Dasar-dasar Toronto Blessing dan tanggapannya (Pdt. Budi Asali M.Div.)


Dasar-dasar Toronto Blessing dan tanggapannya:

A)Dasar dari Kitab Suci:

    1)Yes 28:21-22 yang berbunyi: "Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatanNya - ganjil perbuatanNya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaanNya - ajaib pekerjaanNya itu! Oleh sebab itu janganlah kamu mencemooh ...".

    Ayat ini dianggap sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Tuhan sering melakukan perbuatan yang ganjil / aneh. Karena itu bisa saja Tuhan membuat umatNya melakukan tindakan-tindakan aneh seperti yang terjadi dalam Toronto Blessing ini.

    Seorang pendeta yang pro Toronto Blessing bahkan menambahkan penjelasan sebagai berikut: dalam Kitab Suci tidak pernah dikatakan bahwa orang kristen dilarang merokok, minum ganja, berjudi dsb. Tetapi hal-hal itu tetap dilarang. Jadi kesimpulannya: sekalipun tidak ada larangan tidak berarti diperbolehkan. Demikian juga dengan tindakan-tindakan aneh dalam Toronto Blessing; sekalipun tidak tertulis dalam Kitab Suci, tidak berarti tidak ada. Dan bahwa Yes 28:21 berbicara tentang tindakan ganjil dari Tuhan, bisa dipakai sebagai dasar dari tindakan-tindakan aneh dalam Toronto Blessing.

    Lebih dari itu, Yes 28:22a dianggap sebagai suatu peringatan supaya tidak mencemoohkan orang-orang yang mengalami Toronto Blessing!

    Tanggapan saya:

    a)Kalau kata 'ganjil' itu diartikan hal-hal yang aneh dalam Toronto Blessing, dan ayat ini dipakai untuk membenarkan tindakan-tindakan aneh dalam Toronto Blessing, maka bagaimana kalau ada orang yang lalu melakukan tindakan yang lebih aneh lagi seperti 'telanjang dalam Roh', 'berpelukan dalam Roh' atau 'berciuman dalam Roh'? Bisakah hal itu juga dibenarkan berdasarkan ayat ini?

    b)Kita harus membaca seluruh Yes 28 untuk bisa mengetahui arah dari seluruh kontex, dan dengan demikian kita tidak menafsirkan ayat itu secara out of context (= keluar dari kontex).

    Dalam Yes 28 itu terlihat dengan jelas bahwa bangsa Israel
    elah ditunjukkan bahwa Tuhan pernah menggunakan mujijat untuk menolong umatNya. Sekarang Ia justru akan menggunakan mujijat untuk menghancurkan umatNya. Karena Israel hidup dalam dosa, maka tangan Allah, yang dulu dipakai untuk menyelamatkan nenek moyang mereka, sekarang dipakai untuk menghancurkan mereka!

    Inilah yang dimaksudkan dengan 'ganjil'!

    Kalau kita sudah melihat arti dari kata 'ganjil' itu, maka jelaslah bahwa ayat ini tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk membenarkan tindakan-tindakan yang aneh dalam Toronto Blessing itu!

    d)Memang bahwa sesuatu tindakan tidak dilarang secara explicit (= langsung) dalam Kitab Suci, belum tentu menunjukkan bahwa tindakan itu diperbolehkan. Mengapa? Karena bisa saja ada ayat-ayat yang secara implicit (= tidak langsung) melarang tindakan itu. Misalnya: merokok jelas dilarang secara implicit oleh banyak ayat Kitab Suci seperti:

    # Mat 22:39 yang menyuruh kita mengasihi orang lain seperti diri sendiri. Merokok merupakan tindakan yang merusak kesehatan diri kita sendiri maupun orang lain yang ada di sekitar kita, sehingga jelas itu bukan tindakan yang mengasihi diri sendiri maupun orang lain!

    # 1Kor 10:23 yang berbunyi: "'Segala sesuatu diperbolehkan,' Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. 'Segala sesuatu diperbolehkan,' Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun". Bdk 1Kor 6:12.

    Penjelasan:

    $ Yang dimaksud dengan 'segala sesuatu' dalam ayat ini bukanlah sungguh-sungguh segala hal, tetapi hal-hal yang tidak diperintahkan maupun dilarang oleh Tuhan.

    Kalau sesuatu diperintahkan oleh Tuhan, sekalipun hal itu bisa merugikan, menjengkelkan, atau menjadi batu sandungan bagi orang lain, kita tetap harus melakukannya. Misalnya: kita harus tetap ke gereja kalau diajak piknik pada hari minggu, sekalipun hal ini bisa menjengkelkan orang yang mengajak piknik.

    Sebaliknya, kalau hal itu dilarang oleh Tuhan, maka sekalipun hal itu menyenangkan, menolong, atau membangun orang lain, kita tetap tidak boleh melakukannya! Misalnya, kita tak boleh mencontohi seseorang pada waktu ujian sekalipun hal itu menyenangkan dia.

    Jadi, jelaslah bahwa kata-kata 'segala sesuatu diperbolehkan' tidak bisa diartikan bahwa kita boleh melakukan semua hal, termasuk yang dilarang oleh Tuhan / Firman Tuhan.

    $ Kata-kata 'segala sesuatu diperbolehkan' mungkin sekali dikutip oleh Paulus dari kata-kata orang Korintus sendiri (Catatan: karena itulah maka dalam Kitab Suci Indonesia, maupun NIV, kata-kata itu diletakkan dalam tanda petik).

    Ini menunjukkan bahwa orang-orang Korintus beranggapan bahwa kalau sesuatu itu tidak diperintahkan maupun dilarang oleh Tuhan, maka hal itu boleh dilakukan.

    $ Tetapi Paulus mengajar bahwa kalau kita mau melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan maupun dilarang oleh Tuhan, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu hal itu harus berguna / membangun!

    Dilihat dari kontexnya (bdk. 1Kor 10:24), maka kata 'berguna / membangun' dalam 1Kor 10:23, lebih ditekankan pada orang lain (berguna / membangun orang lain).

    Apakah sesuatu itu berguna / membangun atau tidak, harus dianalisa secara cermat, karena bisa saja sesuatu itu kelihatannya berguna / membangun, tetapi sebetulnya merugikan. Atau sesuatu itu berguna / membangun seseorang, tetapi merugikan banyak orang yang lain.

    Berdasarkan 1Kor 10:23 ini, maka merokok itu jelas tak boleh dilakukan, karena merokok itu bukan saja tidak berguna, tetapi bahkan merusak / merugikan kesehatan si perokok maupun orang-orang yang di sekitarnya, dan juga merupakan penghamburan uang secara tidak perlu!

    Jadi, saya setuju bahwa apa yang tidak dilarang secara explicit belum tentu diperbolehkan. Tetapi dari sini kita tidak bisa meloncat pada kesimpulan bahwa tindakan-tindakan aneh dalam Toronto Blessing yang tidak tertulis dalam Kitab Suci, belum tentu tidak ada! Mengapa? Karena tindakan- tindakan aneh dalam Toronto Blessing itu bukan hanya tidak punya dasar Kitab Suci yang explicit, tetapi bahkan dasar Kitab Suci yang implicitpun juga tidak ada (karena di atas sudah saya jelaskan bahwa kata 'ganjil' dalam Yes 28:21 tak mungkin menunjuk pada tindakan-tindakan aneh dalam Toronto Blessing!).

    e)Sekarang tentang Yes 28:22a.

    # Kalau Yes 28:21 tidak menunjuk pada Toronto Blessing, maka jelas Yes 28:22a tidak mungkin merupakan peringatan bagi orang yang menyerang Toronto Blessing!

    # Kata-kata 'jangan mencemooh' ini ditujukan kepada bangsa Israel, yaitu orang yang sama terhadap siapa Tuhan melakukan perbuatan ganjil itu. Tujuannya supaya mereka tidak mencemoohkan hukuman Tuhan itu (sebagaimana mereka sudah mencemoohkan teguran Firman Tuhan - ay 9,10,14), tetapi supaya mereka mau bertobat.

    Jelas bahwa ini tidak bisa dikatakan sebagai peringatan bagi orang yang 'menyerang' Toronto Blessing!

    2)Yer 23:9 yang berbunyi: "Mengenai nabi-nabi. Hatiku hancur dalam dadaku, segala tulangku goyah. Keadaanku seperti orang mabuk, seperti laki-laki yang terlalu banyak minum anggur, oleh karena TUHAN dan oleh karena firmanNya yang kudus".

    Ayat ini juga dipakai untuk mendukung Toronto Blessing karena disini dikatakan bahwa nabi Yeremia sendiri mengalami tulang- tulang yang goyah, seperti orang yang mabuk / terlalu banyak minum anggur! Dan Yeremia mengalami semua itu karena Tuhan dan karena firman Tuhan yang kudus!

    Karena itu, apa anehnya kalau dalam Toronto Blessing itu lalu ada orang yang terhuyung-huyung seperti orang mabuk, bergulingan di lantai, bergerak seperti orang sakit ayan, dsb?

    Tanggapan saya:

    a)Sama seperti dalam Yes 28, maka dalam Yer 23 ini kontex juga menunjukkan bangsa Israel yang hidup dalam dosa (ay 10), bahkan termasuk nabi-nabi dan imam-imamnya (ay 1-2,11,13,14, 16-17,21,25-28).

    Ini menyebabkan kemurkaan Tuhan sehingga Ia berfirman kepada Yeremia untuk:

    # menunjukkan kebejadan Israel dan para nabi / imam.

    # menunjukkan bahwa Ia akan memberikan hukuman kepada mereka.

    Berita Firman Tuhan inilah yang membuat Yeremia mengalami apa yang ia gambarkan dalam Yer 23:9 itu. Karena itulah maka pada akhir Yer 23:9 itu ada kata-kata 'oleh karena Tuhan dan oleh karena firmanNya yang kudus'.

    b)Sekarang mari kita lihat apa yang dialami Yeremia setelah ia mendapat firman Tuhan itu:

    # 'hatiku hancur'.

    Ini justru menunjukkan suatu kesedihan hati melihat dosa dari para nabi / imam!

    Ini justru bertentangan dengan tertawa terbahak-bahak karena 'sukacita yang luar biasa' dalam Toronto Blessing!

    Kesedihan yang luar biasa ini menyebabkan fisik / jasmaninya menjadi terpengaruh. Ini terlihat dari kalimat selanjutnya dalam Yer 23:9 yang akan saya bahas di bawah ini.

    # 'segala tulangku goyah'.

    Ini menunjukkan bahwa ia sampai gemetar saking sedihnya, atau bisa juga saking ngerinya melihat hukuman Allah yang akan menimpa bangsa Israel dan para imam / nabi itu.

    # 'seperti orang mabuk, seperti laki-laki yang terlalu banyak minum anggur'.

    Adanya kata 'seperti' menunjukkan bahwa ini adalah suatu Simile (= perumpamaan yang pendek).

    Baik simile maupun metaphor (= kiasan) hanya menekankan persamaan-persamaan tertentu antara 2 hal yang diperbandingkan. Maksudnya, antara 2 hal yang diperbandingkan itu, tidak semuanya sama, tetapi hanya hal-hal tertentu saja!

    Sebagai contoh kalau saya berkata: 'orang itu seperti keledai', maka itu tentu tidak berarti bahwa orang itu berkaki empat, mempunyai ekor, berwarna abu-abu, dsb. Saya hanya memaksudkan adanya persamaan tertentu antara keledai dan orang itu, yaitu sama-sama bodoh.

    Karena itu, kalau dalam Yer 23:9 ini dikatakan bahwa Yeremia itu seperti orang mabuk / minum terlalu banyak anggur, maka itu tidak berarti bahwa persamaan antara Yeremia dengan orang mabuk terjadi dalam segala hal, tetapi hanya dalam hal-hal tertentu saja.

    Jadi bukannya ia berjalan dengan terhuyung-huyung, lalu roboh dan berguling-guling di lantai, muntah-muntah, ngomong ngelantur tidak karuan dsb. Mungkin maksudnya hanya: Yeremia merasa lemas, sama seperti orang mabuk.

    c)Jadi kesimpulannya, Yer 23:9 ini hanya menunjukkan bahwa melihat dosa bangsanya dan para rekan kerjanya (nabi / imam), dan juga melihat akan datangnya hukuman Tuhan yang mengerikan, Yeremia menjadi begitu sedih, sehingga ia menjadi gemetar dan lemas.

