Hikmat Allah vs Hikmat Manusia, 1 Korintus 1:18-31


Manusia sering mencemooh terhadap sesuatu yang sebenarnya ia belum mengerti. Manusia sering menganggap suatu kebodohan terhadap hal-hal yang sebenarnya ia belum pahami. Hal ini terjadi pula ketika manusia itu mendengar berita-berita tentang Yesus yang disalib. Karena ketidak mengertiannya, mereka menganggap berita ini bodoh. Itulah yang dimaksud dengan "Hikmat Manusia", Dalam perikop ini Paulus dalam khas tulisannya yang bergaya diatribe, menggunakan kata tuduhan yang dilontarkan orang-orang yang hanya berhikmat manusia, yaitu "bodoh/ kebodohan" dalam pembelaan Injil Salib yang ia beritakan.

Bahwa Allah menyatakan karyaNya melalui seorang Yahudi yang tersalib tentunya tampak sebagai suatu kebodohan bagi semua orang yang tidak mau menerima berita tersebut. Bagaimana mungkin Allah menyingkapkan diriNya dengan cara khusus eksklusif melalui seorang manusia Allah? Itulah yang dimaksud Paulus, pertanyaan dari mereka yang akan binasa (1 Korintus 1:18). Hanya kita yang diselamatkan-lah yang bisa mengerti bahwa berita salib bukanlah kebodohan melainkan hikmat yang paling agung.

Injil mengenai Salib mencapai puncaknya pada suatu ungkapan yang penuh kemenangan dalam sebuah paradoks yang agung, bahwa apa yang dianggap bodoh oleh manusia, dan klaim-klaim yang dilontarkan mereka bukan sebagai suatu kebenaran. Berita Injil membalikkan penilaian manusia itu, yakni : Apa yang sepintas tampak sebagai yang bodoh dari Allah, sementara Ia berbicara melalui Yesus Kristus yang tersalib dan melalui para rasul yang lemah dan menderita (lihat 1 Korintus 4:9), namun hal ini sebenarnya lebih bijaksana daripada semua hikmat manusia yang masih bekerja dengan hikmat dunia ini.

Apa yang lemah dari Allah masih lebih kuat daripada apa yang dianggap sebagai kekuatan manusia. Apa yang dianggap sebagai "kebodohan" dan "kelemahan" Allah, disingkapkan sebagai hikmat dan kekuatan sejati didalam kemampuannya menciptakan iman dan penyelamatan. Saya kutip ayat Perjanjian Lama, ternyata sungguh benar "pada Allahlah hikmat dan kekuatan".

Bahasan ini dibagi dalam 2 bagian sbb :


1. Pemberitaan Tentang Salib Adalah Kuasa Allah

* 1 Korintus 1:18-25
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:19 Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

Penjelasan :


1:18 LAI TB, Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
KJV, For the preaching of the cross is to them that perish foolishness; but unto us which are saved it is the power of God.
TR, ο λογος γαρ ο του σταυρου τοις μεν απολλυμενοις μωρια εστιν τοις δε σωζομενοις ημιν δυναμις θεου εστιν
Translit interlinear, ho logos {pemberitaan} gar {sebab} ho tou staurou {tentang salib} tois {bagi orang-orang yang} men apollumenois {sedang menuju kebinasaan} môria {kebodohan} estin {(itu) adalah} tois {orang2 yang} de {tetapi} sôzomenois {diselamatkan} hêmin {bagi kita} dunamis {kuasa} theou {Allah} estin {(itu) adalah}


Bagian ini mengandung sebuah tesis, sebuah kutipan dari Perjanjian Lama, dan maknanya di dalam terang sejarah. Salib, seperti ribuan salib lainnya yang digunakan oleh orang-orang Romawi untuk menghukum mati penjahat, dibuat dari kayu biasa, tetapi kenyataan bahwa benda itu membawa Kristus menjadikannya sebuah salib vang khusus untuk segala zaman. Setiap kali Paulus berbicara tentang salib. ia mengacu kepada suatu peristiwa khusus di dalam sejarah. Ini adalah peristiwa di mana Allah telah memberikan penafsiran-Nya sendiri melalui pemberitaan tentang salib, pemberitaan tentang Kristus yang tersalib (1 Korintus 1:23; 2:2). Setiap ibadah kafir mempunyai "kata-kata"-nya sendiri, mitosnya sendiri, yang melambangkan kebenaran tentang ibadah tersebut bagi para pengikutnya. Pada inti gereja Kristen dan ibadahnya tidak ada mitos, melainkan sebuah bagian dari sejarah yang diberitakan sebagai salah satu perbuatan Allah yang besar (1 Korintus 14:2; Kisah 2:11). Pusat iman Kristen bukanlah sebuah kisah apa saja tentang Yesus, entah yang diberitakan oleh-Nya ataupun tentang Dia. Ini adalah berita Allah sendiri, suatu imbauan tentang iman.

Bahwa Allah harus berbicara kepada manusia melalui seorang Yahudi yang tersalib tentunya tampak sebagai suatu kebodohan, kalau bukan kegilaan semata-mata, bagi semua orang yang tidak menerima berita tersebut. Bagaimana mungkin Allah menyingkapkan diri-Nya dalam suatu cara yang khusus dan eksklusif melalui seorang individu di dalam sejarah? Itulah, kata Paulus, pertanyaan dari mereka yang akan binasa. Hanya kita yang diselamatkan-lah yang mengerti bahwa berita salib bukanlah kebodohan yang paling hina melainkan hikmat yang paling agung. Hanya penghakiman terakhirlah yang akan memperlihatkan siapa yang telah binasa dan siapa yang telah diselamatkan (lihat Roma 2:12; 2 Tesalonika 2:10; Roma 10:9; 1 Tesalonika 5:9), tetapi bahkan di masa kini pemisahan telah terjadi antara mereka yang binasa dan yang diselamatkan, antara orang percaya dan orang yang tidak percaya (2 Korintus 215; 4::1). Perlawanan adalah tanda dari kehancuran di masa depan, sementara orang-orang percaya "diselamatkan dalam pengharapan" (Roma 8:24). Jadi, salib adalah batu penjuru dalam sejarah dunia - terutama sekali. dari seluruh sejarah pribadi.

