Apakah Kabbalah itu ?
Kata "Kabbalah" adalah sebuah kata Ibrani yang mengandung arti "menerima". Di dalam Talmud, kata Kabbalah digunakan untuk mengacu kepada bagian Tanakh sesudah Taurat. Dalam literatur post-Talmud, kata ini digunakan untuk menerangkan "hukum lisan". Selanjutnya kata Kabbalah hanya digunakan di dalam lingkungan mistisisme Yahudi (seperti halnya sufi dalam mistisisme Islam).
Selama abad pertengahan, mistisisme Yahudi banyak disalah-gunakan oleh para pelaku witchcraft dan hermetic magic. Akibatnya, banyak orang dengan keliru mengidentifikasikan Kabbalah sebagai ilmu hitam.
Kabbalah diakui merupakan hal yang berbahaya. Jika secara benar dimengerti, ia dapat membawa pencerahan dalam pemahaman seseorang terhadap Sang Kuasa. Namun demikian, jika salah dimengerti Kabbalah dapat diselewengkan ke dalam paganisme, politheisme, black magic dan sihir. Kabbalah ibarat api. Jika digunakan dengan benar maka ia menjadi berguna tetapi jika sebaliknya, ia benar-benar berbahaya dan merusak. Kabbalah harus dipergunakan dan dipahami dalam lingkup Taurat. Di luar lingkup itu, ia dapat merusak anda.
Dalam Yudaisme Orthodoks masa kini, fondasi Kabbalah terdapat pada tiga kitab penting: Sefer Yetzirah, Bahir dan Zohar. Tetapi mistisisme Yahudi sebenarnya sudah ada jauh sebelum ketiga kitab itu ditulis. Mistisisme Yahudi juga tercermin di dalam manuskrip-manuskrip Laut Mati serta di dalam tulisan-tulisan filsuf Philo. Mistisisme Yahudi ini setidaknya sudah berusia lebih dari 2000 tahun.
Pada masa lampau Kabbalah disebut dengan sebutan lain, antara lain Sitrei Torah, Razei Torah dan Torat HaSod. Pada masa itu mistisisme Yahudi dibagi menjadi dua area, masing-masing adalah Ma’aseh Bereshit (berhubungan dengan Penciptaan) dan Ma’aseh Merkavah (berhubungan dengan Tahta-Kereta Ilahi). Material mistis ini dipandang sebagai suatu yang sakral. Rabbi-rabbi di zaman dahulu sadar betapa bahayanya material seperti ini jika disalah-gunakan oleh orang yang bukan ahli Taurat dan tidak memahaminya (m.Hagigah 2:1). Oleh sebab itu sampai sekarang Kabbalah sama sekali tidak dianjurkan untuk dipelajari.
PaRDeS: Empat Level Pemahaman Kitab Suci
Kata PARDES dalam bahasa Ibrani dieja tanpa huruf hidup yakni PRDS. Kata ini dalam sehari-hari berarti "taman" namun PRDS disini adalah sebuah singkatan (dalam Yudaisme disebut "notarikon") untuk:
[P]ashat ("sederhana")
[R]emez ("petunjuk")
[D]rash ("pencarian")
[S]od ("tersembunyi")
Ini merupakan empat level pemahaman. Setiap level adalah lebih dalam dan lebih intensif daripada level sebelumnya.
Pashat - adalah pemahaman harafiah (literal) terhadap teks kitab suci.
Remez - mengacu kepada makna yang diimplikasi di dalam teks.
Drash - merupakan pencarian makna terhadap penerapan allegori, tipologikal, atau homiletikal di dalam teks. Pencarian bisa dilakukan dengan membandingkan teks lainnya dalam kitab suci, literatur di luar kitab suci, dan sebagainya. Proses ini melibatkan eisogesis pada teks tersebut.
Sod - memahami pengertian tersembunyi, rahasia atau mistis dari suatu teks (Lihat I Kor. 2:7-16 khususnya pada ayat 7). Contoh teks yang membutuhkan pemahaman sod adalah Wahyu 13:18 yang menyatakan identitas Binatang dengan angka 666.