    Jelas bahwa kalau kita mengerti Yer 23:9 ini dengan benar, kita tahu bahwa ayat ini sama sekali tidak mendukung Toronto Blessing!

    d)Perlu saya tambahkan bahwa dalam Kitab Suci juga ada ayat- ayat yang menunjukkan orang-orang terhuyung-huyung seperti orang mabuk sebagai hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka (Maz 107:27 Yes 19:14).

    Maz 107:27 - "Mereka pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal".

    Yes 19:14 - "TUHAN telah mencurahkan di antara mereka suatu roh kekacauan, dan mereka memusingkan Mesir dalam segala usahanya, sehingga seperti seorang mabuk yang pusing waktu muntah-muntah".

    Lalu mengapa bukan ayat-ayat ini yang dipakai sebagai dasar untuk Toronto Blessing? Apakah tidak mungkin bahwa orang yang mengalami hal-hal aneh itu memang mengalaminya sebagai hukuman Tuhan karena ketidakpercayaan mereka atau karena ketidakmauan mereka belajar Kitab Suci dengan sungguh- sungguh atau karena mereka tidak meninggikan otoritas Kitab Suci dalam kehidupan mereka? Andaikata mereka betul-betul percaya kepada Yesus dan betul-betul belajar Firman Tuhan dengan baik dan meninggikan otoritas Kitab Suci dalam kehidupan mereka, saya sama sekali tidak yakin bahwa mereka bisa mengalami hal seperti itu!

    3)Yes 29:9 yang berbunyi: "Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak!".

    Ayat ini menunjukkan adanya mabuk / pusing yang bukan karena anggur / arak, dan kalau dilihat dalam Yes 29:10 kelihatannya ditimbulkan oleh Tuhan.

    Disamping itu kata-kata 'jadilah mabuk' dan 'jadilah pusing' dalam Yes 29:9b ini dianggap sebagai suatu perintah dari Tuhan untuk mengalami mabuk / pusing seperti itu.

    Karena itu, pengadaan kebaktian Toronto Blessing, dimana orang-orangnya mengalami 'mabuk / pusing' yang bukan karena anggur / arak, merupakan suatu ketaatan terhadap perintah Tuhan ini.

    Tanggapan saya:

    a)Yes 29:9a menunjukkan kebodohan (rohani) dari bangsa Israel saat itu, sehingga sekalipun mereka memikir / merenung, mereka tetap tidak mengerti.

    Bahwa Yes 29:9a menunjukkan kebodohan rohani bangsa Israel, bisa saudara lihat dengan lebih jelas kalau saudara membaca Yes 29:10-12.

    b)Kebodohan rohani ini secara simbolis digambarkan dengan 'mabuk / pusing'. Mengapa? Karena orang mabuk / pusing tidak bisa berpikir dengan baik.

    Jadi jelaslah bahwa 'mabuk / pusing' dalam ayat ini tidaklah menggambarkan orang yang terhuyung-huyung atau yang bergulingan di lantai seperti dalam Toronto Blessing, dan karena itu jelaslah bahwa ayat ini tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk mendukung Toronto Blessing.

    c)Apa yang menyebabkan mereka menjadi 'mabuk / pusing' atau 'bodoh secara rohani' itu? Mereka menjadi mabuk / pusing atau bodoh secara rohani karena mereka meminum anggur / arak, tetapi bukan anggur / arak secara hurufiah, melainkan anggur / arak yang merupakan simbol dari murka Allah / hukuman Allah. Hal ini dijelaskan oleh Yesaya sendiri dalam Yes 51:17 dan Yes 51:21-23a.

    Yes 51:17 berbunyi: "Terjagalah, terjagalah, bangunlah, hai Yerusalem, hai engkau yang telah meminum dari tangan TUHAN isi piala kehangatan murkaNya, engkau yang telah meminum, menghirup habis isi cangkir yang memusingkan!".

    Yes 51:21-23a berbunyi: "Sebab itu, dengarlah ini, hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur! Beginilah firman Tuhanmu, TUHAN, Allahmu yang memperjuangkan perkara umatNya: 'Sesungguhnya, Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murkaKu tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, ...".

    Perlu saudara ketahui bahwa dalam Kitab Suci, cawan / piala yang berisikan anggur memang sering menjadi simbol dari murka Allah / hukuman Allah (bdk. Maz 11:6 Maz 75:8-9 Yer 25:15-17,28-29 Yer 49:12 Mat 26:39,42 Wah 14:9-10 Wah 16:1-21).

    Jadi, Yes 29:9 menunjukkan bahwa bangsa Israel seperti orang mabuk, bukan karena anggur / arak, tetapi karena murka Allah. Jadi, dalam kemarahanNya Allah menghukum bangsa Israel yang berdosa dengan memberikan kebodohan rohani kepada mereka.

    d)Yes 29:9b ini jelas bukanlah suatu perintah! Sekalipun kata- kata 'jadilah mabuk' dan 'jadilah pusing' itu adalah kata perintah, tetapi jelas bahwa Tuhan tidak mungkin memerintahkan bangsa Israel untuk menjadi bodoh secara rohani. Ini sebetulnya justru merupakan suatu hardikan bagi bangsa Israel.

    Ini sama seperti kalau saudara menghadapi anak saudara yang tak mau belajar dan yang kerjanya hanya bermain-main saja, dan saudara lalu memarahinya dengan berkata: 'Teruslah bermain-main!'. Ini tentu bukan suatu perintah untuk terus bermain-main, tetapi suatu hardikan!

    Disamping itu, kalau Yes 29:9b ini toh mau dianggap sebagai perintah, maka Yes 29:9a juga harus dianggap sebagai perintah supaya mereka menjadi buta! Mengapa orang-orang yang pro Toronto Blessing itu hanya mau menuruti mabuknya dan bukan butanya sekaligus?

    4)Habakuk 3:16 yang berbunyi: "Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang- tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami".

    Ayat ini dipakai sebagai dasar dari 'gemetar dalam Roh'.

    Tanggapan saya:

    Sama seperti dalam Yer 23:9 di atas, Hab 3:16 ini hanya menunjukkan kengerian dalam diri Habakuk setelah ia tahu bahwa Tuhan akan menghukum bangsanya dengan menggunakan bangsa kafir. Ini adalah gemetar / ngeri yang beralasan, dan ini tentu berbeda dengan 'gemetar dalam Roh' dalam Toronto Blessing dimana orangnya gemetar tanpa alasan apapun juga!

    Karena arah ayat ini sama saja dengan Yes 28:21-22 dan Yer 23:9, maka saya tidak menjelaskan ayat ini secara panjang lebar.

    5)Kis 2:13 dimana rasul-rasul yang menerima Roh Kudus dan bahasa roh itu diejek sebagai 'orang mabuk'.

    Jadi disimpulkan bahwa saat itu para rasul juga seperti orang mabuk.

    Tanggapan saya:

    Rasul-rasul dikatakan sebagai 'orang mabuk' bukan karena mereka terhuyung-huyung, rebah di tanah, berguling-guling di tanah, dsb. Kontex jelas menunjukkan bahwa mereka dikatakan sebagai 'orang mabuk' karena mereka berbahasa Roh. Dan pada waktu mereka berbahasa Roh, mereka bisa dimengerti dan diikuti sepenuhnya oleh orang-orang yang memahami bahasa Roh yang mereka gunakan itu (Kis 2:7-12). Tetapi bagi orang yang tak mengerti bahasa itu, kelihatannya orang-orang itu mengoceh tak karuan. Karena itu orang-orang, yang jelas adalah orang fasik, lalu menggunakan hal ini untuk menyindir / mengejek para rasul itu sebagai orang mabuk!

    Perlu saudara ketahui bahwa pada waktu seseorang mengejek, tak selalu ejekannya itu sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang yang diejek. Misalnya: Yesus juga diejek sebagai kerasukan setan dan gila (Yoh 7:20 Yoh 10:20). Ini tentu tidak berarti bahwa Yesus bersikap seperti orang gila atau seperti orang yang kerasukan setan dalam Mark 5:2-5, yang berkeliaran di pekuburan, berteriak-teriak, dan memukuli dirinya sendiri dengan batu!

    Jadi jelas bahwa Kis 2:13 ini tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk membenarkan tindakan orang-orang yang rebah, berguling- guling, jerking, menari-nari dsb, dalam kebaktian.

    6)Juga dikatakan bahwa orang yang mengalami Toronto Blessing itu sedang 'lost in communion with God' (= hilang dalam persekutuan dengan Allah).

    Ini didasarkan atas Maz 1:2 dimana kata 'merenungkan' yang berasal dari kata Ibrani HAGAH, lalu diartikan 'berdoa dengan mengucapkan ayat-ayat Kitab Suci yang sama berulang-ulang' sampai orang itu hilang dalam persekutuan dengan Allah.

    Tanggapan saya:

    a)Dalam Maz 1:2, kata HAGAH tidak mungkin diartikan demikian, karena ayat ini tidak berbicara tentang orang yang berdoa, tetapi tentang orang yang merenungkan Firman Tuhan!

    b)Disamping itu berdoa semacam ini (mengucapkan ayat-ayat Kitab Suci berulang-ulang) termasuk doa bertele-tele yang dilarang oleh Yesus dalam Mat 6:7.

    Kata-kata 'janganlah kamu bertele-tele' dalam Mat 6:7 diterjemahkan berbeda-beda:

    -NASB: do not use meaningless repetititon (= janganlah menggunakan pengulangan yang tak berarti).

    -NIV: do not keep on babbling (= janganlah terus mengoceh).

    -KJV: use not vain repetitions (= janganlah menggunakan pengulangan yang sia-sia).

    -RSV: do not heap up empty phrases (= janganlah menumpuk ungkapan-ungkapan / kata-kata kosong).

    -NKJV: do not use vain repetitions (= janganlah menggunakan pengulangan yang sia-sia).

    Yang manapun terjemahan yang saudara pilih, Mat 6:7 ini tetap akan menentang doa yang dilakukan dengan mengulangi kalimat yang sama terus menerus, sekalipun kalimat itu adalah ayat Kitab Suci! Bahkan Mat 6:7 ini mengatakan bahwa berdoa seperti itu adalah berdoa seperti orang kafir / tidak mengenal Allah!

    c)Pada waktu saya melihat video cassette kebaktian Toronto Blessing, saya tidak percaya sedikitpun bahwa orang-orang yang mengalami Toronto Blessing itu, dengan segala tindakannya yang aneh-aneh itu, sedang bersekutu dengan Allah! Apakah pada saat khotbah / Firman Tuhan diberitakan, jemaat boleh bersekutu dengan Allah secara pribadi dan mengabaikan Firman Allah yang sedang diberitakan? Kalau memang mereka mau bersekutu dengan Allah, maka caranya adalah dengan mendengar khotbah / Firman Tuhan yang saat itu sedang diberitakan!

    7)Kis 10:10 - "tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi".

    Dalam terjemahan KJV, RSV, NASB, NIV terjemahannya adalah: he fell into a trance.

    Hal yang sama terjadi dalam Kis 11:4 dan Kis 22:17.

    Jadi, baik Petrus maupun Paulus pernah mengalami trance. Karena itu, kalau dalam Toronto Blessing itu ada banyak orang mengalami trance (= kehilangan kesadaran), itu adalah sesuatu yang alkitabiah.

    Tanggapan saya:

    Kita perlu mengetahui apa arti dari kata trance ini.

    Kata 'trance' itu kalau dilihat dalam kamus Inggris - Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, diartikan sebagai 'keadaan tak sadarkan diri', 'lupa daratan', atau 'kerasukan'.

    Sedangkan Webster's New World Dictionary menambahkan arti "a state resembling sleep, in which consciousness may remain although voluntary movement is lost, as in catalepsy or hypnosis" (= suatu keadaan menyerupai tidur, dimana kesadaran bisa tetap ada tetapi tidak ada gerakan yang disadari / disengaja, seperti dalam hal orang yang terkena ayan atau hipnotis).

    Selanjutnya kata bahasa Inggris 'trance' dalam ayat-ayat itu diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EKSTASIS. Dari kata Yunani ini diturunkan kata bahasa Inggris ecstasy, yang artinya adalah 'kegembiraan yang meluap-luap'.

    Apakah ini bisa dijadikan dasar dari tertawa terbahak-bahak dalam Toronto Blessing?