Kontras yang tajam dalam ayat ini tidak menghasilkan suatu rangkaian ungkapan berlawanan yang lengkap; kata kita dalam ayat 1Bb bukanlah padanan untuk "kamu" dalam ayat 18a. Di sini Paulus membuat suatu pengakuan iman atas nama orang-orang percaya saja. Lalu, lawan kebodohan dalam bagian pertarna tentulah hikmat: namun sebaliknya, ia berbicara tentang kekuatan Allah, yang telah ia bicarakan dalam ayat sebelumnya. Bahwa ternyata. ada orang perewa adalah bukti tertinggi dari kebenaran ayat ini. Hal ini memberikan suatu pernyataan (seperti Roma 1:16-17) yang mencuat dalam seluruh surat ini.

* Roma 1:16,17
1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."


Lawan dari "kebodohan" adalah "hikmat", hikmat dari Allah adalah kekuatan Allah. Salib adalah sarana yang dipakai Allah untuk menyelamatkan manusia untuk dapat memasuki pintu persekutuan abadi dengan Kristus. Hanya penghakiman terakhir yang akan memperlihatkan siapa yang telah binasa dan siapa yang telah diselamatkan (Roma 2:12, 2 Tesalonika 2:10, Roma 10:9, 1 Tesalonika 5:9). Di masa kini pemisahan telah terjadi antara mereka yang binasa dan kita yang diselamatkan, diantara orang percaya dan orang yang tidak percaya (2 Korintus 2:15, 4:3 )

1:19 LAI TB, Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
KJV, For it is written, I will destroy the wisdom of the wise, and will bring to nothing the understanding of the prudent.
TR, γεγραπται γαρ απολω την σοφιαν των σοφων και την συνεσιν των συνετων αθετησω
Translit interlinear, gegraptai {tertulis} gar {sebab} apolô {Aku akan membinasakan} tên sophian {hikmat} tôn {orang2} sophôn {yg berhikmat} kai {dan} tên sunesin {kesanggupan mengerti} tôn {orang2} sunetôn {yg sanggup mengerti} athetêsô {Aku akan menanggalkan/ melenyapkan}


Ayat 19-20, Paulus mengutip Perjanjian Lama sebagai dukungan, yang isinya adalah peringatan dan kecaman dari Allah terhadap 'manusia berhikmat' di Yehuda yang mencari bantuan dari Mesir ketika terancam Sanherib (Yesaya 29:14, 19:12, 33:18 )

Yesaya 29:14 dikutip dari Perjanjian Lama terjemahan Yunani (Septuaginta) untuk membuktikan tesis ayat 18, namun ini bukanlah suatu kutipan yang persis. Barangkali kata membinasakan, atau mengacaukan. diambil dari Mazmur 33:10 dari Alkitab berbahasa Yunani. Melalui nabi-Nya. Allah telah lama berjanji untuk menghapuskan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak (kedua ungkapan ini, yang merupakan bagian dari sebuah paralel. mengungkapkan hal yang sama). Apa yang dulu telah dijanjikan Allah untuk dilakukan, kini telah la lakukan melalui salib Inilah jawaban negatif Allah, dan penghakiman Allah. terhadap semua penalaran manusia mandiri yang berusaha menemu kan Allah dan keselamatan melalui caranva sendiri. Penalaran itu sendiri tidak dibantah. Memang benar ada ormlg-orang yang sungguh bijak dan pandai di dalam Perjanjian Lama, tetapi itu karcna mereka mengenal Allah melalui penvataan diri-Nva sendiri. Hanya orimg bodoh ym1g mengatakan Allah tidak ada (Mazmur 14:1, 53:1). Paulus juga menggunakan penalarannva yang diberikan Allah untuk menyusun teologinya, tetapi penalarannya adalah untuk melayani penyataan.


1:20 LAI TB, Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
KJV, Where is the wise? where is the scribe? where is the disputer of this world? hath not God made foolish the wisdom of this world?
TR, που σοφος που γραμματευς που συζητητης του αιωνος τουτου ουχι εμωρανεν ο θεος την σοφιαν του κοσμου τουτου
Translit interlinear, pou {di manakah} sophos {orang2 yg berhikmat} pou {dimanakah} grammateus {ahli2 kitab} pou {di manakah} suzêtêtês {orang2 yg pandai berdebat} tou aiônos {dari dunia} toutou {ini} oukhi {bukankah} emôranen {telah menjadikan bodoh} ho theos {Allah} tên sophian {hikmat} tou kosmou {dunia} toutou {ini}


Paulus tidak menyangkal bahwa ada orang-orang yang bijaksana para ahli Taurat, dan pendebat. Makna dari ketiga rangkaian pertanyaannya ialah ini: Dari manakah mereka memperoleh semua hikmat mereka karena Allah telah membuktikan kesia-siaannva. ketidakmampuannya untuk menemukan kebenaran? Orang yang berhikmat, ahli Taurat, dan pembantah dapat menunjuk pada tiga fungsi dalam aliran-aliran para rahi Yahudi; mempelajari, mengajarkan. dan menafsirkan Taurat adalah hal-hal yang hakiki di dalam Yudaisme untuk mendapatkan pengetahuan tentang Allah. Tetapi yang dipikirkan Paulus bukanlah sekadar usaha-usaha orang Yahudi untuk memahami Allah dan kehendak-Nya. Dunia Yunani pun mempunyai orang-orang bijaksana yang suka membantah dan mendebat pertanyaan-pertanyaan filosofis dan keagamaan, seperti yang ditunjukkan oleh ayat 22.

Paulus menggemakan dari Yesaya dengan pertanyaan-pertanyaan yang umumnya serupa dengan penerapan: "Di manakah orang-orang bijaksanamu?" (Yesaya 19:12). dan "Di manakah para ahli Taurat?" (Yesaya 33:18 dalam Septuaginta). Setiap usaha untuk menemukan Allah. untuk memahami-Nya, tanpa penyataan-Nya di dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan yang disalibkan, dikutuk sebagai tidak lebih daripada hikmat dunia yang dijadikan oleh Allah sebagai kebodohan (Yesaya 44:25). Hikmat dunia adalah bagian dari dunia ini dengan dosa dan kebodohannya; ia bukanlah bagian dari zaman ycmg baru. dunia yang akan datang, yang telah dibukakan Allah bersarna Anak-Nya (Paulus memberikan petunjuk terhadap perbedaan antara kedua zaman ini juga di dalam Rmoma 12:2; 1 Korintus 2:6, 8; 3:18; 2 Korintus 4:4; Galatia 1:4; Efesus 1:21; 2:2, 7).