Adalah penting untuk menyadari bahwa pada saat kita berbicara dalam Kabbalah kita hampir selalu berbicara tentang hal-hal yang membutuhkan pemahaman drash dan sod. Kita akan membicarakan TUHAN dalam istilah-istilah yang menggunakan atribut lelaki dan perempuan. Ini harus dimengerti dalam level allegori dan mistis, mengambilnya begitu saja secara harafiah akan membawa anda ke dalam pengertian paganisme dan politheisme.
Eyn Sof
Taurat mengajarkan kepada kita bahwa TUHAN adalah kekal (Ul 33:27). Dari sini kita memahami bahwa TUHAN adalah tak terhingga atau tak terbatas. Dalam mistisisme Yahudi istilah Eyn Sof digunakan untuk menerangkan TUHAN sebagai yang kekal, tak terhingga dan tak terbatas. Eyn adalah kata Ibrani yang berarti "tidak ada" atau "tanpa", sementara Sof berarti "akhir, batas, atau definisi". Jadi TUHAN adalah Eyn Sof, TUHAN adalah tidak terdefinisi. Hal ini menciptakan suatu persoalan. Pada saat kita berusaha menerangkan TUHAN, kita terdorong untuk memberikan-Nya suatu definisi sehingga kita berbicara di luar konteks Eyn Sof. Tidak ada satu pun cara bagi manusia untuk menerangkan Eyn Sof, menerangkan TUHAN, apalagi dengan kapasitas daya pikir kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. TUHAN senantiasa tidak dapat ditangkap oleh pemikiran manusia. Sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan untuk itu.
Sefirot
Karena Eyn Sof tidak dapat diterangkan dengan sifat apapun, dalam mistisisme Yahudi keilahian-Nya diterangkan oleh sepuluh Sefirot ("yang bercahaya") yang memancar keluar dari Eyn Sof. Sefirot ini mungkin sebaiknya dimengerti sebagai "hakikat" TUHAN. Berikut ini adalah kesepuluh Sefirot itu yang masing-masing diasosiasikan dengan nama-nama TUHAN:
1. Keter (Mahkota) – Ehyeh Asher Ehyeh (Aku Adalah Aku)
2. Chokmah (Hikmat) – Yah
3. Binah (Wawasan) – YHWH Elohim
4. Chesed (Karunia) – El
5. Gevurah (Kekuatan) – Elohim
6. Teferet (Keindahan) – YHWH Adonai
7. Hod (Kemuliaan) – Adonai Tz’vaot (TUHAN Balatentara Sorga)
8. Natzach (Kemegahan) – Elohim Tz’vaot (Elohim Balatentara Sorga)
9. Yesod (Fondasi) – Shaddai / El Chai (Yang Maha Kuasa / Elohim Yang Hidup)
10. Malkut (Kerajaan) – Adonai
Hakikat keilahian yang serupa juga dijelaskan di dalam Tanakh seperti dalam ayat-ayat berikut:
Roh TUHAN akan ada padanya,
roh hikmat dan pengertian (Chokmah),
roh nasihat (Atzah)
dan keperkasaan (Gevurah),
roh pengenalan (Da’at)
dan takut (Yirah) akan TUHAN
(Yesaya 11:2)
Ya TUHAN,
punya-Mulah kebesaran (Gedulah)
dan kejayaan (Gevurah),
kehormatan (Teferet),
kemasyhuran (Natzach)
dan keagungan (Hod),
Ya TUHAN,
punya-Mulah kerajaan (Malkut)
(1 Tawarikh 29:11)
TUHAN meletakkan sebagai dasar (yesod) di Sion sebuah batu,
batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar (yesod) yang teguh.
(Yesaya 28:16)
"Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN,
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (chesed)!"
(2 Tawarikh 20:21)
Dalam suratnya Paulus juga menyinggung tentang hakikat keilahian ini:
Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Elohim nyata bagi mereka, sebab Elohim telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Rom 1:19-20)
Tzachtzachot
Kesepuluh Sefirot yang memancar keluar dari Eyn Sof ini sering disusun dalam gambar yang disebut dengan Pohon Kehidupan. Dalam gambar tersebut Sefirot tersusun dalam tiga kolom yang saling berhubungan. Ketiga kolom tersebut dinamakan "Tiga Pilar Ketuhanan" atau juga dikenal sebagai tiga "Cahaya Ilahi" (Tzachtzachot).
