* 1 Korintus 13:1-13
13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
1 Korintus 13:1-13 adalah bentuk syair nyanyian yang terkenal yang memuji-muji kasih adalah hal "yang paling besar, paling kuat, paling dalam" yang pernah ditulis Rasul Paulus. Nyanyian ini memiliki keindahan sastra dan irama. Kasih ('agapê') adalah kata yang khas dipakai oleh umat Kristiani. Dalam Roma 5:8 Paulus telah memberikan suatu pengertian :
* Roma 5:8
LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
NKJV, But God demonstrates His own love toward us, in that while we were still sinners, Christ died for us.
TR, συνιστησιν δε την εαυτου αγαπην εις ημας ο θεος οτι ετι αμαρτωλων οντων ημων χριστος υπερ ημων απεθανεν
Translit. interlinear, sunistêsin {menunjukkan} de {tetapi} tên eautou {-Nya sendiri} agapên {kasih-} eis {kepada} hêmas {kita} ho theos {Allah} hoti {bahwa} eti {masih} hamartôlôn {(orang-orang) berdosa} ontôn {ketika adalah} hêmôn {kita} khristos {Kristus} huper {untuk} hêmôn {kita} apethanen {telah mati}
Allah telah mendemonstrasikan kasih-Nya kepada kita, karena Allah adalah "kasih" (1 Yohanes 4:8, 16), tidak dikatakan bahwa Allah adalah iman atau Allah adalah pengharapan. Kasih adalah 'atribut' Allah :
* 1 Yohanes 4:8,16
4:8 LAI TB, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
NKJV, He who does not love does not know God, for God is love.
TR, ο μη αγαπων ουκ εγνω τον θεον οτι ο θεος αγαπη εστιν
Translit. interlinear, ho {(orang) yang} mê {tidak} agapôn {mengasihi} ouk {tidak} egnô {mengenal} ton theon {Allah} hoti {sebab} ho theos {Allah} agapê {Kasih} estin {adalah}
4:16 LAI TB, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
NKJV, And we have known and believed the love that God has for us. God is love, and he who abides in love abides in God, and God in him.
TR, και ημεις εγνωκαμεν και πεπιστευκαμεν την αγαπην ην εχει ο θεος εν ημιν ο θεος αγαπη εστιν και ο μενων εν τη αγαπη εν τω θεω μενει και ο θεος εν αυτω
Translit. interlinear, kai {lalu} hêmeis {kita} egnôkamen {telah mengetahui} kai {dan} pepisteukamen {percaya} tên agapên {akan kasih} ên {yang} echei {ditunjukkan} ho theos {Allah} en {kepada} hêmin {Kita} ho theos {Allah} agapê {Kasih} estin {adalah} kai {dan} ho {(orang) yang} menôn {tetap tinggal} en {didalam} tê agapê {kasih} en {didalam} tô theô {Allah} menei {tetap tinggal} kai {dan} ho theos {Allah} en {didalam} autô {dia}
Kasih adalah cara yang paling sempurna, juga yang paling dasariah, cara bagi semua. Dalam 1 Korintus 13:1-13 Paulus menerangkan beberapa bahasan sbb:
- Bagian pertama : Ayat 1-3 tentang kesia-siaan (bagi pemiliknya) terhadap karunia-karunia rohani yang tanpa kasih.
- Bagian kedua : Ayat 4-7, tentang sifat-sifat kasih.
- Bagian ketiga : Ayat 8, tentang keabadian kasih.
- Bagian keempat : Ayat 9-12, kasih menyempurnakan.
- Bagian kelima : Ayat 13, iman, pengharapan dan kasih : yang terbesar ialah kasih.
Kita akan bahas sebagai berikut :
1. Kesia-siaan Karunia-karunia Roh yang Tanpa Kasih :
* 1 Korintus 13:1-3
13:1 LAI TB, Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
NKJV, Though I speak with the tongues of men and of angels, but have not love, I have become sounding brass or a clanging cymbal.
TR, εαν ταις γλωσσαις των ανθρωπων λαλω και των αγγελων αγαπην δε μη εχω γεγονα χαλκος ηχων η κυμβαλον αλαλαζον
Translit. interlinear, ean {jika} tais glôssais {dengan bahasa-bahasa/lidah} tôn anthrôpôn {manusia} lalô {aku berkata-kata} kai {dan} tôn aggelôn {malaikat} agapên {kasih} de {tetapi} mê {tidak} ekhô {aku mempunyai} gegona {aku telah menjadi} khalkos {gong tembaga} êkhôn {(yang) berbunyi} ê {atau} kumbalon {simbal} alalazon {(yang) berbunyi nyaring}
13:2 LAI TB, Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
NKJV, And though I have the gift of prophecy, and understand all mysteries and all knowledge, and though I have all faith, so that I could remove mountains, but have not love, I am nothing.
