Potret Keluarga Ishak (Pdt. Handoyo Santoso, D.Min.)

Pasangan Ishak-Ribka memiliki landasan yang benar dalam membangun keluarga. Dengan landasan yang benar, bukan otomatis tak ada masalah lagi. Justru landasan yang benar itu yang membuat mereka mampu mengatasi masalah dalam keluarga.

KEJADIAN 25 : 20
20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya menjadi isterinya.

Ishak berumur empat puluh tahun, telah mencapai usia yang matang. Sebab usia empat puluh tahun merupakan usia standar pada zaman itu bagi seseorang untuk menikah. Hal ini menunjukkan bahwa dasar perkawinan yang dijalani oleh Ishak dan Ribka secara umum telah berada pada dasar yang benar, yakni pada usia yang telah matang. Namun yang terpenting adalah proses pertemuan antara Ishak dengan Ribka terjadi oleh karena tuntunan ROH KUDUS. Itulah sebabnya di dalam Alkitab tidak ada istilah jodoh, sebab TUHAN yang menuntun seseorang untuk mendapatkan pasangannya sesuai dengan standar Firman-NYA.

Ribka adalah seorang perempuan yang memiliki karakter yang baik (sesuai dengan standar Firman). Tidak ada seorang pun yang mampu memiliki karakter yang sesuai dengan Firman selain orang yang percaya kepada TUHAN (orang yang beriman). Syarat penting lainnya dari pernikahan yang dipenuhi pasangan Ishak dan Ribka adalah kedua-duanya memiliki iman yang sama. Ishak sendiri mengikuti iman yang diperoleh dari bapaknya, Abraham. Imannya itu teruji ketika ia hendak dikorbankan oleh ayahnya dan pada saat itu ia tidak berontak sedikit pun.

Melihat keadaan kedua belah pihak (Ishak dan Ribka), dapat kita lihat bahwa ini adalah model atau dasar yang sangat baik bagi seseorang ketika hendak membangun sebuah rumah tangga. Namun, apakah rumah tangga yang dibangun sesuai dengan Firman tidak pernah mengalami problem?

KEJADIAN 25 : 21
21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.

Sekalipun rumah tangga telah dibangun di atas dasar sesuai dengan standar Firman TUHAN, ternyata rumah tangga tersebut masih dapat mengalami persoalan. Dalam ayat 21, Ishak berdoa kepada TUHAN untuk istrinya, sebab istrinya mandul. Pada masa awal perkawinan antara Ishak dan Ribka, mulai ada persoalan yang tak segera mereka sadari.

Secara logika, bagaimana Ishak dapat mengetahui istrinya itu mandul? Sebab pada masa itu belum ada ilmu kedokteran untuk mendeteksi seseorang itu mandul atau tidak. Ternyata Ishak dapat mengetahui istrinya mandul dari melihat usia perkawinannya. Ketika Esau dan Yakub lahir, usia Ishak 60 tahun (Kejadian 25:26). Jadi selama kurang lebih 20 tahun usia perkawinannya, Ishak dan Ribka tidak memiliki anak. Jika kita bandingkan dengan orangtuanya, ada kesamaan persoalan yang dihadapi Ishak dan Abraham: Ribka dan Sarah sama-sama mandul.

Hal ini menunjukkan bahwa persoalan hidup ini selalu ada, baik bagi orang beriman maupun yang tidak beriman. Tetapi cara orang beriman dalam menghadapi persoalan sangat berbeda dengan orang yang tidak beriman. Karena Ishak adalah seorang yang beriman kepada ALLAH, ia tahu kepada siapa harus datang dan berdoa. Itu sebabnya ketika Ishak dan Ribka berdoa kepada ALLAH, IA mendengar dan mengabulkan doa mereka.

Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah kita berdoa bagi pasangan kita? Mendoakan pasangan kita berarti kita menganggap bahwa persoalan yang dihadapi oleh istri atau suami adalah persoalan kita juga. Pasangan yang tidak saling mendoakan sesungguhnya hidup mereka telah "terpisah" sekalipun masih tinggal di bawah satu atap bahkan dalam satu kamar. Sesungguhnya, mereka sudah tidak lagi menjadi satu.

MAZMUR 34 : 16
16 Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-NYA kepada teriak mereka minta tolong.