Ketiga “Cahaya Ilahi” ini memancar keluar dari Eyn Sof sejak permulaan dari segala sesuatu, ketiganya tidak berawal dan berakhir, sebab mereka pada hakikatnya adalah sumber dari segala sumber. Disini ditegaskan bahwa ketiganya merupakan satu esensi dan satu sumber yang “terselubung tak terhingga” (me’lam ad le-eyn sof). Masing-masing pilar kemudian dinamakan menurut nama Sefirot paling atas pada tiap pilar.
Bapa/ Anak/ Ibu/
1. Keter (Mahkota)
3. Binah (Wawasan) 2. Chokmah (Hikmat)
5. Gevurah (Kekuatan) 4. Chesed (Karunia)
6. Teferet (Keindahan)
8. Hod (Kemuliaan) 7. Natzach (Kemegahan)
9. Yesod (Fondasi)
10. Malkut (Kerajaan)
Dua pilar di kanan dan di kiri mempunyai atribut Bapa (Abba) dan Ibu (Emma) yang melambangkan aspek lelaki dan perempuan di dalam Eyn Sof. Jadi dalam Kabbalah dikenal adanya konsep Bapa Surgawi dan Ibu Surgawi. Konsep tentang TUHAN yang digambarkan sebagai seorang Bapa (Yes 63:16; 64:8; Yer. 31:9; Mal. 1:6) dan seorang Ibu (Yes 66:13) ini juga dapat ditemukan di dalam Alkitab, dimana kita juga diajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar-Nya "lelaki dan perempuan" (Kej 1:26-27).
Dalam bahasa Ibrani ungkapan Roh Kudus (Ruach HaKodesh) sendiri secara grammatikal adalah dalam bentuk feminin dan dengan demikian mewakili atribut keibuan dalam Eyn Sof.
Pilar tengah sendiri merupakan keseimbangan antara karakteristik maskulin dan feminin dari masing-masing pilar di sampingnya, dan dijelaskan dalam Zohar sebagai Ben YAH ("Anak TUHAN").
“Lebih baik seorang tetangga yang dekat daripada seorang saudara yang jauh. Tetangga ini adalah Pilar Tengah dalam Ketuhanan, yang adalah Ben YAH.” (Ra'aya Mehaimna).
Ketiga pilar/cahaya emanasi ini membentuk sebuah t'lita (triun) seperti yang dijelaskan dalam Zohar:
Maka YHWH; ELOHEYNU; YHWH adalah satu kesatuan, tiga substantif yang satu, dan ini dinyatakan melalui suara dari orang yang membaca perkataan, "Dengarlah, hai Israel", dengan demikian tercapai pemahaman keesaan yang sempurna terhadap EYN SOF (yang tak terhingga); karena ketiganya dibaca dengan satu suara, hal ini menunjukkan sebuah triun [t'lita]. (Zohar Vol.2 p.43)
Encyclopedia Judaica menulis:
“Kabbalah, dengan kata lain, terutama kitab Zohar, merupakan karya yang fundamental, jauh berbeda dengan dogma Trinitas, yang berangkat dari suatu pemikiran tentang Bapa, Anak, dan Roh hingga kemudian berkembang menjadi sebuah trinitas baru…” (Vol 12, p.261)
Kesimpulan
TUHAN adalah Eyn Sof, tidak terdefinisi. TUHAN hanya dapat dipahami melalui hakikat keilahian yang memancar keluar daripada-Nya, yang dikenal sebagai sepuluh Sefirot. Hakikat keilahian ini membentuk apa yang dinamakan tiga pilar Ketuhanan yaitu Bapa, Anak dan Ibu. Tiga pilar ini mesti dipahami sebagai satu kesatuan, satu esensi dan satu sumber, Eyn Sof yang Esa. Ketiganya sehakikat, sederajat, tidak diciptakan, tidak bermula dan tidak berakhir tetapi memancar dan melekat dalam kekekalan dan keilahian TUHAN itu sendiri. Oleh sebab itu konsep Ketuhanan dalam Kabbalah ini mesti dipahami di dalam framework Taurat supaya kita tidak keluar dari jalur monotheisme.
DISALIN DARI http://www.angelfire.com/id/nasrani/Godhead1.html
Kabbalah
Label:
MENGENAL AJARAN/AGAMA DI DUNIA
- Jumat, 26 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar