Maksud hati merayakan Natal dengan memasang pohon terang, malah berakibat buruk bagi hubungan negara saudara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). Korut mengancam akan segera meledakkan sebuah pohon natal yang dipasang di daerah perbatasan Korsel karena dianggap sebagai provokasi propaganda agama.
Seperti dirilis AFP, sebuah gereja Korsel memasang lampu natal di atas pohon natal pada puncak sebuah bukti di dekat perbatasan kedua negara. Ini adalah kali pertama pemasangan lampu natal pada tujuh tahun terakhir dan akan diikuti 300 anggota jemaat gereja.“Ini murni bertujuan religius,” kata pastor Koh Young-Yong.
Ancaman ini segera ditanggapi serius oleh Korsel. Marinir Korsel, Selasa (21/12) terlihat bersiaga melindungi pohon natal di puncak sebuah bukit yang dikontrol militer di dekat perbatasan dengan Korea Utara (Korut) itu. Peristiwa ini adalah buntut setelah Korsel menggelar latihan di Pulau Yeonpyeong yang dibombardir tembakan artileri Korut pada 23 November lalu. Pihak Korut berjanji akan memberikan tindakan mematikan atas aksi Korsel tersebut. Tetapi pejabat negara itu mengatakan, yang akan menjadi sasaran mereka adalah pohon natal yang dipasang atas puncak bukit itu.
Saat ditanya apakah Korsel akan memberikan tembakan balasan ke Korut kalau mereka menyerang pohon natal itu, Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-Jin mengatakan, “Kami siap memberi balasan mematikan sehingga sumber tembakan itu bisa pindah.”
Juru bicara Kementerian Pertahan Korsel mengatakan, “Marinir tetap berada dalam tingkat waspada yang paling tinggi di sekitar bukit itu,” mengutip ancaman Korut terhadap fasilitas propaganda yang terus berlangsung.
Bukit setinggi 155 meter itu terletak sekitar tiga kilometer dari perbatasan berada dalam wilayah perang Korut. Dua Korea pada 2004 mencapai kesepakatan untuk meniadakan propaganda perbatasan dan sejak itu Korsel menghentikan perayaan terang pohon natal tahunan di atas puncak bukit itu.
0 komentar:
Posting Komentar