Dalam Alkitab bahasa Inggris, istilah "orang benar" digunakan kata "righteous" yang memiliki arti dibenarkan oleh penebusan TUHAN. Berarti mata TUHAN tertuju kepada setiap anak-NYA yang telah ditebus oleh TUHAN, baik ketika dia sedang mengalami persoalan ataupun tidak. IA mendengar dan memperhatikan setiap teriakan kita minta tolong. Banyak orang yang mau mendengar persoalan orang lain, tetapi belum tentu mau memperhatikan permintaan tolong orang yang sedang mengalami persoalan tersebut. Tetapi ALLAH kita, mata-NYA selalu tertuju kepada kita, telinga-NYA mau mendengar teriakan minta tolong dan memperhatikan segala segi hidup kita.

Yang menjadi persoalan adalah, seringkali kita tidak berteriak minta tolong kepada TUHAN sehingga pertolongan itu tidak kita alami. Itu sebabnya Ribka dan Ishak belum menerima pertolongan TUHAN selama 20 tahun usia perkawinannya. Setelah Ishak dan Ribka berdoa kepada TUHAN, barulah Ribka mengandung dan melahirkan anak. Dari statement ini, bukan berarti TUHAN tidak tahu persoalan kita jika kita tidak berteriak minta tolong. Apabila IA tidak menolong kita (karena kita tidak berteriak minta tolong), itu karena IA menghargai kehendak bebas atau privasi manusia. Dengan berteriak minta tolong kepada TUHAN, berarti kita mengijinkan TUHAN untuk ikut campur tangan di dalam menyelesaikan persoalan kita.

Ayat di atas yang menuliskan, "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar dan telinga-NYA kepada teriak mereka minta tolong" berarti orang yang telah dibenarkan masih bisa menghadapi persoalan. Namun berbahagialah orang yang ditebus oleh TUHAN, sebab ia memiliki tempat yang tepat untuk minta tolong, yaitu ALLAH yang hidup, yang penuh dengan kuasa. Selain itu kita harus tetap percaya bahwa IA pasti akan menolong umat-NYA yang meminta tolong kepada-NYA, tentunya pertolongan itu akan diberikan tepat pada waktunya.

Banyak rumah tangga hancur oleh karena suami istri tidak mau meminta tolong kepada TUHAN. Mereka malah lebih suka bercerita kepada manusia yang tidak mampu menolongnya. Akibatnya, persoalan justru semakin rumit.

KEJADIAN 25 : 22 – 23
22 Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 23 Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."

Setelah satu masalah terselesaikan, bukan berarti setelah itu tidak ada masalah lagi. Selama manusia masih hidup di dunia ini, selama itu juga persoalan akan selalu ada silih berganti. Kemandulan Ribka telah teratasi, dan Ribka mengandung. Ketika mengandung, ada persoalan lain yang menerpa Ribka, yakni kedua anak yang ada di dalam kandungannya itu bergulat atau dapat juga dikatakan bertengkar di dalam kandungan. Menyikapi hal ini, Ribka berkata, "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?", seolah-olah ia putus asa dan minta mati. Tetapi sebenarnya bukan demikian maksud Ribka. Dalam terjemahan Alkitab New King James Version dituliskan "if all is well, why am I like this?" atau "Jika segala sesuatunya baik-baik saja, mengapa aku merasakan hal seperti ini?" Ribka tidak ingin mati, namun dia merasa ada sesuatu yang ganjil terjadi di dalam rahimnya.

Di tengah keadaan seperti itu, Ribka memutuskan mencari TUHAN dan berdoa. Dari contoh ini kita belajar bahwa rumah tangga yang sehat adalah dalam menghadapi persoalan, suami istri sama-sama berdoa dan mencari TUHAN, tentunya ini dapat dicapai bila keduanya sama-sama beriman. Sebab jika salah seorang tidak beriman, akan terjadi ketidakseimbangan. Ketika menghadapi persoalan, yang beriman bertanya kepada TUHAN sedangkan yang tidak beriman bertanya kepada paranormal, dan lain-lain. Akibatnya rumah tangga seperti ini tidak akan pernah mendapatkan solusi yang tepat.

TUHAN menjawab apa yang ditanyakan Ribka kepada-NYA. Bahkan jawaban yang diberikan TUHAN melebihi apa yang dibayangkan Ribka. TUHAN memberikan informasi yang sangat lengkap dan akurat mengenai anak yang dikandung oleh Ribka. Berbeda halnya jika kita bertanya kepada manusia, sebab tidak ada seorang pun yang mampu melihat masa depan seseorang, apalagi masa depan calon bayi. Tetapi ALLAH sanggup melakukannya.