    Bacalah seluruh text dari Kis 10,11 dan Kis 22 itu, maka saudara akan melihat bahwa baik Petrus maupun Paulus tidak berada dalam keadaan tidak sadar, ataupun kegembiraan yang meluap-luap. Keduanya mengalami hal itu pada saat mereka sedang berdoa. Dan pada saat mereka mengalami hal itupun mereka tidak lalu rebah, pingsan, bergerak-gerak tak terkendali seperti orang sakit ayan, bergulung-gulung di lantai, tertawa terbahak-bahak, dsb. Sebaliknya mereka tetap bisa berkomunikasi secara sadar dan wajar dengan Tuhan!

    Semua ini menyebabkan saya lebih menerima arti dari trance ataupun EKSTASIS seperti yang diberikan di bawah ini:

    W.E. Vine dalam An Expository Dictionary of New Testament Words mengartikan: "a condition in which ordinary consciousness and the perception of natural circumstances were withheld, and the soul was susceptible only to the vision imparted by God" (= suatu kondisi / keadaan dimana kesadaran dan pengelihatan / daya memahami yang normal terhadap keadaan alamiah ditahan / disembunyikan, dan jiwa orang itu hanya terbuka / bisa menerima pengelihatan yang diberikan oleh Allah).

    Dengan kata lain, maka trance / EKSTASIS hanya merupakan suatu keadaan dimana Allah menutup kesadaran seseorang terhadap hal- hal lain, supaya orang itu bisa berkonsentrasi secara khusus hanya terhadap diri Allah dan apa yang akan Allah berikan kepadanya (firman, pengelihatan, dsb).

    Ini tentu tidak sama dengan apa yang terjadi dalam Toronto Blessing, dimana orang mengalami trance tanpa ada tujuan apa- apa dari Allah, dan bahkan menyebabkan mereka itu justru mengabaikan khotbah / firman Tuhan secara total!

    Ada 3 hal yang sangat penting yang ingin saya tambahkan tentang trance.

    a)Baik Petrus maupun Paulus, hanya pernah 1 x mengalami trance itu. Ini berbeda dengan orang-orang yang mengalami trance secara rutin / dalam setiap kebaktian / persekutuan!

    John F. MacArthur Jr. dalam bukunya yang berjudul The Charismatics, p 31, menuliskan sebagai berikut:

    "I have talked with one charismatic who said: 'Oh, Yes, it's vital to be slain in the Spirit. In fact, you should never go for more than 2 or 3 weeks without being slain in the Spirit'. Another fellow told me that there are no limits to it. It becomes a contest to see who can get 'slain' the most often" (= Saya telah berbicara dengan seorang Kharismatik yang berkata: 'O, ya, adalah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk tumbang dalam Roh. Sebetulnya, kamu tidak boleh hidup lebih dari 2 atau 3 minggu tanpa mengalami tumbang dalam Roh'. Seorang yang lain berkata kepada saya bahwa tidak ada batasan terhadap hal itu. Itu menjadi suatu kontes / pertandingan untuk melihat siapa yang bisa 'tumbang / nggeblak' paling sering).

    b)Satu hal lain yang penting adalah bahwa baik Petrus maupun Paulus mengalami hal ini bukan pada saat kebaktian, tetapi pada saat melakukan doa pribadi! Memang dalam Kis 22:17 dikatakan bahwa saat itu Paulus sedang berdoa di Bait Allah, tetapi ini tetap doa pribadi (Bahwa dalam Bait Allah sering ada doa pribadi terlihat dari ayat-ayat seperti 1Sam 1:9-11 Luk 18:9-14).

    Karena itulah maka Tuhan bisa saja melakukan intervensi dan memberikan trance kepada mereka supaya mereka bisa mendengar dengan penuh konsentrasi apa yang akan Ia sampaikan kepada mereka.

    Ini tentu tidak bisa disamakan dengan Toronto Blessing dimana trance itu dialami oleh banyak orang sekaligus di dalam suatu kebaktian, apalagi pada saat firman Tuhan diberitakan, sehingga mengacaukan seluruh kebaktian dan pemberitaan firman Tuhan! Keadaan kacau seperti ini jelas bertentangan dengan 1Kor 14:33,40 yang mengatakan bahwa Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera / keteraturan dalam kebaktian!

    c)Dalam Majalah Intisari bulan September 1992, Dr. Luh Ketut Suryani, kepala bidang Laboratorium Psikiatri Universitas Udayana Bali mengatakan:

    # "Ada beberapa cara yang memungkinkan seseorang mencapai trance. Antara lain lewat meditasi, hipnotisme, obat- obatan, pemusatan pikiran pada sepenggal pengalaman, yang bisa pula berbarengan dengan situasi yang monoton, rangsangan berirama, keletihan fisik, ketegangan atau pengharapan emosional. ... trance terjadi karena adanya kekuatan hipnotis (oleh diri sendiri atau orang lain), dan dipicu oleh iringan tetabuhan yang monoton" (hal 106).

    # "Pertunjukan debus yang dipimpin seorang syeh juga disertai alunan alat musik sederhana untuk mengiringi para pezikir yang selalu menyanyikan lagu puji-pujian kepada Tuhan. Demikian pula pada kuda lumping yang diiringi seperangkat tetabuhan dan disertai seorang 'dukun' sebagai penanggung jawab atas keselamatan pemain. Irama musik pengiring kedua bentuk kesenian ini sama-sama monoton. Jadi apapun yang monoton yang diarahkan terhadap seseorang pada dasarnya mampu menjadikan kesurupan" (hal 138).

    Catatan:

    -jelas bahwa trance yang dimaksud disini adalah trance yang merupakan pekerjaan setan / kuasa gelap. Ini tentu berbeda dengan trance yang dialami oleh Petrus ataupun Paulus dalam Kisah Rasul.

    -kata-kata Dr. Luh Ketut Suryani ini bisa menjelaskan mengapa dalam persekutuan dan kebaktian gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik, sering terjadi trance, tumbang dalam roh dsb. Itu semua terjadi karena musik / lagu yang monoton (ingat bahwa lagu yang sama yang diulang-ulang terus menerus sampai puluhan kali, jelas merupakan sesuatu yang monoton).

    -ini juga menjelaskan mengapa orang yang 'belajar bahasa Roh' dengan mengucapkan kata yang sama terus menerus, akhirnya mengalami trance dan betul-betul berbahasa roh (tentu bukan bahasa Roh dari Tuhan!). Persoalannya adalah bahwa pengucapan kata yang sama secara terus menerus juga merupakan sesuatu yang monoton.

    Selanjutnya, Dr. Luh Ketut Suryani juga menambahkan:

    "Tapi kalau penari Bali puasnya tak terlukiskan. Bahkan, dalam tarian keagamaan di pura, kepuasan itu berwujud ketenangan batin yang masih berlangsung sampai tiga hari" (hal 138).

    Kalau ini benar, maka ini bisa menjelaskan mengapa orang- orang yang mengalami 'tumbang dalam Roh' itu berkata bahwa tumbang dalam Roh itu enak, atau berkata bahwa mereka merasa sejahtera, dsb (Catatan: saya berpendapat ini hanya damai yang semu, bukan damai dan sukacita sejati yang dari Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan damai dengan membuat anakNya rebah!).

    8)1Sam 19:23-24 - "Lalu pergilah ia (Saul) ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama. Iapun menanggalkan pakaiannya dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: 'Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?'".

    Bagian ini mengatakan bahwa Saul kepenuhan (Roh Kudus) dan itu menyebabkan ia rebah sehari-harian dan semalam-malaman. Karena itu tidaklah aneh kalau dalam Toronto Blessing itu ada orang yang mengalami 'rebah / tumbang dalam Roh', selama berjam-jam.

    Supaya bagian ini tidak dijadikan dasar untuk 'telanjang di dalam Roh', maka dikatakan bahwa kata 'telanjang' disini maksudnya bukanlah 'telanjang bulat', tetapi hanya tanpa jubah luar dan senjata.

    Tanggapan saya:

    Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang bagian ini:

    a)Dalam bagian ini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan!

    Kata yang diterjemahkan 'kepenuhan seperti nabi' dan 'kepenuhan', seharusnya kedua-duanya diterjemahkan dengan 'bernubuat'.

    Perhatikan terjemahan NIV di bawah ini:

    "So Saul went to Naioth at Ramah. But the Spirit of God came even upon him, and he walked along prophesying until he came to Naioth. He stripped off his robes and also prophesied in Samuel's presence. He lay that way all that day and night. This is why people say, 'Is Saul also among the prophets?'" (= Jadi Saul pergi ke Nayot di Rama. Tetapi Roh Allah datang bahkan pada dia, dan ia berjalan sambil bernubuat sampai ia tiba di Nayot. Ia melepaskan jubahnya dan juga bernubuat di hadapan Samuel. Ia berbaring seperti itu sepanjang hari dan malam itu. Inilah sebabnya orang-orang berkata: 'Apakah Saul juga termasuk di antara nabi-nabi?').

    Catatan:

    # KJV, RSV, NASB, NKJV menterjemahkan seperti NIV.

    Saya bukan asal memilih terjemahan yang 'anti Toronto Blessing', tetapi saya memilih terjemahan yang benar!

    # Kesalahan serupa juga terjadi pada 1Sam 19:20b,20c,21b, 21c. Semua kata 'kepenuhan' dan 'kepenuhan seperti nabi' seharusnya adalah 'bernubuat'.

    Jadi jelas bahwa pada saat itu Saul (dan juga orang-orang suruhannya dalam ay 20-21) bukannya 'kepenuhan Roh', tetapi 'bernubuat'! Roh Kudus memang datang kepada mereka, tetapi bukan untuk memenuhi mereka, memimpin mereka atau memberkati mereka, tetapi hanya untuk membuat mereka bernubuat. Untuk apa Roh Kudus datang kepada mereka dan menyebabkan mereka bernubuat, bisa saudara lihat dalam penjelasan di bawah ini.

    b)Untuk mengerti bagian ini dengan benar, kita lagi-lagi perlu membaca dan memperhatikan seluruh kontexnya!

    Dalam 1Sam 15 Tuhan menolak Saul sebagai raja.

    Dalam 1Sam 16:1-13 Tuhan menyuruh Samuel mengurapi Daud menjadi raja menggantikan Saul.

    Dalam 1Sam 16:14-23 dikatakan bahwa Roh Tuhan telah mundur dari Saul, dan lalu roh jahat mengganggu dia.

    Dalam 1Sam 17 kita melihat bahwa Daud mengalahkan Goliat.

    Dalam 1Sam 18:6-7 rakyat menyanjung Daud lebih dari Saul.

    Dalam 1Sam 18:8-11 Saul iri hati kepada Daud, lalu ia dikuasai oleh roh jahat, sehingga ingin membunuh Daud.

    Dalam 1Sam 19:9-10 Saul kembali dikuasai oleh roh jahat dan ia berusaha membunuh Daud lagi.

    Sekarang kita melihat pada 1Sam 19:18-24. Di sini kita melihat bahwa 3 x Saul mengirim orang-orang suruhannya untuk mengambil / menangkap Daud, tetapi 3 x juga Roh Kudus datang pada orang-orang suruhan Saul itu sehingga mereka bukannya menangkap Daud tetapi malah bernubuat. Akhirnya dalam 1Sam 19:23-24 Saul sendiri datang untuk menangkap / membunuh Daud. Tetapi untuk ke 4 x nya Roh Kudus datang, dan sekali ini kepada Saul sendiri, dan ini menyebabkan Saul bernubuat dan tidak bisa menangkap / membunuh Daud.

    Kesimpulannya: dalam bagian ini Roh Kudus datang dan menyebabkan orang bernubuat, tetapi bukan untuk kebaikan orang tersebut. Ia datang kepada Saul dan orang-orang suruhannya hanya untuk melakukan intervensi supaya mereka semua tidak bisa menangkap / membunuh Daud.

    Karena itu, jelas bahwa bagian ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mendukung orang-orang yang berguling-guling, rebah dsb, pada waktu menerima 'lawatan Allah' / Toronto Blessing!

    c)Raja Saul (dan juga orang-orang suruhannya) jelas bukanlah anak-anak Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Paulus: 'Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel' (Ro 9:9).

    Bukti bahwa Raja Saul bukan termasuk anak Tuhan:

    # Tuhan bukan hanya menolak dia (1Sam 15:23,26), tetapi juga meninggalkan dia (1Sam16:14). Bahkan Tuhan lalu membiarkan Saul diganggu dan dirasuk oleh roh jahat yang dikatakan 'dari pada Tuhan' (1Sam 16:14,23 18:10 19:9).