Melalui nabiNya, Allah menyatakan untuk menghapuskan "hikmat orang-orang berhikmat" dan "kearifan orang-orang bijak", yaitu manusia-manusia yang melakukan penalarannya sendiri dalam usahanya mencari Allah Dan keselamatan melalui caranya sendiri, menurut penalaran itu sendiri. Pada ayat ke 20, Paulus dengan gayanya yang khas menggunakan 'gaya diatribe' dimana ia menulis seolah-olah ia berdebat dengan seseorang. Paulus tidak menyangkal ada orang-orang bijaksana, para ahli Taurat ataupun filsuf Yunani. Tetapi setiap usahan untuk menemukan Allah, untuk memahamiNya, jika tanpa pernyataan-Nya didalam Yesus Kristus sebagai Tuhan yang disalibkan, tidak diperhitungkan Allah, hal tersebut tidak lebih daripada "hikmat dunia" yang dikatakan Allah sebagai kebodohan(Yesaya 44:25).

1:21 LAI TB, Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
KJV, For after that in the wisdom of God the world by wisdom knew not God, it pleased God by the foolishness of preaching to save them that believe.
TR, επειδη γαρ εν τη σοφια του θεου ουκ εγνω ο κοσμος δια της σοφιας τον θεον ευδοκησεν ο θεος δια της μωριας του κηρυγματος σωσαι τους πιστευοντας
Translit interlinear, epeidê gar {oleh karena} en {dengan} tê sophia {hikmat} tou theou {Allah} ouk {tidak} egnô {mengenal} ho kosmos {dunia} dia {dengan} tês sophias {hikmat-(nya)} ton theon {Allah} eudokêsen {berkenan} ho theos {Allah} dia {dengan} tês môrias {kebodohan} tou kêrugmatos {dari penyampaian khotbah} sôsai {untuk menyelamatkan} tous pisteuontas {orang2 percaya}

Salib berarti pembalikan nilai-nilai dan pemikiran manusia, yang membuktikan bahwa hikmat kita tidak lebih daripada sekadar kebodohan. Hikmat Allah bukan hanya pengetahuan-Nya yang sempurna, melainkan juga termasuk rencana-Nya yang sempurna bagi manusia, pimpinan-Nya bagi sejarah manusia. kehendak-Nya. Adalah rencana-Nya bahwa dunia tidak mengenal, dan tidak dapat mengenal Allah oleh hikmatnya sendiri. Tujuan-Nya bukanlah menghukum manusia ke dalam kekelaman kebodohan yang kekal, melainkan merintis jalan bagi tindakan penyataan puncak-Nya Allah kini telah menetapkan (berkenan) untuk menyatakan diri-Nya dalam cara yang luar biasa; melalui kebodohan pemberitaan Injil kami Sebuah hikmat yang tersembunyi, sebuah rencana rahasia, kini telah disempurnakan melalui salib. Sebuah peristiwa di dalam sejarah telah menyingkapkan apa yang tidak dapat disingkapkan atau ditemukan oleh penalaran manusia. Pemberitaan tentang peristiwa tersebut di dalam makna penyelamatannya harus tetap menjadi kebodohan bagi mereka yang menolak untuk mempercayainya. Seluruh sejarah terbuka bagi penafsiran: inilah kerugma (pemberitaan] tentang salib, penafsiran Allah sendiri, yang satu-satunya mempunyai kuasa untuk menyelamatkan mereka yang percaya. Kuasa untuk menyelamatkan itu pada saat yang sama adalah kuasa untuk menciptakan iman.

Hikmat Allah bukan hanya pengetahuanNya yang sempurna, melainkan juga termasuk rencanaNya yang sempurna. Adalah rencanaNya bahwa "dunia tidak mengenal hikmatNya" dengan hikmat manusia sendiri. TujuanNya bukanlah bukanlah menghukum manusia kedalam kekelaman 'kebodohan manusia', melainkan memberikan anugerah keselamatan dalam Injil Salib. Allah telah menetapkan menyatakan diriNya dalam cara yang luar biasa didalam diri Tuhan Yesus Kristus, melalui "kebodohan pemberitaan Injil" (Paulus memakai istilah dunia), ada hikmat yang tersembunyi, sebuah rencana yang agung yang disempurnakan melalui Salib, hal demikian akan sulit dinalar oleh hikmat manusia, namun Allah dengan kasihnya memberikan pernyataan hikmat yang oleh orang-orang yang tidak mengerti itu mengatakannya sebagai suatu 'kebodohan'.

Hikmat dunia adalah bagian dari dunia ini dengan dosa dan kebodohannya. Dengan kebodohannya mereka menolak janji dan berkat yang diberikan Allah didalam Yesus Kristus. Allah jelas memisahkan hikmat dariNya dan hikmat dunia (Roma 12:2; 1 Korintus 2:6,8; 1 Korintus 3:18)

1:22 LAI TB, Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
KJV, For the Jews require a sign, and the Greeks seek after wisdom:
TR, επειδη και ιουδαιοι σημειον αιτουσιν και ελληνες σοφιαν ζητουσιν
Translit interlinear, epeidê {sebab} kai {dan} ioudaioi {orang2 yahudi} sêmeion {tanda2 (ajaib)} aitousin {meminta} kai {dan} hellênes {orang helenis/ yunani} sophian {hikmat} zêtousin {mencari}


Mengapa berita salib harus menjadi kebodohan bagi mereka yang tidak beriman? Orang-orang Yahudi menghendaki tanda, suatu bukti tentang kuasa, sebuah teologi kemuliaan dan bukan teologi salib. Barangkali dalam benaknya, Paulus memikirkan orang-orang Yahudi yang datang kepada Yesus dengan permintaan akan tanda-tanda untuk membuktikan penyataan-penyataan-Nya, suatu permintaan yang membuktikan pikiran dan hati yang tertutup, ketimbang pencarian yang tulus akan kebenaran (lihat Matius 16:1; 12:38; Yohanes 4:48, lihat juga artikel 22-tidak-ada-tanda-vt1056.html#3356 ). Bagi orang Yahudi, seperti orang skeptik di zaman modern, gambaran tentang seorang Mesias yang menderita adalah sebuah batu sandungan. Orang Yahudi mengakui perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat di dalam sejarah di masa lampau, namun tidak dapat melihat perbuatan Allah yang terbesar ketika hal itu dilakukan di ujung hidung mereka sendiri. Tanpa iman, salib akan tetap menjadi nista dan kehinaan, dan bukan kemuliaan dan kebenaran ilahi.

Orang-orang Yunani mewakili mereka yang mencari hikmat dan kebenaran bukan di dalam tataran sejarah, melainkan di dalam ranah pemikiran murni semata. Sejarah seringkali dilihat oleh orang Yunani bukan hanya menyingkapkan bayang-bayang dari sebuah dunia yang riil, yang terbentang di luar sana; penalaran manusia harus menjangkau melalui ruang dan waktu ke dalam sehuah dunia dengan keberadaan yang murni. Itulah sebabnya agama-agama Yunani dan Helenistik hanya dapat mengungkapkan kebenaran di dalam bentuk mitos-mitos, bukan di dalam pengisahan kembali sejarah.

1:23 LAI TB, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
KJV, But we preach Christ crucified, unto the Jews a stumblingblock, and unto the Greeks foolishness;
TR, ημεις δε κηρυσσομεν χριστον εσταυρωμενον ιουδαιοις μεν σκανδαλον ελλησιν δε μωριαν
Translit Interlinear, hêmeis {kami} de {tetapi} kêrussomen {mengkotbahkah} khriston {Kristus} estaurômenon {(yang) disalibkan} ioudaiois {(bagi orang2) yahudi} men skandalon {hal-hal yang menyinggung perasaan} hellêsin {(bagi orang2) helenis/ yunani} de {dan} môrian {suatu kebodohan}


Berlawanan dengan semua ini, orang Kristen memberitakan Kristus yang disalibkan. Mereka memberitakan bahwa Allah telah bertindak di dalarn sejarah dalam mengirimkan Anak-Nya untuk mati pada kayu salib, sebuah lambang nista. Seperti dalam 1 Korintus 1:18 dan 2:2, rasul menyoroti salib sebagai suatu peristiwa khusus dalam sejarah sebagai batu sandungan. Silahkan lihat rujukan dari Perjanjian Lama berkenaan dengan 'mati tergantung pada kayu' :

* Ulangan 21:22
LAI TB, "Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang,
TL, Maka jikalau barang seorang telah berbuat dosa yang patut ia mati dibunuh, dan jika hukumnya kamu menggantungkan dia pada kayu,
KJV, And if a man have committed a sin worthy of death, and he be to be put to death, and thou hang him on a tree:
Hebrew,
וְכִי־יִהְיֶה בְאִישׁ חֵטְא מִשְׁפַּט־מָוֶת וְהוּמָת וְתָלִיתָ אֹתֹו עַל־עֵץ׃
Translit, VEKHI-YIHYEH VE'ISY KHET MISYPAT-MAVET VEHUMAT VETALITA 'OTO 'AL-'ETS

* Yosua 10:26
LAI TB, Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam
TL, Setelah itu diparang Yusak akan mereka itu serta dibunuhnya mereka itu dan digantungkannya pada lima batang tiang kayu, maka mereka itupun tinggal tergantung pada tiang itu sampai petang hari
KJV, And afterward Joshua smote them, and slew them, and hanged them on five trees: and they were hanging upon the trees until the evening.
Hebrew,
וַיַּכֵּם יְהֹושֻׁעַ אַחֲרֵי־כֵן וַיְמִיתֵם וַיִּתְלֵם עַל חֲמִשָּׁה עֵצִים וַיִּהְיוּ תְּלוּיִם עַל־הָעֵצִים עַד־הָעָרֶב׃
Translit, VAYAKEM YEHOSYUA AKHAREI-KHEN VAYEMITEM VAYITLEM 'AL KHAMISYA 'ETSIM VAYIHYU TELUYIM 'AL-HA'ETSIM 'AD-HA'AREV


Kematian dengan cara digantung itu di sebuah tiang kayu עץ - 'ETS, Ibrani adalah lambang suatu kutuk. Penulis Kitab Kisah Para Rasul (Lukas) mencatat perkataan Petrus dalam Kisah 5:30, untuk menjelaskan lagi bahwa orang yang mati dengan cara digantung adalah dikutuk oleh Allah (bandingkan dengan Kisah 10:39, Galatia 3:13).

Kembali pada 1 Korintus 1:23: Makna yang tepat dari kata kerja pasif disalibkan menggarisbawahi maksud ini: Allah telah membiarkan Kristus disalibkan: Salib bukanlah suatu peristiwa kebetulan, suatu kegagalan dari terlaksananya keadilan, suatu tragedi manusia, melainkan klimaks dari suatu rencana ilahi. Ini pun merupakan makna dari Roma 4:25: "(Ia) yang telah diserahkan karena pelanggaran kita". Iman tahu bahwa ia akan "dibangkitkan karena pembenaran kita", bahwa makna salib dapat dilihat hanya di dalam terang kebangkitan. Tanpa iman, Kristus yang tersalib akan tetap menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi; seorang Mesias yang tersalib sungguh tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kematian yang memalukan untuk satu orang di dalam sejarah memiliki berita yang mutlak dan final bagi segala zaman dan semua orang'? Injil tentunya akan tetap menjadi suatu kebodohan bagi orang-orang bukan Yahudi, bagi semua orang yang ingin menemukan kebenaran di dalam celah-celah pikiran mereka sendiri.

Makna Salib hanya dapat dilihat didalam terang kebangkitan. Tanpa iman, Kristus yang tersalib akan tetap menjadi "batu sandungan" bagi orang-orang Yahudi; sebab menurut nalar Yahudi, seorang Mesias yang mati tersalib sungguh tidak masuk akal. Bagaimanakah mungkin kematian yang 'memalukan' untuk satu orang dalam sejarah memiliki berita mutlak/ final tentang suatu keselamatan?

Dilain pihak, kita temukan hal yang sama, bahwa berita Salib adalah "suatu kebodohan" dimata orang-orang Yunani (non-Yahudi). Bandingkan pula dengan "hukuman salib" pada masa itu, dimana hukuman mati cara salib itu diperuntukkan bagi para penjahat, pengkianat dalam masa pemerintahan Romawi di seluruh daerah jajahannya.

Harus dicatat bahwa Paulus bukanlah semata-mata berdebat melawan filsafat Yunani pada umumnya. Ia pun tidak mengatakan bahwa orang Yahudi tidak mempunyai pengenalan akan Allah. Ia berdebat bahwa tidak ada pengetahuan yang final tentang Allah, tidak ada hikmat-iman sejati, kecuali bila kita memandang pada salib dan melihat maknanya. Jelaslah orang Yahudi, khususnya, vang melihat Kristus yang disalibkan sebagai batu sandungan (lihat. Roma 9:33; Galatia 5:11; 1 Petrus 2:8), tetapi bagi semua yang tidak mengenakan kacamata iman, pemberitaan tentang Allah yang tergantung pada kayu salib tentunya tetap menjadi kebodohan.

1:24 LAI TB, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
KJV, But unto them which are called, both Jews and Greeks, Christ the power of God, and the wisdom of God.
TR, αυτοις δε τοις κλητοις ιουδαιοις τε και ελλησιν χριστον θεου δυναμιν και θεου σοφιαν
Translit interlinear, autois {bagi mereka} de {tetapi} tois klêtois {orang2 yg dipanggil} ioudaiois {orang yahudi} te {maupun} kai {juga} hellêsin {orang2 yunani} khriston {Kristus} theou {Allah} dunamin {(adalah) kuasa} kai {dan} theou {Allah} sophian {hikmat}

Iman diberikan kepada mereka yang dipanggil (1 Korintus 1:2); ia diberikan oleh kuasa Roh di dalam pemberitaan salib Kristus yang sesungguhnya (1 Korintus 2:1-5). Ini adalah karunia yang terbuka bagi semua orang, entah mereka orang Yahudi yang telah mengenal Allah dari Perjanjian Lama, atau orang Yunani – artinya segala bangsa yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan tentang Allah. Hanya imanlah yang dapat melihat Kristus sebagai hikmat Allah. Kuasa dan hikmat Allah telah berhenti sebagai sifat-sifat abstrak; mereka telah melanda masuk ke dalam sejarah di dalam pribadi seorang laki-laki, di dalam kematianNya dan bekerja di dalam pemberitaan peristiwa tersebut.

1:25 LAI TB, Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
KJV, Because the foolishness of God is wiser than men; and the weakness of God is stronger than men.
TR, οτι το μωρον του θεου σοφωτερον των ανθρωπων εστιν και το ασθενες του θεου ισχυροτερον των ανθρωπων εστιν
Translit interlinear, hoti {sebab} to môron {yang bodoh} tou theou {dari Allah} sophôteron {yg lebih berhikmat} tôn anthrôpôn {daripada manusia2} estin {adalah} kai {dan} to asthenes {yg lemah} tou theou {dari Allah} iskhuroteron {lebih kuat} tôn anthrôpôn {daripada manusia2} estin {adalah}


Theologi Paulus tentang salib mencapai puncaknya pada suatu ungkapan penuh kemenangan dalam sebuah paradoks yang agung. Bahwa Injil membalikkan penilaian manusia. Apa yang sepintas tampak sebagai yang bodoh dari Allah, sementara Ia berbicara melalui Yesus yang tersalib dan melalui para rasul yang lemah dan menderita (1 Korintus 4:9), masih lebih bijaksana daripada semua hikmat manusia yang masih bekerja dengan hikmat dunia ini. Apa yang lemah dari Allah masih lebih kuat dari pada apa yang dianggap sebagai kebodohan dan kelemahan Allah disingkapkan sebagai hikmat dan kekuatans ejati di dalam kemampuannya untuk menciptakan iman dan menyelamatkan. Sebuah kutipan dari Perjanjian Lama ternyata sungguh benar :

* Ayub 12:13
Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.


Ayat 24-25, Apa yang sepintas tampaknya "bodoh", dan apa yang dianggap "kebodohan" oleh dunia yang tidak mengenalNya. Allah yang tampaknya lemah, membiarkan AnakNya disalib, sebenarnya adalah kekuatan yang lebih kuat, lebih efektif dibandingkan dengan segala usaha manusia.

* 2 Korintus 13:4
Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah.


Di dalam Salib, mempunyai kekuatan hikmat dan kuasa Allah yang sejati. Ini adalah karunia yang terbuka bagi orang Yahudi maupun non-Yahudi, artinya semua orang dari latar belakang kebangsaan apapun dapat terpanggil dalam iman kepada Yesus Kristus. Iman diberikan kepada mereka yang dipanggil. Sebab, hanya melalui imanlah seseorang dapat melihat Kristus yang disalib didalam perspektif yang sebenarnya, sebagai suatu pembuktian besar tentang kasih Allah dalam karya penyelamatan. Itulah kuasa dan hikmat Allah yang hanya dapat dimengerti manusia didalam iman. Amin!

2. Para Pembaca Sebagai Bukti Kuasa Allah


* 1 Korintus 1:26-31
1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
1:29 supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
1:31 Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."



Penjelasan :

1:26 LAI TB, Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
KJV, For ye see your calling, brethren, how that not many wise men after the flesh, not many mighty, not many noble, are called:
TR, βλεπετε γαρ την κλησιν υμων αδελφοι οτι ου πολλοι σοφοι κατα σαρκα ου πολλοι δυνατοι ου πολλοι ευγενεις
Translit interlinear, blepete {ingatlah} gar {sebab} tên klêsin {ketika dipanggil} humôn {kalian} adelphoi {hai saudara2} hoti {bahwa} ou {tidak} polloi {banyak} sophoi {orang2 yg berhikmat/ orang2 bijak} kata {menurut} sarka {(ukuran) daging/ manusia} ou {tidak} polloi {banyak} dunatoi {yang berkuasa} ou {tidak} polloi {banyak orang} eugeneis {yg terpandang}

Apa yang benar dari pemberitaan tentang salib - artinya, bahwa ia tidak sesuai dcngan pemikiran manusia tentang bagaimana seharusnya Allah bertindak dan berbicara - juga berlaku bagi cara bagaimana Allah memilih suatu bangsa, Adalah kasih karunia yang membuat Allah memilih Israel sebagai umat-Nya yang khusus (Ulangan 7:6-8),dan hal yang sama pun berlaku bagi orang-orang Kristen di Korintus, Bahwa di sana ternyata ada sebuah jemaat yang sesungguhnya karena panggilan Allah (1 Korintus 1:2), bukan karena kecakapan, perencanaan, ataupun keputusan manusia. Ketika mereka dipanggil ke dalam iman, menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, sedikit saja orang berpengaruh, ataupun orang yang terpandang. Ada bukti bahwa Injil mempunyai daya tarik khusus di antara kaum perempuan, para budak, dan dan orang-orang yang berasal dari golongan ekonomi lemah di masa Perjanjian Baru, Surat ini menyebut tentang para budak (1 Korintus 7:20-23), kaum perempuan (11:5-16), dan mereka yang miskin (11 :22), dan jumlah mereka mungkin mayoritas: tetapi statistik persisnya tidaklah penting bagi argumen Rasul. Ia menekankan bahwa IQ tinggi, kekayaan dan gengsi sosial tidaklah membuat Allah terkesan ataupun mempengaruhi pemilihan-Nya atas orang-orang kudus. Karena:

"Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa" (Lukas 1:52-53).

1:27 LAI TB, Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
KJV, But God hath chosen the foolish things of the world to confound the wise; and God hath chosen the weak things of the world to confound the things which are mighty;
TR, αλλα τα μωρα του κοσμου εξελεξατο ο θεος ινα τους σοφους καταισχυνη και τα ασθενη του κοσμου εξελεξατο ο θεος ινα καταισχυνη τα ισχυρα
Translit interlinear, alla {tetapi} ta môra {apa yg bodoh} tou kosmou {bagi dunia} exelexato {dopilih} ho theos {Allah} hina {supaya} tous sophous {dari hikmat2} kataiskhunê {Ia mempermalukan} kai {juga} ta asthenê {apa yg lemah} tou kosmou {bagi dunia} exelexato {dipilih} ho theos {Allah} hina {supaya} kataiskhunê {Ia mempermalukan} ta iskhura {apa yg kuat}

1:28 LAI TB, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
KJV, And base things of the world, and things which are despised, hath God chosen, yea, and things which are not, to bring to nought things that are:
TR, και τα αγενη του κοσμου και τα εξουθενημενα εξελεξατο ο θεος και τα μη οντα ινα τα οντα καταργηση
Translit interlinear, kai {dan} ta agenê {apa yg rendah/ apa yg diabaikan} tou kosmou {oleh dunia} kai {juga} ta exouthenêmena {apa yg dihina} exelexato {dipilih} ho theos {Allah} kai {dan} ta {apa yg} mê {tidak} onta {berarti (dipilih)} hina {supaya} ta onta {apa yg berarti} katargêsê {Ia meniadakan}

Yesus memanggil mereka yang ditolak, yang miskin, dan orang-orang berdosa, mereka yang dianggap bodoh dan lemah. Pemilihan ilahi masih bekerja dalam cara itu. Ia tidak dipengaruhi oleh kriteria manusia tentang kebesaran, tidak dapat diramalkan menurut logika manusia. Kasih karunia sajalah yang menentukan. Tiga kali Paulus menggunakan ungkapan dipilih Allah. Panggilan Injil adalah cara Allah memalukan mereka yang menganggap diri mereka berhikmat dan kuat. Mereka mungkin saja berada di dalam dunia, tetapi hikmat dan kekuatan manusia tidak berarti di mata Allah. Allah memilih mereka yang tidak terpandang dan yang hina, untuk menunjukkan kuasa kasih karunia yang kreatif. Orang-orang Kristen di Korintus mungkin telah dianggap orang-orang yang tidak berarti (apa yang tidak berarti) oleh orang-orang sekata itu yang menganggap diri mereka penting (apa yang berarti). Tetapi dengan memilih yang lemah dan yemg rendah, Allah telah bermaksud untuk meniadakan kesombongan manusia. Dia yang pertama-tama menciptakan seluruh alam ini dari yang tiada masih "menghidupkan orang mati dan ... menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada" (Roma 4:17).

1:29 LAI TB, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
KJV, That no flesh should glory in his presence.
TR, οπως μη καυχησηται πασα σαρξ ενωπιον αυτου
Translit interlinear, hopôs {supaya} mê {jangan} kaukhêsêtai {menyombongkan diri} pasa {semua} sarx {daging (manusia)} enôpion {di hadapan} autou {-Nya}

Jadi, jangan ada seorang manusiapun yang kini boleh memegahkan diri di hadapan Allah, entah karena karunia-karunia intelektualnya, kekayaannya, ataupun karena asal-usul keturunannya. Allah tidak memandang tinggi manusia, baik karena gelarnya, rekening banknya, atau surat kelahirannya. Perjuangan-Nya melawan hikmat dunia, pada akhirnya, adalah peperangan melawan segala kebanggaan akan kecukupan dan kebenaran diri di dalam dunia.


1:30 LAI TB, Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
KJV, But of him are ye in Christ Jesus, who of God is made unto us wisdom, and righteousness, and sanctification, and redemption:
TR, 1:30 εξ αυτου δε υμεις εστε εν χριστω ιησου ος εγενηθη ημιν σοφια απο θεου δικαιοσυνη τε και αγιασμος και απολυτρωσις
Translit interlinear, ex {karena} autou {Dia} de {tetapi} humeis {kalian} este {berada} en {dalam} khristô {Kristus} iêsou {Yesus} hos {yang} egenêthê {tekah menjadi} hêmin {bagi kita} sophia {hikmat} apo {dari} theou {Allah} dikaiosunê {kebenaran} te {dan} kai hagiasmos {kekudusan} kai {dan} apolutrôsis {penebusan}

Allah adalah sumber kehidupan (oleh Dia), dan orang-orang percaya tahu bahwa mereka hidup oleh pemberian-Nya yang dengan murah hati disampaikan kepada mereka dalam Kristus Yesus. Inilah kebenaran yang diungkapkan dalam kata-kata I.uther menjelang kematiannya, "Kita adalah pengemis; itulah kebenarannya." Orang-orang pilihan Allah hanya dapat membanggakan kasih karunia ilahi yang diungkapkan di dalam seorang Juruselamat yang tersalib (Galatia 6:14). Allah telah membuat mereka yang bukan apa-apa menjadi apa-apa karena pertama-tama Kristus oleh Allah, telah menjadi segala-galanya bagi mereka. Mereka adalah ciptaan-ciptaan baru di dalarn Kristus (2 Korintus 5:17), yang semuanya adalah karunia-karunia yang baik dari Allah yang terbungkus di dalam satu pribadi. Sebagai penyataan sempurna dari rencana keselamatan Bapa, Ia adalah hikmat bagi kita. Hanya iman di dalam Kristuslah yang dapat memberikan orang "hikmat ... dan menuntun ... kepada keselamatan" (2 Timotius 3:15).

Kristus yang tersalib adalah keselamatan itu sendiri. Pemikiran ini diungkapkan oleh Paulus dalam tiga cara:

(1) Melalui diri-Nya Ia membenarkan kita sebagai karunia Allah yang cuma-cuma, yang diterima di dalam iman. Ia memikul dosa-dosa kita sehingga kita dapat menerima kebenaran-Nya (2 Korintus 5:21). Allah menyatakan kita benar melalui karya Anak-Nya, tanpa karya ataupun kelayakan pada pihak kita. Jadi, di hadapan Allah tidak mungkin ada kebanggaan manusia (lih. argumen yang lengkap di dalam Roma 3:21-31, khususnya ayat 27).

(2) Melalui Dia, Allah menguduskan kita dalam dua pengertian. Di dalam dan melalui Kristuslah orang-orang Kristen "dipanggil menjadi orang-orang kudus" dan dibasuh bersih dari dosanya (1 Korintus 1:2; 6:11). Selain itu, pertumbuhan lebih jauh di dalam kekudusan hanya dapat terjadi setelah dihancurkannya semua klaim manusia atas kebaikan dirinya, hanya apabila orang-orang kudus itu hidup di dalam kehidupan baru di dalam Kristus Yesus.

(3) Melalui Dia, Allah menebus kita (Roma 3:24; Efesus 1:7; 4:30; Kolose 1:14). Istilah ini mengingatkan kita akan gambaran di pasar budak; seorang tuan membayar harga dari seorang budak untuk membebaskannya. Melalui kematian Kristus orang-orang berdosa telah dibebaskan dari perbudakan dosa (1 Korintus 6:20; 7:23).
1:31 LAI TB, Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
KJV, That, according as it is written, He that glorieth, let him glory in the Lord.
TR, ινα καθως γεγραπται ο καυχωμενος εν κυριω καυχασθω
Translit interlinear, hina {supaya} kathôs {seperti} gegraptai {tertulis} ho kaukhômenos {orang yg merasa bangga} en {di dalam} kuriô {Tuhan} kaukhasthô {hendaklah ia merasa bangga}

Allah telah melakukan segala sesuatu; Ia telah memanggil (ayat 26), ia telah memilih (ayat 27, 28), dan Ia adalah sumber kehidupan (ayat 3o). Jadi, kesimpulannya jelas: Orang-orang Korintus berutang kepada kasih karunia ilahi atas apa yang telah terjadi atas diri mereka.

* Yeremia 9:23, 24
9:23 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."


Karena itu, pelajaran dari Yeremia 9:23, 24 mendapatkan sebuah makna baru di dalam terang salib: yang bijak, yang kuat, dan yang kaya deui dunia ini tidak boleh memuliakan hikmat, kekuatan, dan kekayaan mereka. "Barangsiapa yarlg bermegah, hendaklah ia bermegah di dalarn Tuhan" (ayat yang sama digunakan dalam 2 Korintus 10:17). Kasih karunia meniadakan semua kebanggaan manusia. Pembanggaan diri Paulus dalarn 2 Korintus 11 dan 12 tidak menyangkal aturan ini, karena itu adalah bagian dari sebuah argumen "kebodohan" yang dipaksakan kepadanya oleh lawan-lawannya. Bahkan di situ pun ia membanggakan kelemahan manusiawinya dibandingkan dengan kemuliaan dalam kekuatan Allah (1 Korintus 11:30; 125, 9,10).


Akhir dari Hikmat Manusia, 1 Korintus 3:18-23


* 1 Korintus 3:18-23
3:18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
3:20 Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
3:21 Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.



Penjelasan :


3:18 LAI TB, Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
KJV, Let no man deceive himself. If any man among you seemeth to be wise in this world, let him become a fool, that he may be wise.
TR, μηδεις εαυτον εξαπατατω ει τις δοκει σοφος ειναι εν υμιν εν τω αιωνι τουτω μωρος γενεσθω ινα γενηται σοφος
Translit interlinear, mêdeis {jangan ada satu pun} heauton {dirinya sendiri} exapatatô {menipu} ei {jika} tis {ada orang} dokei {menyangka dirinya (kelihatannya)} sophos {yg berhikmat} einai {adalah} en {di antara} humin {kalian} en {di} tô aiôni {dunia} toutô {ini} môros {bodoh} genesthô {niarlah ia menjadi} hina {supaya} genêtai {ia menjadi} sophos {yang berhikmat}

3:19 LAI TB, Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
KJV, For the wisdom of this world is foolishness with God. For it is written, He taketh the wise in their own craftiness.
TR, η γαρ σοφια του κοσμου τουτου μωρια παρα τω θεω εστιν γεγραπται γαρ ο δρασσομενος τους σοφους εν τη πανουργια αυτων
Translit interlinear, hê gar {karena} sophia {hikmat} tou kosmou {dunia} toutou {ini} môria {kebodohan} para {di depan} tô theô {Allah} estin {adalah} gegraptai {tertulis} gar {sebab} ho {(Ia) yang} drassomenos {menangkap} tous {orang2} sophous {yg berhikmat} en {dalam} tê panourgia {kecerdikan} autôn {mereka}

Dalam bagian yang singkat ini Paulus menyatakan kembali argumennya tentang hikmat menurut dunia melawan hikmat dari dunia ini (dimulai pada 1 Korintus 1:18), dan mernpertautkannya dengan masalah perpecahan antar kelompok yang diumumkannya dalam 1 Korintus 1:12 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri adalah sebuah panggilan yang menggaris-bawahi parahnya persoalan yang akan diungkapkannya. Pembicaraan manis dari orang lain dapat menyesatkan (2 Tesalonika 2:2, 3; Roma 16:18; Efesus 5:6); tetapi penipuan diri sendiri sama berbahayanya bagi siapapun yang menganggap dirinya berhikmat menurut dunia ini, artinya, menurut kriteria dunia. Kita diingatkan oleh Galatia 6:3: "Kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri." Bila orang seperti itu benar-benar berharap menjadi berhikmat, ia haruslah pertama-tama menjadi bodoh bagi Kristus dengan menerima "kebodohan" Injil (1 Korintus 1:21). Sementara hikmat Allah mungkin tampaknya kebodohan bagi mereka yang berpikir semata-mata dalam pengertian manusia (tanpa Roh Kudus, 1 Korintus 1:18-23), bagi Allah justru sebaliknya: hikmat dunia ini adalah kebodohan. Kepada mereka yang "berhikmat dalam kecerdikannya" Allah mengatakan: "Celakalah!" (Yesaya 5:21).

Seperti dalam 1 Korintus 1:19 dan 2:9, Kitab Suci dikutip untuk memperkuat suatu pemikiran: di sini, keterbatasan yang tanpa pengharapan dan kesia-siaan yang mutlak dari pemikiran yang melulu manusiawi. Paulus tampaknya menciptakan versi nya sendiri secara bebas dari Ayub 5:13: "Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri, sehingga rancangan orang yang berbelit-belit digagalkan."

Paulus melihat kebenaran dari pernyataan ini yang ditunjukkan pada salib dan di dalam pemberitaan tentang salib. Allah telah membuktikan bahwa kecakapan manusia harus diturunkan menjadi rancangan-rancangan hampa, yang menjadi jebakan buatan manusia sendiri.


3:20 LAI TB, Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
KJV, And again, The Lord knoweth the thoughts of the wise, that they are vain.
TR, και παλιν κυριος γινωσκει τους διαλογισμους των σοφων οτι εισιν ματαιοι
Translit interlinear, kai {dan} palin {selanjutnya} kurios {Tuhan} ginôskei {mengetahui} tous dialogismous {pikiran2} tôn sophôn {orang2 yang berhikmat} hoti {bahwa} eisin {(mereka) adalah} mataioi {sia2}

Dalam Kitab Suci Ibrani, teks kedua yang dikutip (Mazmur 94:11) berbunyi: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."

Paulus mengutip sebuah versi yang sedikit berbeda, yang didasarkan pada teks Yunani, dengan sedikit perubahan: Allah mengetahui bahwa pemikiran orang berhikmat adalah sia-sia belaka. Dengan demikian ia mengadaptasi teks itu untuk argumennya.


3:21 LAI TB, Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu:
KJV, Therefore let no man glory in men. For all things are your's;
TR, ωστε μηδεις καυχασθω εν ανθρωποις παντα γαρ υμων εστιν
Translit interlinear, hôste {karena itu} mêdeis {janganlah satu pun} kaukhasthô {menyombongkan diri} en anthrôpois {atas manusia2} panta {segala (sesuatu)} gar {sebab} humôn {milik kalian} estin {adalah}

Karena pemikiran manusia yang tidak diterangi oleh Roh, hidup-nya akan sia-sia. Pesannya jelas: Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia. Tak seorang pun di Korintus yang boleh "menyombongkan diri" terhadap orang lain (1 Korintus 4:6). Tak seorang pun boleh mengadu-domba Paulus melawan Apolos, atau sebaliknya. Kelirulah bila kita menganggap bahwa kekuatan Injil dan hikmatnya itu diletakkan dalam diri manusia. Paulus tidak mengulangi perintahnya yang pertama untuk memegahkan diri karena Tuhan, bukan karena manusia (1:31); ia pun tidak semata-mata memerintahkan para pembacanya untuk membuang slogan-slogan kelompok mereka (3:4). la tidak memberikan hukum; ia menerapkan Injil, sambil mengambil kebenaran daripadanya: Semuanya kamu punya. Roma 8:32 memperlihatkan apa yang dimaksudkannya: Allah telah memberikan kepada kita segala sesuatu di dalam Kristus. Orang-orang Korintus bukanlah milik manusia manapun, bukan pula seorang pengkhotbah atau misionaris terkenal. Sebaliknya, di dalam Kristus mereka memiliki segala sesuatu, bahkan Paulus, Apolos, maupun Kefas.


3:22 LAI TB, baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
KJV, Whether Paul, or Apollos, or Cephas, or the world, or life, or death, or things present, or things to come; all are your's;
TR, ειτε παυλος ειτε απολλως ειτε κηφας ειτε κοσμος ειτε ζωη ειτε θανατος ειτε ενεστωτα ειτε μελλοντα παντα υμων εστιν
Translit interlinear, eite {baik} paulos {paulus} eite {ataupun} apollôs {apolos} eite {ataupun} kêphas {kefas (petrus)} eite {maupun} kosmos {dunia} eite {maupun} zôê {hidup} eite {maupun} thanatos {mati} eite {maupun} enestôta {(hal2 yg) telah datang} eite {maupun} mellonta {(hal2 yg) akan datang} panta {segala (sesuatu)} humôn {milik kalian} estin {adalah}

3:23 LAI TB, Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.
KJV, And ye are Christ's; and Christ is God's.
TR, υμεις δε χριστου χριστος δε θεου
Translit interlinear, humeis {kalian} de {tetapi} khristou {milik Kristus} khristos {Kristus} de {dan} theou {milik Allah}

Seperti dalam Roma 8:38. Paulus menambahkan dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang sebagai milik orang-orang percava, dalam pengertian bahwa mereka semua adalah kuasa yang tidak dapat lagi memisahkan mereka dari kasih Allah di dalam Kristus Yesus. Segala sesuatu diletakkan di bawah orang Kristen karena mereka adalah milik Kristus Ia adalah Tuhan yang telah membeli mereka dcngan harga nyawa-Nya sendiri (1 Korintus 6:20: 7:23). Dan karena Kristus adalah milik Allah, mereka adalah juga milik Allah sendiri. Mereka yang berbangga bahwa mereka adalah milik seorang manusia. Bahkan kalaupun secara tidak sadar dan secara tidak sengaja, menyangkali ketuhanan Allah dan kedaulatan-Nya

Catatan:
Para filsuf moral pada zaman Paulus, kaum Stoa dan Sinik juga dapat menyebut diri mereka sebagai tuan-tuan dan raja-raja yang bebas atas semua orang. tidak tunduk kepada siapapun. Mereka membuat klaim ini karena mereka telah meletakkan keinginan-keingingan dan nafsu mereka pada kekuasaan cahaya batin dan penalaran ilahi yang tinggal di dalam diri mereka. Ada kemungkinan bahwa Paulus mempunyai klaim-klaim seperti itu di dalam benaknva ketika ia berbicara tentang orang-orang Kristen sebagai tuan atas segala sesuatu. Tetapi ada suatu perbedaan yang menentukan. Bukan-nva penalaran Yang berkuasa, cahaya ilahi yang diam di dalam manusia itu sendiri yang menjadi kekuatan yang memhuatnya bebas dari nafsunya: Roh Kuduslah sebagai suatu kekuatan dari luar yang harus masuk untuk tinggal di dalam dia untuk meniadikannya seorang anak Allah yang merdeka (1 Korintus 3:16; Roma 8:1-17) Penalaran yang alamiah adalah bagian dari "hikmat dunia"; di pihak lain. Roh tidak mengajarkan hal-hal yang diperoleh dan penalaran manusia, melainkan hikmat Allah vang disingkapkan di dalam Kristus sebagai Tuhan yang disalibkan. Akhirnva, karena Injil dapat diterima hanya di dalam iman melalui kuasa Roh (1 Korintus 1:21; 2:4-5), kehidupan baru yang merdeka dan kedudukan sebagai tuan atas segala sesuatu adalah sesuatu vang dapat diklaim hanya di dalam iman. Inilah yang telah dilupakan oleh orang-orang Korintus dengan klaim-klaim kesempurnaan mereka (lihat 1 Korintus 4:8)



Blessings,
BP
February 2, 2010


Sumber :
VC Pfitzner, Ulasan atas Korintus, Kesatuan dalam Kepelbagaian, BPK Gunung Mulia, 2002, hlm 57-60.



0 komentar:



Posting Komentar