AMSAL 31 : 10, 25
10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. 25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

"Isteri yang cakap" atau lebih tepatnya dalam Alkitab NIV "a wife of noble character", yang memiliki arti memiliki karakter mulia sebab ada karakter ALLAH di dalamnya. Untuk memiliki noble character yang hanya ada di dalam YESUS, seseorang harus beriman kepada TUHAN. Noble character akan membuat seseorang memperoleh kehormatan, kemuliaan, "berpakaian" kekuatan dan segala sesuatu yang baik. Rumah tangga akan sukses jika suami dan istri memiliki beriman sehingga di dalamnya terdapat noble character. Bukan hanya sukses, ia juga tidak akan kuatir tentang masa depannya dan juga tidak perlu cemas terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi.

Sebelum Ribka berdoa, ia belum mengetahui bahwa dia mengandung anak kembar. Setelah TUHAN memberitahukan apa yang sedang dialaminya, ia tidak cemas lagi.

Banyak istri zaman sekarang ini mengalami penuaan dini karena didera kecemasan. Agar kecemasan itu tidak mencengkeram hati, kita perlu mengetahui apa yang akan terjadi, apa yang sedang terjadi dan tindakan yang harus kita lakukan, dan hal tersebut dapat kita lakukan jika kita menjadi anak TUHAN dan memiliki noble character.

KEJADIAN 25 : 24
24 Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. 25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. 26 Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.

TUHAN selalu memberikan jawaban yang dengan sempurna. Ribka melahirkan melahirkan anak kembar, tepat seperti apa yang dikatakan oleh TUHAN. Karena itu jangan pernah meragukan petunjuk dan janji TUHAN. Hal inilah yang harus kita pegang dengan iman yang teguh, sebab persoalan apa pun jika TUHAN sudah mengatakan sesuatu, pasti akan terjadi tepat pada waktunya. Rencana TUHAN atas hidup kita sangatlah sempurna; yang membuat penggenapan rencana tersebut tidak sempurna adalah iman kita yang lemah. Bahkan rencana TUHAN yang sempurna itu akan menjadi gagal total ketika kita tidak yakin akan Firman TUHAN, sehingga kita tidak mau melaksanakan Firman TUHAN.

Apabila kita memperhatikan proses kelahiran anak Ribka, ada sesuatu yang tidak lazim. Dalam kelahiran anak kembar, biasanya ada selisih waktu kelahiran antara anak pertama dengan yang kedua. Tetapi ketika anak yang pertama lahir (Esau), anak kedua (Yakub) justru memegangi tumit Esau. Proses kelahiran anak kembar yang tidak lazim seperti ini sesungguhnya merupakan penggenapan perkataan TUHAN sebelumnya, yaitu anak yang bungsu akan menjadi tuan dari anak yang sulung, sebab tumit melambangkan kekuasaan.

KEJADIAN 25 : 27 – 28
27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. 28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Berkat TUHAN dirasakan dalam keluarga Ishak dengan kedua anak mereka sama-sama bertumbuh besar. Esau menjadi seorang yang pandai berburu sedangkan Yakub sebagai orang yang tenang. Anak yang merupakan berkat dari TUHAN pasti dilengkapi dengan keahlian tertentu (sekalipun saling berbeda), dengan lain kata TUHAN selalu memperlengkapi berkat-NYA secara sempurna. Setiap manusia memiliki sifat berbeda, itu sebabnya jangan kita berusaha mengubah seseorang. Orangtua jangan berusaha mengubah anaknya agar menjadi seperti seseorang yang menurutnya lebih baik. Yang perlu dilakukan orangtua adalah memaksimalkan potensi anak-anaknya, bukan mengubahnya.

Dalam ayat 28 dikatakan "Ishak sayang kepada Esau". Itu tidak berarti Ishak tidak sayang kepada Yakub, hanya saja intensitasnya lebih besar kepada Esau. Begitu juga sebaliknya Ribka yang lebih sayang kepada Yakub. Ishak maupun Ribka sama-sama sayang kepada anak-anak mereka, sekalipun tingkat rasa sayang tersebut tidak sama. Namun jika kita perhatikan lebih jauh, ada kekurangan yang sangat besar: mereka tidak mempersiapkan Esau dan Yakub untuk menghadapi hari depan dengan hidup takut akan TUHAN.

Mungkin Ribka tidak menceritakan kepada Ishak tentang apa yang diucapkan TUHAN ketika ia mengandung. Tetapi ada juga kemungkinan Ribka telah menceritakan kepada Ishak apa yang didengarnya dari TUHAN. Namun paling tidak, Ribka seharusnya mempersiapkan Esau dan Yakub untuk menerima keadaan yang akan mereka alami kelak.

Hal ini membuat kita harus merenungkannya dengan sungguh-sungguh. Sudahkah kita mendapat visi dari TUHAN tentang hari depan anak-anak kita? Sebab hal ini sangat penting, agar kita mengerti bagaimana untuk mempersiapkan anak-anak kita untuk menatap hari depannya. Banyak orangtua yang sangat mencintai anak-anaknya, tetapi lupa untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depannya. Akibatnya, kekacauan terjadi antara anak-anak kita ketika mereka telah menjadi dewasa. Jika kita belum mengetahui tentang apa yang akan terjadi kepada anak-anak kita, lakukanlah seperti Ribka, yakni bertanya kepada TUHAN. Setelah mendapat petunjuk TUHAN, persiapkanlah anak-anak kita agar dapat menggenapi apa yang telah dikatakan oleh TUHAN.

Ishak dan Ribka hanya memperhatikan anak kesayangan masing-masing, namun lupa mempersiapkan mereka untuk menerima keadaannya masing-masing. Dan kesalahan seperti ini kelak terulang kembali di dalam kehidupan Yakub, ketika Yusuf anaknya yang bungsu (peristiwa ini terjadi Benyamin lahir) itu bercerita tentang mimpi yang diberikan TUHAN. Yakub tidak mempersiapkan anak-anaknya yang lain untuk mampu menerima kenyataan yang ada dan mau saling mendukung satu sama lain. Ketika Yusuf menceritakan mimpinya itu, yang diperbuat oleh Yakub hanyalah diam dan tidak melakukan apa-apa. Akibat yang ditimbulkan dari sikap diam yang dilakukan oleh Yakub adalah menyebabkan Yusuf mengalami kesulitan, ia dijual oleh kakak-kakaknya.

Begitu juga dengan Ishak dan Ribka; mereka sama-sama diam. Ishak lebih mencurahkan kasihnya kepada Esau, dan Ribka lebih memperhatikan Yakub. Akibatnya, kehidupan Esau dan Yakub penuh dengan pergumulan yang seharusnya tidak perlu tejadi. Mengapa rumah tangga Ishak dan Ribka seperti ini? Apakah karena keegoisan mereka, atau karena kualitas komunikasi yang mulai menurun? Dalam rumah tangga, komunikasi antara suami istri sangatlah penting. Sebab dalam menyampaikan rencana-NYA, TUHAN pasti akan berbicara kepada salah satu dari antara pasangan suami-istri. Jika yang menerima Firman adalah sang suami, ia harus menceritakannya kepada istrinya. Atau sebaliknya, jika yang mendengar suara TUHAN adalah istri, ia seharusnya bercerita kepada suaminya.

Bila Ribka menceritakan kepada Ishak Firman TUHAN tentang masa depan anak-anak mereka, dan mereka mau mempersiapkan kedua anak mereka di dalam rencana TUHAN, sudah pasti Esau tidak akan menjual hak kesulungannya. Ia akan memberikannya kepada Yakub dengan sukarela. Sebaliknya, karena Yakub juga telah dipersiapkan menerima hak kesulungan itu, pasti ia akan menjadi seorang pribadi yang mengasihi Esau. Jika Ishak dan Ribka mempersiapkan anak-anaknya seperti itu, pasti tidak akan terjadi kesukaran yang seharusnya tidak perlu dialami baik oleh Yakub maupun Esau.

Abraham mempersiapkan Ishak sedemikian rupa sehingga kualitas kehidupan rumah tangganya lebih baik daripada rumah tangga Abraham. Tetapi mengapa selanjutnya kualitas perkawinan Ishak menurun sedemikian rupa? Karena Ishak dan Ribka lengah. Mereka tidak lagi memelihara kehidupan berkomunikasi dengan pasangannya maupun dengan TUHAN. Ribka berkomunikasi dengan TUHAN hanya sampai pada ia mengetahui apa yang akan terjadi kepada kedua anaknya itu saat mereka masih di dalam kandungan, tetapi ia tidak menanyakan tentang apa yang harus dilakukannya untuk mempersiapkan agar Esau siap menerima keadaannya kelak.

Ketika seseorang hendak membangun rumah tangga, ia menatanya sedemikian rupa. Tetapi dengan berjalannya waktu, lambat laun masing-masing hanya menikmati apa yang disukainya saja tanpa mempedulikan pasangannya sehingga kehidupan rumah tangganya mulai tidak sehat. Buktinya Ishak lebih sayang kepada Esau karena ia menyukai daging buruan; dan Esau pandai berburu. Jadi terkadang kita lebih menyayangi salah satu anak kita dengan alasan anak itu dapat memberikan apa yang kita butuhkan. Rasa sayang seperti itu bukan hal yang tepat. Seharusnya rasa sayang terhadap anak-anak adalah karena mereka memang anak-anak kita sendiri.

Kualitas rumah tangga berbanding lurus dengan kualitas iman pasangan itu. Kualitas iman Ribka yang melorot menyebabkan Ribka mengajari Yakub untuk membohongi Ishak demi mendapatkan berkat dari Ishak. Ribka bertanya kepada TUHAN ketika menghadapi persoalan saat Esau dan Yakub masih dalam kandungan. Tetapi kali ini ia tidak berdoa kepada TUHAN untuk menanyakan bagaimana seharusnya sikap Yakub yang tepat Yakub dapat menjadi tuan dari Esau seperti Firman TUHAN. Ribka menggunakan pikirannya sendiri. Sedangkan Ishak saat itu matanya sudah rabun sehingga ia tidak dapat membedakan antara Esau dan Yakub. Akhirnya kehidupan rumah tangganya menjadi hancur. Esau mendendam terhadap Yakub, bahkan mengancam untuk membunuhnya. Sedangkan Yakub harus lari meninggalkan rumah (Ishak dan Ribka) untuk menghindari Esau.

Ishak dan Ribka harus menangis karena kehilangan anak. Dan kehilangannya itu bukan disebabkan oleh orang lain, melainkan karena anaknya sendiri. Pengalamannya ini terjadi bukan hanya karena Ishak dan Ribka tidak mempersiapkan Esau dan Yakub agar dapat menerima keadaannya kelak, tetapi juga karena Ishak dan Ribka tidak mempersiapkan mereka dalam hal disiplin iman. Padahal disiplin iman sangat penting sebab dapat terus melekat hingga masa tua.

AMSAL 22 : 6
6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Maksud dari "jalan itu" dalam ayat di atas bukan suatu jalan yang kita persiapkan sendiri bagi anak kita. Misalnya, supaya kelak menjadi arsitek, kita melatih dan menyekolahkan anak kita di bidang arsitek. Bukan seperti itu. Tetapi yang dimaksudkan adalah jalan sesuai dengan Firman TUHAN. Sebab YESUS sendiri berkata: "AKU-lah Jalan...", dengan kata lain kita harus mendidik anak-anak kita di dalam jalan YESUS KRISTUS. Jika kita melakukan hal ini, anak-anak kita tidak akan mudah menyimpang dari jalan TUHAN.

Mengapa Ishak dan Ribka tidak lagi mampu mendidik anak-anaknya dalam iman? Karena iman mereka sendiri sudah mulai merosot. Pada kesempatan ini, baiklah kita mengkoreksi diri dan bertanya, sudahkah kita memberi teladan iman bagi anak-anak kita? Jika sudah, percayalah bahwa anak-anak kita tidak akan mudah menyimpang dari teladan yang kita berikan itu. Asalkan sejak masa mudanya kita sudah mendidik mereka di dalam jalan iman, mereka tidak mudah goyah sampai masa tuanya.

Mengingat hal ini, sangat penting bagi kita untuk membangun rumah tangga yang didasari oleh iman yang sama antara suami dan istri. Sebab jika tidak, anak-anak akan mengalami kebingungan sejak masa kecilnya. Berapa pun usia anak kita, mulailah dari sekarang memberi teladan dan mendidik mereka dalam iman. Sebagai anak, jangan putus asa jika merasa orangtuanya tidak menanamkan iman. Jadikanlah pengajaran Firman TUHAN yang kita terima di gereja sebagai didikan yang tertanam di dalam hati kita.

Mendidik anak di jalan iman sesungguhnya sedang mempersiapkan sang anak untuk dapat memperoleh masa depan yang sesuai dengan rencana TUHAN atas hidupnya. Jika TUHAN memberitahukan masa depan Esau dan Yakub, berarti tugas Ribka dan Ishak adalah mendidik anak-anaknya itu di jalan TUHAN. Tetapi sangat disayangkan bahwa Ribka dan Ishak tidak lagi memiliki kepekaan terhadap kehendak ALLAH.

Karena itu, marilah kita menyimpan sebuah pelajaran yang sangat berharga ini: tetap menjaga kualitas iman agar kualitas kehidupan rumah tangga tetap terjaga baik hingga akhir hidup kita. Tujuannya adalah agar kehidupan anak-anak kita tidak ada yang hancur berantakan, seperti yang dialami oleh Ishak dan Ribka. Sebab TUHAN memang merencanakan untuk meninggikan Yakub, tetapi IA tidak pernah merencanakan Yakub untuk lari dari Ishak dan Ribka karena dikejar oleh Esau kakaknya. Seandainya Ishak dan Ribka peka terhadap rencana ALLAH ini, semuanya itu tidak akan pernah terjadi. Amin.

0 komentar:



Posting Komentar