang menyuarakan suara Allah, yang dapat dilihat dalam kutipan Yoh 1:23 diatas.

Dengan melihat bahwa Yohannes pembaptis berfungsi pembuka jalan bagi kedatangan Kristus, dan Yohannes menyuarakan suara Allah, yaitu sebagai nabi. Maka keseluruhan pengajaran Paul C.Jong yang mendasarkan bahwa Yohannes Pembaptis adalah Imam Besar, hanyalah penafsiran yang bersifat spekulatif dan tidak memiliki dasar Alkitabiah-nya.

Dengan gugurnya konsep dari Paul C.Jong diatas, sebenarnya keseluruhan pengajarannya tidak dapat dipertanggung-jawabkan. Yohannes bukanlah Imam Besar yang menanggungkan dosa manusia kedalam diri Yesus Kristus pada saat pembaptisan-Nya.

BAPTISAN MEMILIKI MAKNA KHUSUS:
Makna khusus yang dimaksud disini, seperti yang diajarkan oleh Paul C.Jong adalah pengampunan dosa manusia adalah melalui baptisan Kristus. Dan dia juga menambahkan frase "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dengan alasan bahwa kehendak Allah yang dimaksud adalah penebusan dosa manusia sebagaimana telah dijanjikan dalam Kejadian 3.

Salah satu makna baptisan yang disampaikan dalam PB dapat dilihat dalam surat Roma:

Rom 6:3-5 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? [4] Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. [5] Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Dimana Paulus menyatakan dengan jelas bahwa baptisan memiliki makna persekutuan dalam kematian Kristus. Yaitu menjadi satu dalam kematian-Nya agar kita juga menjadi satu dalam kebangkitan-Nya (ay.5).

Secara eksplisit, dari kutipan diatas sudah dinyatakan bahwa kematian Kristus yang memberikan kebangkitan orang percaya. Dengan kata lain karya salib-lah yang menebus dosa manusia. Hal ini dikonfirmasi didalam Ibrani:

Heb 9:13-15 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, [14] betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. [15] Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Dan sekali lagi, Firman Tuhan menyatakan makna baptisan orang percaya & makna dari kematian Kristus di kayu salib.

KESIMPULAN:
Pengajaran Paul C.Jong didasarkan atas penafsiran yang bersifat spekulatif. Dia berusaha menggali makna dibalik suatu peristiwa (metode penafsiran tersebut dikenal sebagai penafsiran alegoris). Akan tetapi kesalahan terutama dari Paul C.Jong, bukanlah karena dia berdiri diatas penafsiran spekulatif tersebut, tetapi karena penafsiran spekulatifnya tersebut bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan, dan dia mengajarkannya kepada orang lain !
Pengajarannya sangat tidak dapat dipertanggung-jawabkan dan pada dasarnya bersifat kontradiktif dengan Firman Tuhan, meskipun dia berusaha untuk menyembunyikan pertentangan pengajarannya tersebut dengan serapi mungkin.

SOLI DEO GLORIA

Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.- Galatia 1:8

*) Seluruh kutipan diambil dari http://www.bjnewlife.org/indonesian.html

0 komentar:



Posting Komentar