    # Saul meminta petunjuk arwah (1Sam 28:1-25).

    # Saul mati bunuh diri (1Sam 31:4), dan dalam 1Taw 10:14 bahkan dikatakan bahwa 'TUHAN membunuh dia'.

    Karena itu, bagaimana mungkin ayat Kitab Suci yang menunjukkan Saul rebah lalu dipakai sebagai dasar dari 'tumbang / rebah di dalam Roh' / Toronto Blessing?

    d)Kata Ibrani yang diterjemahkan 'telanjang' oleh Kitab Suci Indonesia, adalah AROM, yang bisa diterjemahkan naked (= telanjang) atau undressed (= tidak berpakaian).

    Dikatakan oleh seorang pendeta yang pro Toronto Blessing bahwa kata AROM ini artinya bukan 'telanjang bulat' tetapi hanya 'tanpa jubah luar dan senjata'. Mungkin ia menekankan hal ini supaya ayat ini tidak dijadikan dasar dari 'telanjang dalam Roh'.

    Tetapi saya percaya bahwa kata AROM memang bisa diartikan 'telanjang bulat'. Alasannya, kata ini dipakai dalam Kej 2:25, yang berbunyi: "Mereka keduanya (Adam dan Hawa) telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu". Dalam ayat ini jelas bahwa artinya memang adalah 'telanjang bulat' karena pada jaman itu (sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa) memang belum ada pakaian.

    Jadi adalah sesuatu yang memungkinkan bahwa dalam 1Sam 19:24, Saul memang telanjang, bukan sekedar tanpa jubah luar / senjata! Karena itu, kalau bagian ini tetap mau dipaksakan untuk menjadi dasar dari 'tumbang / rebah di dalam Roh' maka konsekwensinya bagian ini harus juga bisa menjadi dasar dari 'telanjang di dalam Roh'!

    Terus terang, saya menguatirkan bahwa sebentar lagi akan ada praktek 'telanjang dalam Roh'. Ingat bahwa orang-orang yang mengalami Toronto Blessing itu semua mengakui bahwa pada saat itu mereka tidak lagi bisa mengontrol dirinya. Sekarang bagaimana kalau itu memang berasal dari setan, dan setan yang sudah mengontrol diri mereka itu, lalu menggerakkan tangan mereka untuk melepaskan pakaian mereka?

    Kalau 'telanjang dalam Roh' itu terjadi, sebelum saudara menganggap itu sebagai pekerjaan Tuhan, maka saudara perlu menyadari setelah dosa masuk ke dalam dunia, Tuhanlah yang memberikan pakaian kepada manusia (Kej 3:21). Juga perlu saudara ketahui bahwa dalam peristiwa orang yang kerasukan setan di Gerasa, setanlah yang membuat orang itu telanjang (Luk 8:27), tetapi Yesus justru menyembuhkan dan membuat orang itu kembali berpakaian (Luk 8:35). Jadi, bukan Tuhan tetapi setanlah yang senang menelanjangi manusia!

    Kata AROM itu juga digunakan dalam Ayub 1:21 (2 x) Ayub 22:6 Ayub 24:7,10 Ayub 26:6 Pengkhotbah 5:15 Yes 20:2,3,4 Yes 58:7 Hos 2:3 Amos 2:16 Mikha 1:8, dan dalam semua ayat-ayat ini KJV menterjemahkan naked (= telanjang).

    Dari ayat-ayat itu ada ayat-ayat dimana AROM harus diartikan 'telanjang bulat' seperti dalam Ayub 1:21 Pengkhotbah 5:15 Hos 2:3. Memang harus diakui bahwa Amos 2:16 Mikha 1:8 dan khususnya Yes 20:2,3,4 memungkinkan arti 'tanpa jubah luar'.

    Yes 20:2-4 berbunyi: "... berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. FirmanNya: 'Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,' lalu iapun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut. Berfirmanlah TUHAN: 'Seperti hambaKu Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia, demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir'".

    Penjelasan Yes 20:2-4:

    # Dalam Yes 20:2,3,4 ini kata 'telanjang' tidak mungkin diartikan 'telanjang bulat'. Betul-betul tidak masuk akal / tidak terbayangkan bahwa Tuhan menyuruh anakNya / hambaNya untuk telanjang bulat selama 3 tahun! Jadi ayat ini harus ditafsirkan bahwa Yesaya hanya membuka pakaian luar, tetapi tetap memakai pakaian dalam, atau setidaknya menutupi daerah yang tak seharusnya terbuka.

    Catatan: ingat bahwa 'pakaian dalam' dari orang Israel pada jaman itu sangat berbeda dengan pakaian dalam orang jaman ini. Yang memakai jubah luar hanyalah raja (1Sam 24:5b, untuk Kitab Suci bahasa Inggris 1Sam 24:4b), nabi (1Sam 28:14), dan orang-orang yang kaya (Ayub 1:20). Tetapi orang-orang biasa tidak memakai jubah luar, dan hanya memakai 'pakaian dalam' tersebut, khususnya pada cuaca panas. Jadi pada waktu Yesaya hanya ber'pakaian dalam' ini adalah sesuatu yang aneh untuk seorang nabi, tetapi ini tidak termasuk melanggar kesopanan / kesusilaan.

    # Bahwa kata 'telanjang' harus diartikan seperti ini, terlihat dari perintah Tuhan dalam Yes 20:2 yang berbunyi: "Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu".

    2 hal yang perlu diperhatikan:

    -Tuhan hanya menyuruh membuka kain kabung, bukan semua pakaian.

    -Setelah disuruh membuka kain kabung, lalu Yesaya disuruh menanggalkan kasut. Kalau 'buka kain kabung' sudah menunjukkan bahwa Yesaya harus telanjang bulat, maka tak perlu lagi diperintahkan untuk membuka kasut! Jadi, adanya perintah menanggalkan kasut, menunjukkan bahwa 'buka kain kabung' tidak berarti telanjang bulat.

    Juga, pada waktu menggambarkan Mesir yang telanjang (Yes 20:4), dikatakan bahwa 'pantatnya kelihatan'. Ini tidak ada pada waktu menggambarkan Yesaya telanjang.

    # Bahwa keadaan seperti itu sering disebut 'telanjang' terlihat dari ayat-ayat seperti:

    -2Sam 6:20 (bdk. 2Sam 6:14).

    -Mark 14:52.

    -Yoh 21:7 (KJV) - for he was naked (= karena tadinya ia telanjang).

    Kalaupun kata AROM itu diartikan 'tidak telanjang bulat', tetapi diartikan 'membuka sebagian pakaian', ini sudah cukup gawat! Kalau dalam kebaktian orang-orang kristen melakukan hal ini, sehingga hanya berpakaian dalam di gereja ('berpakaian dalam di dalam Roh'?), lebih-lebih kalau laki-laki maupun perempuan sama-sama berguling-guling di lantai hanya dengan berpakaian dalam, itu sudah sangat mengerikan dan memalukan! Bisa-bisa Kristen akan menjadi agama yang dilarang di Indonesia, karena tidak sesuai dengan kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia!

    9)Ayat-ayat di bawah ini juga sering dipakai sebagai dasar dari orang-orang kristen jaman sekarang yang mengalami 'rebah / tumbang dalam roh'.

    # 1Raja-raja 8:10-11 / 2Taw 5:13-14 -> imam-imam tidak tahan berdiri karena kemuliaan Tuhan dalam Bait Allah.

    # Yeh 1:28 Yeh 3:23 -> Yehezkiel sujud / sembah sujud [NIV: fell facedown (= jatuh tertelungkup)] pada waktu mendapat pengelihatan tentang Tuhan.

    # Daniel 10:8-9 -> pada waktu Daniel mendapat pengelihatan tentang Tuhan, ia menjadi pucat, kehilangan kekuatannya, bahkan jatuh pingsan dengan muka tertelungkup.

    # Yoh 18:6 -> orang-orang yang mau menangkap Yesus jatuh ke tanah.

    # Kis 9:2-6 -> Saulus rebah ke tanah waktu Yesus menampakkan diri kepadanya.

    # Wah 1:17 -> rasul Yohanes tersungkur di depan kaki Yesus sama seperti orang mati.

    Tanggapan saya:

    a)Kata-kata 'tidak tahan berdiri' dalam 1Raja-raja 8:10-11 maupun 2Taw 5:13-14 (juga 2Taw 7:1-2) sama sekali tidak menunjukkan bahwa imam-imam itu rebah / pingsan. Hanya saja kemuliaan Tuhan yang begitu hebat membuat mata mereka tidak tahan memandangnya dan karena itu mereka terpaksa sujud, supaya mata mereka tidak memandang kemuliaan Tuhan. Ini mirip dengan orang yang tidak tahan memandang sinar yang terlalu terang sehingga harus menundukkan mukanya ke bawah.

    Bandingkan ini dengan:

    # Yes 6:2 yang menunjukkan bahwa para Serafimpun terpaksa menggunakan 2 buah sayapnya untuk menutupi muka mereka karena merekapun tidak tahan melihat kemuliaan Tuhan.

    # Kel 3:6b dan Kis 7:32b yang menunjukkan bahwa Musa gemetar dan menutupi mukanya karena takut / tak berani memandang Allah.

    # Kel 33:18-23 yang menceritakan bahwa Musa ingin melihat kemuliaan Tuhan, tetapi ditolak oleh Tuhan dengan berkata: "Engkau tidak tahan memandang wajahKu, sebab tidak seorangpun yang memandang Aku dapat hidup".

    # Kel 40:34-35 yang menunjukkan bahwa Musa tidak bisa masuk ke Kemah Suci karena kemuliaan Tuhan memenuhinya.

    # Wah 15:8 yang berbunyi: "Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasaNya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu".

    Karena itu dalam NIV, baik untuk 1Raja-raja 8:10-11 maupun untuk 2Taw 5:13-14 diterjemahkan 'the priests could not perform their service' (= imam-imam tidak bisa melakukan pelayanan mereka).

    b)Yeh 1:28 dan Yeh 3:23 menunjukkan bahwa Yehezkiel melihat kemuliaan Tuhan sehingga ia lalu sujud menyembah. Ini merupakan reaksi normal dari seseorang pada waktu melihat Allah yang begitu mulia. Ini bahkan terjadi pada diri dari ke 24 tua-tua dan malaikat di surga (Wah 4:10 5:14 7:11). Ini tentu berbeda dengan orang-orang yang 'rebah / tumbang dalam roh' padahal tidak melihat kemuliaan Tuhan!

    Disamping itu dalam pengalaman Yehezkiel, Tuhan sama sekali tidak merebahkan dia, tetapi sebaliknya justru menyuruh dia bangun dan bahkan membangunkan / mengangkat dia (Yeh 2:1-2 Yeh 3:24).

    Catatan: kata 'rohku' dalam Yeh 2:2 seharusnya adalah The Spirit (= Roh), dan menunjuk kepada Roh Kudus, bukan kepada roh Yehezkiel. Demikian juga dengan kata 'roh' dalam Yeh 3:24.

    c)Dan 8:17 dan Dan 10:8-9 menunjukkan apa yang dialami oleh Daniel pada waktu ia mendapat pengelihatan.

    Dalam Kitab Suci memang sering terjadi dimana orang yang mendapat pengelihatan tentang Tuhan sendiri lalu menjadi begitu takut, bahkan kadang-kadang jatuh pingsan saking takutnya (bdk. Kel 19:16-25 Kel 20:18-21 Hakim2 6:22-23 Hakim2 13:20-22 1Raja2 19:12-13 Yes 6:1-5 Luk 1:11-13,26- 30,65 Luk 2:8-10 Mat 17:6 Mat 28:1-5 Mark 16:4-8 Luk 24:4-5 Wah 22:8).

    Jadi jelas bahwa Daniel bukan pingsan karena menerima Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus, tetapi karena takutnya melihat pengelihatan itu. Bahwa Daniel memang takut, terlihat dari Dan 10:12 dimana Tuhan berkata kepadanya 'Janganlah takut, Daniel'.

    Ini lagi-lagi tidak sama dengan orang yang 'tumbang / rebah di dalam Roh' yang rebah / jatuh pingsan tanpa mendapat pengelihatan apa-apa.

    Perhatikan juga bahwa dalam Dan 8:18, Tuhan justru membangunkan Daniel yang jatuh pingsan / tertelungkup itu! Jadi, baik Yehezkiel maupun Daniel sama-sama dibangunkan oleh Tuhan. Mengapa hal ini tidak pernah terjadi pada diri orang- orang yang mengalami 'tumbang / nggeblak dalam Roh' pada jaman sekarang?

    d)Yoh 18:6 jelas tidak bisa dipakai sebagai dasar dari 'rebah / tumbang di dalam Roh' karena orang-orang ini adalah orang kafir, yang jelas tidak mempunyai Roh Kudus. Ayat ini tidak berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus ataupun kepenuhan Roh Kudus.

    Orang-orang itu mau menangkap Yesus, dan mereka rebah oleh kuasa Yesus, sebagai suatu peringatan bagi mereka, supaya bertobat dari dosa mereka.

    e)Kis 9:2-6 sama seperti dalam Yoh 18:6 di atas, dimana bagian ini jelas juga tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk membenarkan 'tumbang dalam roh' ataupun Toronto Blessing, karena bagian ini berbicara tentang orang-orang yang tidak / belum percaya kepada Yesus! Sekalipun ini adalah saat pertobatan rasul Paulus, tetapi bagaimanapun juga pada saat itu ia belum bertobat, sehingga tak mungkin ia menerima Roh Kudus atau dipenuhi Roh Kudus! Demikian juga dengan semua orang yang saat itu bersama-sama dengan dia (bdk. Kis 26:14).

    f)Wah 1:17 penjelasannya sama seperti Dan 10:8-9 di atas. Rasul Yohanes tersungkur seperti orang mati, saking takutnya melihat Yesus dengan kemuliaanNya. Ini terlihat jelas dari kata-kata 'Jangan takut' yang diucapkan oleh Yesus kepadanya pada akhir dari Wah 1:17.

    Kalau kita membaca seluruh ayat-ayat Kitab Suci tentang orang- orang yang rebah / tumbang / pingsan / menjadi lemas dsb, maka bisa disimpulkan beberapa kemungkinan sebagai berikut:

    # Hal itu datang dari Tuhan, tetapi ditujukan kepada orang- orang yang bukan anakNya, untuk menghukum / menghajar / mempertobatkan mereka. Misalnya: raja Saul (1Sam 19:23-24), Saulus (Kis 9:2-6), orang yang mau menangkap Yesus (Yoh 18:6), dsb.

    Karena ini ditujukan kepada orang yang bukan anak Tuhan, maka jelas ayat-ayat ini tidak bisa dijadikan dasar dari 'tumbang / rebah dalam Roh'! Disamping itu, ini adalah hukuman / hajaran, sedangkan 'tumbang / rebah dalam Roh' diartikan sebagai berkat (blessing) dari Tuhan.

    # Hal itu datang dari setan, dan terjadi pada diri orang yang kerasukan setan. Ini bisa (tidak selalu) terjadi:

    -pada waktu setan itu masih ada di dalam orang itu, dimana ia membanting-banting orang itu, atau membuat orang itu melakukan aktivitas-aktivitas aneh diluar kontrol dari orang yang kerasukan itu (Mat 17:15 Mark 9:17-18 Luk 9:39 Mark 5:3-5).

    Aktivitas tak terkontrol sebagai akibat tindakan setan ini bahkan terjadi pada binatang / babi (Mark 5:13).

    Karena itu kalau dalam Toronto Blessing ini ada aktivitas aneh yang terjadi di luar kontrol dari orangnya, itu harus dicurigai sebagai pekerjaan setan!

    -pada waktu orang yang kerasukan itu dibawa kepada Yesus (Mark 9:20 Mark 3:11 Luk 8:28).

    -pada waktu setannya sedang diusir dan pada waktu setannya baru keluar (Mark 9:25-26). Ini terjadi karena tubuh yang baru dipakai oleh setan untuk melakukan aktivitas yang hebat itu lalu menjadi lemas pada waktu setannya meninggalkan tubuh itu.

    Karena itu, orang-orang yang pro pada 'tumbang / rebah dalam Roh' mengatakan bahwa orang-orang yang rebah itu bisa rebah / pingsan karena ada kuasa gelapnya.

    Terhadap hal ini saya menjawab bahwa tidak mungkin begitu banyak orang yang rebah itu semua mempunyai kuasa gelap, karena pada diri merekapun tak ada tanda-tanda kerasukan. Dan disamping itu, hamba Tuhannya tidak menengking setan, tetapi hanya menumpangi tangan (bahkan dari jarak jauh); lalu mengapa setannya tahu-tahu pergi tanpa ditengking?

    Karena kemungkinan kedua ini merupakan pekerjaan setan, maka jelas bahwa ayat-ayat ini tidak bisa dijadikan dasar dari 'tumbang / rebah dalam Roh' yang dianggap sebagai pekerjaan Tuhan!

    Perlu juga saudara ketahui bahwa dalam Kitab Suci tidak pernah dikatakan Tuhan membuat anak-anakNya jatuh pingsan, dan tidak pernah Tuhan membanting-banting anak-anakNya. Yang senang melakukan hal-hal seperti itu hanyalah setan. Karena itu saya mencurigai 'tumbang / rebah dalam Roh' justru sebagai pekerjaan kuasa gelap! Bisa saja para 'hamba Tuhan' itu menggunakan kuasa gelap, supaya dianggap sakti. Ingat bahwa menjelang akhir jaman ada banyak nabi palsu!

    # Hal ini datang dari orang itu sendiri.

    Di atas sudah saya katakan bahwa rasa takut, yang diikuti dengan muka yang menjadi pucat, badan lemas, kehilangan tenaga dan jatuh pingsan, merupakan reaksi normal yang sering terjadi pada orang-orang yang mendapat pengelihatan tentang Tuhan.

    Saya menyebut ini sebagai reaksi normal, karena hal ini juga bisa terjadi kalau orang melihat hantu atau hal menakutkan lainnya. Karena itu mengapa tidak bisa terjadi kalau orang melihat malaikat atau Tuhan sendiri, yang jauh lebih dahsyat dari setan / hantu?

    Bahwa hal ini sebetulnya bukan merupakan pekerjaan Tuhan, terbukti dari fakta bahwa Tuhan justru menyuruh orang yang rebah itu bangun, atau bahkan Tuhan membangunkan orang yang rebah itu (Yeh 2:1-2 Yeh 3:24 Daniel 8:18).

    Karena ini datang dari orang itu sendiri, dan bukan merupakan pekerjaan Tuhan, maka lagi-lagi kejadian-kejadian ini tidak bisa dijadikan dasar dari 'tumbang / rebah dalam Roh'.

    Kesimpulannya:

    Dalam Kitab Suci tidak ada ayat yang mendukung 'tumbang / rebah dalam Roh'! 'Tumbang / rebah dalam Roh' adalah sesuatu yang sama sekali tidak Alkitabiah! Kalau saudara mengalami hal itu, ingatlah bahwa kemungkinan besar itu adalah pekerjaan setan!

    10)Yoh 21:25 - "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu" (bdk. Yoh 20:30).

    Ayat ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa mungkin saja dalam pengalaman rasul-rasul maupun orang kristen abad pertama pernah terjadi hal-hal seperti Toronto Blessing, tetapi tidak dicatat dalam Kitab Suci.

    Tanggapan saya:

    a)Memang ada banyak hal yang benar yang tidak tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi kalau Tuhan memang tidak mau hal itu tertulis dalam Kitab Suci, itu berarti bahwa Ia memang tidak menghendaki hal itu menjadi firman yang tertulis. Dengan demikian, maka hal itu juga tidak boleh dijadikan dasar dari suatu ajaran / praktek.

    Kalau ada seseorang menggunakan ayat ini sebagai dasar dari Toronto Blessing, maka pada hakekatnya tindakannya ini sama dengan menambahi Kitab Suci dan dengan kata lain ia menganggap Kitab Suci tidak lengkap! Bandingkan dengan Wah 22:18-19 yang bukan hanya mengecam orang yang mengurangi Kitab Suci, tetapi juga mengecam orang yang menambahi Kitab Suci, dengan mengatakan bahwa Tuhan akan menambahkan kepada orang itu malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam Kitab Wahyu!

    b)Bahwa orang-orang yang pro Toronto Blessing menggunakan ayat ini sebagai dasar, itu menunjukkan bahwa mereka sebetulnya tidak punya dasar, sehingga harus mengada-ada / mencari-cari dasar yang sebetulnya tidak pernah ada!

    c)Disamping itu, kalau ayat ini dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa mungkin hal seperti Toronto Blessing pernah terjadi dalam sejarah Kitab Suci, hanya tidak dituliskan dalam Kitab Suci, maka bukankah ini cuma spekulasi / dugaan belaka? Bisakah dibenarkan kalau spekulasi / tebakan / dugaan seperti itu lalu digunakan sebagai dasar suatu praktek / ajaran?

    d)Kalau ayat ini bisa / boleh dijadikan dasar dari Toronto Blessing dengan anggapan bahwa hal itu sebetulnya ada tetapi tidak ditulis, maka ayat ini bisa menjadi dasar dari seadanya ajaran / praktek lain yang lebih sesat! Siapa tahu pada jaman dahulu rasul-rasul juga pernah melakukan naked in the Spirit (= telanjang dalam Roh), committing adultery in the Spirit (= berzinah dalam Roh), changing partner in the Spirit (= bertukar pasangan dalam Roh), dsb?

    11)Selain itu dalam Toronto Blessing itu ada juga orang yang mengaum seperti singa dan yang lalu disebut 'mengaum di dalam Roh'. Seorang Pendeta dari Gereja Vineyard di Toronto yang bernama Marc Dupont menggunakan dasar Kitab Suci dari Wah 5:5 dimana Yesus disebut sebagai 'Singa dari suku Yehuda' (Majalah Bahana, April 1995, hal 14).

    Tanggapan saya:

    a)Bahwa Wah 5:5 yang menyebut Yesus sebagai 'Singa dari suku Yehuda' bisa dipakai sebagai dasar dari 'mengaum di dalam Roh' menunjukkan sekali bahwa orang-orang yang pro Toronto Blessing ini terpaksa menggunakan dasar yang terlalu dicari-cari!

    Apakah sebetulnya artinya kalau Yesus disebut sebagai 'singa dari suku Yehuda'? Istilah dalam Wah 5:5 ini berhubungan erat dengan nubuat / berkat yang diberikan oleh Yakub tentang / kepada Yehuda (dan keturunannya) dalam Kej 49:9-10 yang berbunyi sebagai berikut:

    "Yehuda adalah seperti anak singa; setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?

    Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa- bangsa".

    Ini merupakan nubuat bahwa raja-raja Israel akan lahir dari suku Yehuda, dan karena itulah maka suku ini disebut sebagai singa, yang diakui sebagai raja hutan.

    Jadi, kalau Yesus disebut 'singa dari suku Yehuda', itu menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Raja, yang berasal dari keturunan Yehuda. Jadi sebutan 'singa' terhadap Yesus ini hanya menekankan Yesus sebagai Raja, dan sama sekali tak ada hubungannya dengan auman!

    Dengan demikian jelaslah bahwa Wah 5:5 ini tidak bisa dipakai sebagai dasar dari 'mengaum di dalam Roh'.

    b)Dalam Kitab Suci, 'singa' bukan hanya dipakai sebagai simbol Yesus, tetapi juga sebagai simbol dari setan.

    1Pet 5:8 - "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya".

    Lalu mengapa dengan begitu gampang dikatakan bahwa orang- orang itu 'mengaum di dalam Roh' karena Yesus? Mengapa bukan karena setan? Perhatikan juga bahwa pada waktu Yesus disebut sebagai 'singa dari suku Yehuda' dalam Wah 5:5, maka tidak dikatakan bahwa singa itu mengaum, sedangkan waktu setan disebut sebagai singa dalam 1Pet 5:8, dikatakan bahwa singa itu mengaum-aum! Jadi, 'mengaum di dalam Roh' rasanya lebih cocok dikatakan sebagai pekerjaan setan!

    c)Disamping itu, kalau memang Wah 5:5 dipakai sebagai dasar dari 'mengaum di dalam Roh', maka:

    # Bagaimana mungkin bisa ada 'menyalak di dalam Roh' (Majalah Bahana April 1995, hal 14)? Sepanjang yang saya ketahui, Yesus / Allah / Roh Kudus tidak pernah dilambangkan sebagai anjing.

    # Mengapa tidak ada 'mendesis di dalam Roh'? Bukankah 'ular tembaga' dalam Bil 21:4-9 (bdk. Yoh 3:14-15) menunjuk kepada Yesus?

    Juga mengapa tidak ada 'mengembik di dalam Roh'? Bukankah Yesus disebut sebagai 'anak domba Allah' (Yoh 1:29)?

    Juga mengapa tidak ada 'berkotek di dalam Roh'? Bukankah Yesus menggambarkan diriNya sendiri sebagai 'induk ayam' (Mat 23:37)?

    Juga mengapa tidak ada 'mbekur di dalam Roh'? Bukankah Roh Kudus dilambangkan sebagai 'burung merpati' (Mat 3:16)?

    Bayangkan kalau semua bunyi binatang itu keluar dalam gereja / kebaktian; apakah gereja tidak lalu menjadi seperti kebun binatang?

    # Saya juga bisa 'membantu' mereka dalam mencarikan 'dasar Kitab Suci' yang sama gilanya. Misalnya dalam Toronto Blessing ada orang yang lalu berdiri tegak seperti patung. 'Dasar Kitab Suci'nya adalah Maz 62:3 karena disana Allah disebut sebagai 'gunung batu', atau 1Kor 10:4 karena disana Yesus disebut sebagai 'batu karang'!

    Dan kalau ada orang yang memutar-mutarkan tangannya seperti kincir angin (Majalah Bahana, April 1995, hal 20), 'dasar Kitab Suci'nya adalah karena Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai angin (Yoh 3:8).

    Dan kalau ada 'seorang wanita yang bergulung-gulung di lantai seakan-akan hendak melahirkan' (Majalah Bahana, April 1995, hal 20), maka 'dasar Kitab Suci'nya adalah karena Roh Kudus itu adalah Pribadi yang melahirbarukan kita (Yoh 3:3,5).

    Tujuan saya menunjukkan semua ini adalah untuk menunjukkan bahwa gerakan yang bagaimanapun anehnya, bisa saja dicarikan 'dasar Kitab Suci'nya! Dan memang seadanya ajaran sesat bisa saja dicarikan 'dasar Kitab Suci'nya! Ingat bahwa pada waktu setan mencobai Hawa maupun Yesus, ia menggunakan firman Tuhan yang sudah dibengkokkan seenaknya sendiri (Kej 3:1b Mat 4:6). Dan sampai saat inipun setan masih menggunakan cara itu!

    d)Adanya suara aneh yang bukan suaranya sendiri, yang dikeluarkan orang-orang yang menerima Toronto Blessing, lebih membuat kita harus curiga akan adanya pekerjaan kuasa gelap.

    Alasannya: Kalau seseorang memiliki Roh Kudus atau dipenuhi Roh Kudus, maka suaranya akan tetap normal. Bahkan pada waktu seseorang bernubuat atau berbahasa Roh dibawah penguasaan Roh Kudus, suara yang ia keluarkan tetap adalah suaranya sendiri, bukannya berubah menjadi suara orang lain, apalagi suara binatang! Sebaliknya kita semua tahu bahwa orang yang kerasukan setan, selalu berubah dalam suaranya, dimana suara yang ia keluarkan bukan lagi suaranya sendiri! Bandingkan dengan Mat 8:29,31 dan juga dengan Kis 19:15 yang menunjukkan bahwa setan / roh jahatnyalah yang berbicara, bukan orang yang kerasukan itu.

    12)Semua ayat yang menunjukkan bahwa orang kristen adalah orang yang mempunyai sukacita, seperti 1Taw 29:22 2Taw 30:21 Neh 12:43 Kis 16:34 dsb. Lalu dikatakan bahwa tertawa terbahak- bahak itu merupakan perwujudan dari sukacita itu.

    Tanggapan saya:

    a)Sukacita tidak diwujudkan dengan tertawa terbahak-bahak, apalagi sampai berjam-jam / berhari-hari / berminggu-minggu. Orang mewujudkan sukacita dalam hati dengan memuji Tuhan, menyanyi, wajah yang berseri-seri, atau dengan tersenyum / tertawa biasa (bukan terbahak-bahak). Orang- orang tertentu bahkan mewujudkan sukacita dalam hati mereka dengan menangis / mengeluarkan air mata! Tertawa terbahak- bahak bukan terjadi pada waktu kita bersukacita, tetapi kalau kita merasa ada sesuatu yang lucu (Misalnya kalau kita menonton Toronto Blessing!). Dalam Kitab Suci kita juga tak pernah membaca bahwa Yesus ataupun rasul-rasul tertawa terbahak-bahak (sekalipun mereka jelas adalah orang yang penuh dengan sukacita).

    Sebaliknya, orang yang tertawa terbahak-bahak belum tentu adalah orang yang mempunyai sukacita. Dalam Amsal 14:13 dikatakan bahwa 'dalam tertawapun hati dapat merana'! Apakah ini yang dialami oleh orang-orang yang mengalami Toronto Blessing?

    Saya bahkan yakin bahwa ada banyak dari orang-orang yang tertawa terbahak-bahak dalam Toronto Blessing itu bukannya sedang memiliki sukacita! Mengapa? Karena cukup banyak dari orang-orang yang mengalami 'tertawa dalam Roh' itu mengakui bahwa mereka merasa malu luar biasa akan hal itu, dan mereka ingin hal itu berhenti. Jadi mereka bukan merasa sukacita, tetapi merasa malu!

    Apakah orang yang mengalami Toronto Blessing itu mengalami sukacita atau tidak, bisa sangat dipengaruhi oleh kepercayaan mereka terhadap Toronto Blessing itu. Orang yang mempercayai bahwa Toronto Blessing itu merupakan lawatan Allah, tentu akan bersukacita pada waktu mengalami hal itu. Sebaliknya, orang yang tidak mempercayai hal itu sebagai pekerjaan Tuhan, pasti tidak akan bersukacita, dan bahkan merasa takut, pada waktu mengalami hal itu. Ini bukan sekedar suatu dugaan, tetapi ini saya dapatkan dari kesaksian beberapa orang yang mengalami Toronto Blessing.

    b)Kalau sukacita memang harus diwujudkan dengan tertawa terbahak-bahak, maka berdasarkan Fil 4:4 dimana Paulus berkata 'bersukacitalah senantiasa', kita semua harus tertawa terbahak-bahak senantiasa! Ini pasti akan membuat seluruh dunia menganggap bahwa semua orang kristen sudah gila.

    c)Mengatakan bahwa sukacita harus diwujudkan dengan tertawa terbahak-bahak, adalah sama dengan mengatakan bahwa kasih / cinta harus diwujudkan dengan ciuman, pelukan, dan hubungan sex. Jadi, orang kristen yang penuh Roh Kudus, harus penuh dengan kasih, sehingga harus juga berciuman, berpelukan, berhubungan sex di gereja! Bisakah saudara menerima kegilaan seperti ini? Ini menjadi ajaran Children of God, bukan ajaran kristen!

    d)Orang-orang yang mengalami Toronto Blessing mengatakan bahwa mereka mengalami sukacita pada saat mengalami Toronto Blessing atau setelahnya. Jadi menurut kesaksian mereka, mereka bukannya mempunyai sukacita dahulu sehingga lalu mengalami Toronto Blessing / 'tertawa dalam Roh', tetapi sebaliknya! Dengan demikian, 'tertawa dalam Roh' itu terjadi tanpa alasan / sebab apapun!

    Jadi, yang mana yang benar? Apakah Toronto Blessing / 'tertawa dalam Roh' menyebabkan sukacita, atau sukacita menyebabkan Toronto Blessing / 'tertawa dalam Roh'?

    e)Dalam persoalan tertawa yang tidak bisa ditahan dan terjadi tanpa sebab apapun, saya perlu menambahkan cerita ini.

    Saya pernah bertemu dengan orang, yang jelas bukan orang kristen yang sejati, dan yang jelas adalah orang yang sedang kerasukan setan. Dan orang ini sering tertawa tanpa bisa ditahan, dan tanpa ada alasan apapun, khususnya pada waktu berdoa, atau pada waktu pemberitaan firman Tuhan dalam kebaktian.

    Pada waktu saya menanyainya, ia berkata bahwa setan itu mengitik-ngitik dirinya sehingga ia terus tertawa tanpa bisa ditahan.

    Jadi jelas bahwa setan bisa membuat orang tertawa tanpa bisa ditahan!

    Karena itu, orang yang mengalami 'tertawa dalam Roh' perlu merenungkan hal ini: pekerjaan siapa yang menyebabkan saudara tertawa tanpa bisa ditahan? Pekerjaan Tuhan atau setan?

    13)Maz 126:1-2 - "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak sorai".

    Tanggapan saya:

    Ayat ini jelas menunjukkan suatu sukacita / sorak sorai yang wajar / biasa, yang disebabkan oleh sebab tertentu, yaitu karena Tuhan baru memulihkan keadaan Sion.

    Berbeda dengan 'tertawa yang tidak wajar' dan 'gerakan-gerakan aneh yang diluar kontrol' dalam Toronto Blessing, yang terjadi tanpa sebab-sebab apapun.

    14)Ayub 8:21 - "Ia (Allah) masih akan membuat mulutmu tertawa dan bibirmu bersorak-sorak".

    Dalam NIV dikatakan: "He will yet fill your mouth with laughter and your lips with shouts of joy" (= Ia masih akan mengisi mulutmu dengan tertawa dan bibirmu dengan teriakan sukacita).

    Ayat ini juga bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa Allah memang bisa mengisi mulut seseorang dengan tertawa, dan karena itu Toronto Blessing itu memang dari Allah.

    Tanggapan saya:

    a)Sekali lagi perlu ditekankan bahwa 'tertawa' tidaklah sama dengan 'tertawa terbahak-bahak'! Kalau Allah memberikan sukacita dalam diri seseorang, memang bisa saja itu membuat orang itu tertawa. Tetapi ini tentu berbeda dengan tertawa terbahak-bahak, apalagi sampai berjam-jam / berhari-hari!

    b)Perlu diketahui bahwa kata-kata dalam Ayub 8:21 ini diucapkan oleh Bildad (Ayub 8:1). Ia adalah salah seorang dari teman-teman Ayub yang sebetulnya datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya justru mengecam / menghakimi Ayub. Tetapi kalau saudara membaca seluruh kitab Ayub, saudara akan melihat dengan jelas bahwa kecaman / penghakiman yang diberikan oleh teman-teman Ayub adalah salah! Ini terbukti pada akhir kitab Ayub, dimana Tuhan menyatakan kemurkaanNya kepada teman-teman Ayub ini, termasuk Bildad (Ayub 42:7- 10)!

    15)Kej 21:6 - "Berkatalah Sara: 'Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku'".

    Tanggapan saya:

    a)Sara bukan tertawa tanpa sebab seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang mengalami Toronto Blessing. Ada 2 kemungkinan yang menyebabkan Sara tertawa:

    # bayi yang ia dapatkan (yaitu Ishak) membuat ia begitu bersukacita sehingga ia tertawa.

    # ia merasa lucu bahwa dirinya sebagai seorang wanita yang berusia 90 tahun bisa mengandung, melahirkan, dan menyusui bayi.

    Ini juga yang menyebabkan setiap orang yang mendengarnya akan tertawa. Mereka semua merasa lucu bahwa Sara bisa mengalami hal itu.

    Ini tentu merupakan penafsiran yang lebih benar (bdk. Kej 18:12).

    b)Tidak dikatakan bahwa Allah membuat Sara tertawa terbahak- bahak, apalagi sampai berjam-jam / berhari-hari / berminggu-minggu!

    16)Dalam Toronto Blessing, selain ada orang yang tertawa terbahak-bahak, juga ada orang yang menangis.

    Ayat-ayat yang dipakai sebagai dasar untuk ini adalah Hakim2 2:4 2Taw 34:27 Ezra 3:10-13 Neh 8:10 Kis 2:37 Wah 5:4.

    Tanggapan saya:

    Memang banyak ayat dalam Kitab Suci yang menunjukkan orang menangis. Tetapi semua ayat itu menunjukkan orang yang menangis karena kesadaran akan dosa yang dinyatakan oleh Tuhan, ataupun terharu karena kebaikan Tuhan (seperti mungkin dalam Ezra 3:12-13), ataupun karena sebab-sebab lain yang tertentu. Ini berbeda dengan menangisnya orang dalam Toronto Blessing, yang menangis tanpa ada sebabnya! Bahkan mereka yang menangis itupun tidak tahu apa sebabnya / alasannya mereka itu menangis!

    B)Dasar dari sejarah / non Kitab Suci:

    1)Dikatakan bahwa dalam sejarah kebangunan rohani, hal-hal seperti Toronto Blessing ini sudah sering terjadi, misalnya dalam kebangunan Rohani yang dipimpin oleh Jonathan Edwards, Charles G. Finney, dsb.

    Dalam Majalah Bahana bulan April 1995, hal 14, dikutip terjemahan dari tulisan dari Jonathan Edwards tentang Kebaktian Kebangunan Rohani abad 18 sebagai berikut:

    "Senang sekali bisa melihat bagaimana kasih sayang seseorang kadang-kadang tergerak ketika Allah melakukannya, seperti yang telah terjadi, tiba-tiba membuka mata mereka dan ke dalam pikiran mereka masuk rasa kebesaran karunia-Nya. Kesukacitaan mereka menyebabkan hati mereka melompat kegirangan, sehingga mereka siap untuk tertawa terbahak-bahak dan menangis, kadang pada waktu yang bersamaan, yang keluar seperti banjir, dan campur aduk dengan suara tangisan yang keras. Kadang-kadang mereka tidak mampu menahan diri untuk tidak menangis dengan suara keras".

    Ini dianggap cocok dengan apa yang terjadi dalam Toronto Blessing.

    Tanggapan saya:

    a)Bahwa mereka harus menggunakan 'sejarah' sebagai dasar, sebetulnya sudah menunjukkan bahwa mereka kekurangan dasar!

    b)Perlu saudara ingat bahwa berbeda dengan Kitab Suci yang dituliskan oleh orang-orang yang diilhami Allah, dan karenanya menjadi infallible & inerrant (= tidak ada salahnya), sejarah tidak demikian.

    Jadi, bisa saja ada kesalahan penceritaan dalam sejarah, khususnya kalau itu merupakan hal-hal kecil seperti penggambaran tentang apa yang terjadi dalam kebangunan-kebangunan rohani dalam sejarah.

    c)Apa yang terjadi pada Kebaktian Kebangunan Rohani yang dilakukan oleh Jonathan Edwards dan tokoh-tokoh Kebangunan Rohani yang lain dalam sejarah, adalah sesuatu yang berbeda dengan Toronto Blessing!

    Perbedaan yang menyolok adalah bahwa dalam Kebangunan Rohani yang diadakan oleh tokoh-tokoh itu, jemaat menangis, tertawa, berlutut memohon ampun dsb, sebagai reaksi terhadap Firman Tuhan yang telah disampaikan (bdk. Kis 2:37).

    Adalah sesuatu yang masuk akal, kalau seseorang disadarkan akan dosanya dan hukuman Allah yang akan menimpanya, lalu menjadi ketakutan, menangis, berlutut minta ampun dsb (bdk. Yunus 3:4-9).

    Juga adalah sesuatu yang masuk akal kalau setelah seseorang mendengar Injil dan percaya kepada Yesus sehingga yakin bahwa ia telah diampuni / diselamatkan, lalu bersukacita / tersenyum / tertawa (Bdk. Kis 16:34).

    Jonathan Edwards memang bukanlah seorang pengkhotbah yang dinamis / berapi-api dalam berkhotbah, tetapi khotbah-khotbahnya menegur dosa dan menyatakan hukuman dosa dengan cara yang 'sangat mengerikan'.

    Peristiwa yang bersejarah itu terjadi pada tanggal 8 Juli 1741, di Enfield, Connecticut, USA. Pada waktu itu Jonathan Edwards mengkhotbahkan suatu khotbah yang berjudul 'Sinners in the Hands of an Angry God' (= Orang-orang berdosa dalam Tangan Allah yang Murka), yang menekankan hebatnya dan kekalnya hukuman Allah, dan dekatnya orang berdosa dengan hukuman Allah itu, sehingga setiap saat bisa saja tertimpa oleh hukuman Allah itu.

    Pada waktu jemaat mendengar Firman Tuhan yang ia beritakan, Roh Kudus bekerja dengan cara yang luar biasa, sehingga jemaat betul-betul disadarkan akan dosa mereka, dan mereka menjadi begitu takut akan hukuman Allah yang kekal, dan mereka menangis sambil berpegangan pada pilar-pilar gereja itu sambil memohon ampun dan belas kasihan Tuhan terhadap mereka. Kalau mereka selanjutnya tertawa, itu tentu karena mereka percaya bahwa dosa mereka sudah diampuni dengan mereka mau datang kepada Yesus.

    Ini tentu berbeda dengan peristiwa Toronto Blessing, dimana tindakan menangis, tertawa dan bermacam-macam hal yang aneh- aneh itu, terjadi tanpa sebab apa-apa, dan tanpa ada hubungannya dengan khotbah / Firman Tuhan, bahkan terjadi sebelum pengkhotbah / pendetanya sempat memberitakan Firman Tuhan!

    Perhatikan komentar-komentar dari pendeta-pendeta yang gerejanya mengalami Toronto Blessing (ini saya kutip dari Majalah Bahana, bulan April 1995):

    # "Ternyata mereka sudah dijamah lebih dahulu oleh Tuhan sampai-sampai saya tidak ada waktu untuk berkhotbah" (hal 10).

    # "Ketika saya berkhotbah, kuasa Allah mulai turun. ... Saya mencoba berkhotbah di atas keributan itu tapi tidak berguna" (hal 19).

    Ini menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang itu mengalami Toronto Blessing bukan sebagai reaksi terhadap Firman Tuhan yang diberitakan!

    2)Buahnya bagus! Bdk. Mat 7:16-20.

    Orang-orang yang mengalami Toronto Blessing dikatakan mengalami penyegaran sehingga menjadi bersemangat! Bahkan ada yang mengatakan bahwa pernikahan mereka diperbaharui / diperbaiki, mereka menjadi orang yang cinta orang tua, hidup mereka disucikan dsb.

    Tanggapan saya:

    Ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai tanggapan:

    a)Dalam Majalah Bahana April 1995, hal 12 dikatakan: "Seperti yang diakui para pemimpinnya, pembaharuan ini masih belum terpusat pada pertobatan".

    Apa gerangan yang dimaksud dengan 'pembaharuan tanpa pertobatan' itu? Kalau tidak ada pertobatan, itu menunjukkan tidak ada buah!

    Jadi, kesaksian dari kalangan orang yang pro pada Toronto Blessing itu simpang siur dan bertentangan satu sama lain. Lalu yang mana yang benar?

    b)Apa yang disebut dengan 'buah'?

    Dalam Kitab Suci, yang disebut dengan 'buah' adalah kehidupan yang baik atau perubahan hidup ke arah yang positif, yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya (Gal 5:22-23).

    Dalam dunia ini tidak ada tanaman apapun yang kalau berbuah langsung buahnya besar dan matang. Sesuai dengan namanya, maka 'buah' muncul, menjadi besar, dan menjadi matang melalui proses dan karenanya membutuhkan waktu! Lalu bagaimana mungkin dalam waktu yang begitu singkat orang-orang yang mengalami Toronto Blessing itu sudah langsung kelihatan buahnya?

    c)Juga perlu dipertanyakan: mengapa buah itu harus keluar melalui Toronto Blessing? Dasar Kitab Suci mana yang bisa digunakan untuk mendukung keluarnya buah melalui tindakan- tindakan aneh dalam Toronto Blessing? Dalam sepanjang sejarah Kitab Suci, Allah tidak pernah menimbulkan buah dalam diri anak-anakNya melalui hal seperti itu!

    d)Bagaimana seseorang bisa disegarkan secara rohani, tanpa menggunakan Firman Tuhan? Bdk. Maz 1:1-3.

    Bukankah Firman Tuhan itu adalah makanan rohani yang bisa menumbuhkan dan menguatkan / menyegarkan iman kita (bdk. 1Pet 2:2)?

    e)Sekedar bahwa orang-orang yang mengalami Toronto Blessing menjadi bersemangat, belum tentu bisa dianggap sebagai 'buah'. Bisa saja semangat itu hanya merupakan suatu effek psikologis!

    f)'Bersemangat' belum tentu menjadikan seseorang lebih baik. Kalau seseorang mempunyai pengertian Firman Tuhan yang baik, maka tentu saja 'semangat' adalah sesuatu yang baik, karena semangat itu akan menyebabkan ia bertindak dengan benar. Tetapi kalau seseorang tidak mempunyai pengetahuan Kitab Suci, apalagi kalau seseorang mempunyai pengetahuan Kitab Suci yang salah / sesat, maka semangat justru merupakan hal yang jelek, karena akan mendorong ia melakukan hal-hal yang salah!

    Karena itu maka Amsal 19:2 berkata:

    "Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah"

    Catatan: kata 'kerajinan' oleh NIV diterjemahkan dengan zeal (= semangat).

    Mungkin tidak banyak orang kristen yang mempunyai semangat penginjilan seperti orang-orang Saksi Yehovah. Tetapi semangat orang-orang Saksi Yehovah ini justru menjadi sesuatu yang sangat berbahaya karena mereka mempunyai pengetahuan dan kepercayaan yang sesat.

    Karena itu, kalau orang-orang tertentu menjadi bersemangat karena Toronto Blessing, itu belum tentu baik. Melihat bahwa mereka mengabaikan Firman Tuhan, semangat ini bisa justru merupakan sesuatu yang membahayakan gereja / kekristenan!

    g)Ini jelas merupakan pengamatan yang sangat subyektif!

    Semua agama bisa saja mengatakan bahwa pengikut agama mereka mempunyai buah yang baik! Bahkan dalam Traktat Saksi Yehovah yang berjudul 'Mengapa Kehidupan Begitu Penuh Problem?' dikatakan sebagai berikut:

    "Saksi-Saksi Yehuwa memiliki reputasi dalam menghasilkan 'buah yang baik' tersebut. Di seluas dunia ini, di lebih dari 230 negeri, mereka telah menempa pedang mereka menjadi mata bajak (Yes 2:4). Kasih mereka akan sesama juga diperlihatkan oleh ketaatan mereka kepada perintah Kristus untuk memberitakan Kabar Baik Kerajaan Allah di seluas dunia (Mat 24:14, BIS). Mereka juga mempraktekkan dan menjunjung moral yang luhur yang diajarkan di dalam Alkitab - 1Korintus 6:9-11".

    Hanya orang bodoh yang mau menerima hal subyektif semacam ini sebagai dasar!

    3)Gerakan Toronto Blessing ini dikatakan tidak menjadi milik dari satu golongan (Kharismatik) saja, tetapi bermacam-macam golongan, yang lalu dipersatukan oleh adanya Toronto Blessing ini. Ini sesuai dengan kesatuan orang percaya dalam 1Kor 12:12-13.

    Dalam majalah Bahana bulan April 1995, hal 12, dikatakan:

    "Salah satu ciri menonjol dari pembaharuan ini adalah sifatnya yang interdenominasi. Baptis, Katolik, Anglikan, karismatik, Pentakosta dan denominasi lain mengalami penyegaran yang sama seringkali ketika mereka sedang berdiri berdampingan"

    Lalu dalam majalah yang sama hal 13 dikatakan:

    "... ciri interdenominasi ini mengesahkannya sebagai pekerjaan Roh Kudus. 'Tidak ada strategi pertumbuhan gereja yang bekerja melampaui halangan dan prasangka denominasi', katanya. 'Jika penghalang itu runtuh, itulah tanda karya pekerjaan Roh Kudus'".

    Tanggapan saya:

    Bahwa Toronto Blessing mempunyai sifat interdenominasi, belum tentu menunjukkan bahwa ini merupakan pekerjaan Roh Kudus.

    Mari kita perhatikan hal-hal dibawah ini:

    a)Orang-orang yang berpendapat bahwa gerakan Toronto Blessing ini mempersatukan semua denominasi, adalah orang yang berpandangan 'terlalu positif' dan juga 'terlalu sempit'!

    Apakah benar gerakan Toronto Blessing ini mempersatukan semua denominasi? Menurut saya gerakan Toronto Blessing ini justru memecah-mecah gereja! Karena apa? Karena banyak pro dan kontra tentang gerakan ini. Yang pro menganggap ini dari Tuhan, yang kontra menganggap ini dari setan. Disamping itu, yang kontra bukan hanya dari golongan Protestan, tetapi bahkan juga dari golongan Pentakosta / Kharismatik sendiri. Jadi, bisa dikatakan bahwa gerakan Toronto Blessing ini memecah golongan Pentakosta / Kharismatik menjadi dua!

    Ini diakui oleh Majalah Bahana bulan April 1995: "Sementara Toronto Blessing membantu perkembangan kesatuan denominasi di banyak negara, dia juga membawa kekacauan dan polarisasi" (hal 13).

    b)Kitab Suci memang mengatakan bahwa semua orang percaya adalah satu di dalam Kristus (1Kor 12:12-13). Tetapi Kitab Suci sebaliknya juga memberikan batasan antara orang kristen yang sungguh-sungguh dan orang kristen yang KTP.

    Misalnya:

    # Mat 13:24-30,36-43 yang berbicara tentang lalang di antara gandum.

    # 1Yoh 2:19 yang membedakan antara 'mereka yang sungguh- sungguh termasuk pada kita' dan 'mereka yang tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita'.

    # Wah 2:9 yang membedakan 'orang Yahudi' dan 'jemaah Iblis'.

    Kalau Firman Tuhan sendiri membedakan / memisahkan orang kristen sejati dan yang palsu, atau gereja yang benar dan gereja yang sesat, mungkinkah Roh Kudus lalu mengadakan suatu gerakan yang mempersatukan semua denominasi / aliran

    (Kristen, Katolik, Pentakosta, Kharismatik, Injili, Liberal dll), dan pada saat yang sama membiarkan mereka yang sesat tetap memegang kepercayaan sesatnya?

    Saya menganggap persatuan semacam ini tidak mungkin datang dari Tuhan / Roh Kudus! Roh Kudus tidak mungkin mempersatukan apa yang nanti pada akhir jaman justru akan dipisahkan (bdk. Mat 13:24-30,36-43,47-50 Mat 25:31-46)!

    4)Toronto Blessing itu pasti dari Allah karena hal itu dialami oleh orang kristen, dan mereka yang mengalaminya memperoleh damai / sukacita.

    a)Dirinya sendiri mengalami Toronto Blessing.

    Banyak orang kristen yang berpendapat bahwa pokoknya mereka mengalaminya, maka hal itu pasti merupakan pekerjaan Tuhan / Roh Kudus. Kalau mereka disembuhkan secara mujijat, maka mereka langsung mengatakan bahwa itu adalah 'kesembuhan ilahi'. Dan kalau mereka rebah dalam kebaktian, maka mereka mengatakan bahwa itu adalah 'rebah / tumbang di dalam Roh'. Juga kalau mereka mengalami Toronto Blessing, maka mereka menganggap itu sebagai 'lawatan Allah'.

    Tanggapan saya:

    Atas dasar apa mereka menganggap bahwa kalau mereka mengalami maka itu pasti merupakan pekerjaan Allah / Roh Kudus? Tidak pernahkah terpikir bahwa manusia bisa saja mengalami pekerjaan setan? Ingat bahwa Kitab Suci dengan jelas mengatakan bahwa setan sering meniru hal-hal yang dari Tuhan, dan ia bahkan bisa menyamar sebagai malaikat Terang (Kel 7:8-12 Mat 24:24 2Kor 11:14 Wah 13:13).

    Kalau hanya karena mereka mengalami, lalu mereka mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan Allah, bagaimana kalau ada seorang kristen yang menjadi pemain jaran kepang, debus, tenaga dalam, atau atraksi magic lainnya, yang karena mengalami hal itu, lalu juga mengatakan itu sebagai pekerjaan Allah / Roh Kudus? Bagaimana dengan orang Katolik yang mengaku melihat Maria menampakkan diri kepadanya dan mengaku sebagai 'perawan yang tak bercela'? Apakah semua ini harus diakui sebagai pekerjaan Allah, hanya karena orang-orang kristen itu mengalaminya?

    Perlu saya tambahkan suatu penegasan sebagai berikut: andaikata saya sendiri pada suatu waktu mengalami Toronto Blessing, saya tetap tidak akan percaya bahwa Toronto Blessing itu berasal dari Tuhan. Saya hanya mau mempercayai bahwa Toronto Blessing itu dari Tuhan, kalau ada dasar Kitab Suci yang benar yang mendukung Toronto Blessing itu. Saya tidak mendasarkan kepercayaan saya pada pengalaman saya, tetapi pada Kitab Suci / Firman Tuhan!

    b)Adanya damai sejahtera dan sukacita setelah / pada waktu mengalami Toronto Blessing.

    Tanggapan saya:

    # Harus diakui bahwa biasanya orang yang berjalan sesuai kehendak Tuhan, memang akan mempunyai sukacita dan damai sejahtera (Yes 48:18), dan sebaliknya orang yang berjalan di luar kehendak Tuhan, tidak akan mempunyai sukacita dan damai sejahtera (Yes 48:22).

    Tetapi perlu diketahui bahwa karena kejatuhan Adam, maka seluruh diri manusia, termasuk hati dan perasaannya, dipengaruhi secara negatif oleh dosa. Ini menyebabkan hati dan perasaan itu tidak bisa dipercaya sepenuhnya, karena sering memberikan perasaan yang tidak semestinya.

    Karena hal inilah maka sering terjadi dimana orang yang beriman dan saleh, ternyata menjadi gelisah dan tidak mempunyai damai sejahtera maupun sukacita. Misalnya, Ayub yang beriman dan saleh itu bersaksi bahwa ia tidak mempunyai ketenangan dan ketenteraman, tetapi sebaliknya dipenuhi dengan kegelisahan (Ayub 3:26). Bdk. Maz 13:2-3 Maz 22:2-3 Maz 44 2Kor 1:8-9.

    Sebaliknya sering juga terjadi bahwa orang yang berjalan di luar kehendak Tuhan, bisa tetap mempunyai damai (yang palsu). Misalnya, pada waktu Yunus menolak perintah Tuhan, ia tetap bisa mempunyai 'damai' sehingga tetap bisa tidur dengan nyenyak (Yunus 1:5b-6). Atau orang-orang jahat dalam Maz 73 yang dikatakan 'tidak mengalami kesusahan manusia' dan 'senang selamanya' (Maz 73:5a,12b).

    # Disamping itu, perlu diketahui bahwa tidaklah terlalu gampang untuk membedakan kesenangan duniawi / damai yang palsu dengan damai dan sukacita sejati yang datang dari Tuhan.

    Misalnya, kalau ada orang kristen yang sedang berpacaran dan ia lalu berusaha menggunakan damai sejahtera dan sukacita dalam hatinya sebagai petunjuk apakah Tuhan menghendaki ia menikah dengan pacarnya itu atau tidak. Maka saya yakin bahwa ia pasti akan mendapatkan jawaban 'ya' dari Tuhan, karena pada waktu ia sedang berpacaran, ia pasti mengalami sukacita, dan tidak gampang untuk mengetahui apakah ini sekedar merupakan sukacita / kesenangan duniawi, atau ini memang sukacita / damai yang diberikan oleh Tuhan karena ia berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

    # Juga kita perlu mengingat kata-kata Dr. Luh Ketut Suryani yang pada waktu berbicara tentang orang-orang yang mengalami trance, berkata: "Tapi kalau penari Bali puasnya tak terlukiskan. Bahkan, dalam tarian keagamaan di pura, kepuasan itu berwujud ketenangan batin yang masih berlangsung sampai tiga hari" (lihat di atas pada hal 19-20).

    Kata-katanya ini bisa menjelaskan mengapa orang-orang yang mengalami Toronto Blessing (yang jelas termasuk dalam trance) bisa mengalami damai dan sukacita.

    # Perlu juga diingat akan adanya orang-orang yang mengalami Toronto Blessing tetapi bukannya mengalami damai dan sukacita, tetapi sebaliknya merasa takut, malu, gelisah dsb. Kalau memang Toronto Blessing itu dari Tuhan, mengapa tidak semua orang yang mengalaminya lalu mendapatkan damai dan sukacita?

    5)Toronto Blessing itu pasti dari Tuhan, karena adanya penggunaan nama Yesus.

    a)Hal itu terjadi dalam kebaktian yang menggunakan nama Yesus.

    Tanggapan saya:

    Ini jelas merupakan kesimpulan yang terlalu cepat, karena nabi-nabi palsupun bisa bernubuat, mengusir setan, dan melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus.

    Mat 7:15,22-23 - "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar sebagai domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. ... Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujijat demi namaMu juga? Pada saat itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

    Juga dalam Kis 16:16-18 kita melihat ada orang yang terus mengikuti Paulus dalam pelayanannya sambil berseru: "Orang- orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan keselamatan".

    Orang ini menyebut nama Allah Yang Mahatinggi, mempublikasikan Paulus dengan benar (yaitu sebagai pemberita jalan keselamatan!), tetapi orang ini adalah orang yang kerasukan setan, dan karena itu akhirnya Paulus menengking setan itu!

    Semua ini menunjukkan bahwa hanya karena suatu kebaktian diadakan dalam nama Yesus, suatu doa dipanjatkan dalam nama Yesus, dsb, tidak menjamin bahwa tidak ada kuasa gelap yang bekerja! Kalau yang menggunakan nama Yesus itu ternyata adalah seorang nabi palsu / orang kristen KTP, maka jelas tidak akan ada kuasa apa-apa dalam penggunaan nama Yesus itu! Bdk. Kis 19:13-16!

    b)Sebelum kebaktian, mereka sudah menggunakan nama Yesus untuk mengikat semua setan atau menengking semua setan supaya keluar dari ruang kebaktian.

    Tanggapan saya:

    Perlu saudara ingat bahwa rasulpun bisa gagal dalam menengking setan (Mat 17:14-21), apalagi orang kristen / hamba Tuhan biasa!

    Disamping itu, fakta menunjukkan bahwa pengikatan setan atau penengkingan setan sebelum kebaktian tidak menjamin bahwa dalam kebaktian itu tidak ada setan yang bekerja. Ini terbukti karena dalam setiap kebaktian tetap ada orang yang mengantuk, tidak mendengarkan Firman Tuhan, mengeraskan hati, tidak mau bertobat, menjadi marah pada waktu mendengar teguran Firman Tuhan, dsb. Jadi jelas setan masih bekerja!

    Mengapa penengkingan itu tak berhasil? Karena Tuhan memang masih memberikan kesempatan bagi setan untuk menggoda kita. Bahkan, menjelang akhir jaman dikatakan bahwa setan akan lebih diberi keleluasaan lagi untuk menggoda manusia (Wah 20:3b,7-8). Kita tidak bisa mengikat setan atau menengking setan kalau itu bertentangan dengan kehendak / rencana Tuhan (bdk. 1Yoh 5:14). Kalau memang kita bisa menengking setan keluar dari ruang kebaktian, mengapa tidak sekalian saja menengkingnya keluar dari alam semesta?

    Kalau setan merasuk seseorang, atau memanifestasikan dirinya kepada kita, maka kita memang bisa menengking (bdk. Kis 16:16-18 Mat 4:10 - ini jelas adalah setan yang bukan hanya menggoda, tetapi juga memanifestasikan dirinya karena ia berbicara kepada Yesus, membawa Yesus ke Kota Suci / gunung yang tinggi dsb). Tetapi kalau setan hanya menggoda kita, maka kita tidak diberi otoritas untuk menengking [Catatan: Mat 16:23 bukanlah penengkingan, karena kata-kata itu ditujukan kepada Petrus, bukan kepada setan. Ini juga terlihat dari terjemahan yang lebih benar dari NIV/NASB: Get behind me, Satan! (= pergilah ke belakangKu, setan!)]. Kalau setan hanya menggoda, perhatikan apa yang diperintahkan oleh Kitab Suci dalam Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9.

    Yak 4:7-8 - "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!"

    1Pet 5:8-9 - "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah ia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama".

    Dari kedua text Kitab Suci ini terlihat bahwa pada saat kita digodai oleh setan, Kitab Suci menyuruh kita untuk:

    -waspada / berjaga-jaga (1Pet 5:8).

    -tunduk kepada Allah (Yak 4:7).

    -melawan (bukan menengking!) setan (Yak 4:7 1Pet 5:9).

    -mendekat kepada Allah (Yak 4:8). -menyucikan diri (Yak 4:8).

    Dari semua ini jelas bahwa Tuhan tidak memberikan kita otoritas untuk menengking setan yang menggoda kita. Karena itu, menengking setan dari ruang kebaktian, bukanlah suatu jaminan bahwa dalam kebaktian itu setan tidak akan bisa bekerja!

2 komentar:



BELAJAR BAHASA mengatakan...

Pembahasan Toronto Blessing sangat menarik

BELAJAR BAHASA mengatakan...

artikel menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com

Posting Komentar