TR, και εαν εχω προφητειαν και ειδω τα μυστηρια παντα και πασαν την γνωσιν και εαν εχω πασαν την πιστιν ωστε ορη μεθιστανειν αγαπην δε μη εχω ουθεν ειμι
Translit. interlinear, kai {lalu} ean {jikalau} ekhô {aku mempunyai} prophêteian {karunia memberi pesan Allah (nubuat)} kai {dan} eidô {tahu} ta mustêria {rahasia-rahasia} panta {semua} kai {dan} pasan {semua} tên gnôsin {pengetahuan} kai {lalu} ean {jikalau} ekhô {aku mempunyai} pasan {semua} tên pistin {iman} hôste {sehingga} orê {gunung-gunung} methistanein {memindahkan} agapên {kasih} de {tetapi} mê {tidak} ekhô {aku mempunyai} outhen eimi {aku tidak berarti apa-apa}
13:3 LAI TB, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
NKJV, And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my body to be burned,[a] but have not love, it profits me nothing.
TR, και εαν ψωμισω παντα τα υπαρχοντα μου και εαν παραδω το σωμα μου ινα καυθησωμαι αγαπην δε μη εχω ουδεν ωφελουμαι
Translit. interlinear, kai {dan} ean {jikalau} psômisô {aku mendermakan/ membagikan} panta {semua} ta {(barang-barang) yang} huparkhonta {menjadi milik} mou {ku} kai {lalu} ean {jikalau} paradô {aku menyerahkan} to sôma {tubuh} mou {ku} hina {supaya} kauthêsômai {aku menyombongkan diri} agapên {kasih} de {tetapi} mê {tidak} ekhô {aku mempunyai} ouden {sama sekali tidak} ôpheloumai {aku diberi faedah}
Karunia-karunia Roh tanpa kasih, adalah tidak berguna (sia-sia). Kita tentu memahami ini sebagai kenyataan mutlak dari kesia-siaan. Semua bahasa lidah, ucapan kenabian (nubuat), iman yang menghasilkan mujizat, bahkan pengorbanan diri mereka adalah hampa jika tanpa kasih menyertainya.
Seorang boleh berkata-kata dalam bahasa manusia yang normal, atau bahasa malaikat, namun jika tanpa kasih, hal tersebut dikecam sebagai kegaduhan saja yang mengacaukan, dan tanpa faedah. Bagaikan gong yang berkumandang dan bagaikan canang (cymbal) yang gemerincing yang biasa ada dalam kuil-kuil Dionisus dan Sibele di Korintus. Dalam ibadah kafir, alat-alat musik ini memerankan peranan penting, dan Paulus memberikan contoh ini untuk menggambarkan perlunya komunikasi yang jelas dan menguntungkan pendengarnya.
Dalam hal ini Paulus tidak menentang bahasa lidah (atau yang dikenal dengan istilah bahasa roh), juga tidak menentang adanya music dalam suatu ibadah, tetapi menasehatkan agar semuanya dilakukan dengan kasih. Karena semua nyanyian dan music yang indah hanyalah suara-suara yang hampa kecuali bila dinaikkan dalam pujian kepada Allah dengan penuh kasih.
Seseorang bahkan bisa saja mempunyai karunia yang lebih unggul, berupa nubuat yang memungkinkan seseorang memahami 'segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan', dan memiliki iman yang menghasilkan mujizat, bagaimanapun pentingnya dan menggiurkan namun semuanya itu tidak berguna dan tidak berharga jika tanpa kasih.
Ayat 3 menulis : Memberi derma bahkan kemartiran/ pengorbanan yang luar biasa dan mengharukan, dan pameran kemurahan hati, tidak ada artinya jika tanpa kasih. Karena tanpa kasih hal-hal tersebut tidak lebih daripada usaha untuk memperoleh pujian manusia. Tuhan Yesus mempunyai kata yang tajam untuk mereka yang menyombongkan amal mereka di depan umum, sbb. :
* Matius 6:1-4
6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Dari semua derma dan pengorbanan, entah apapun keuntungan jasmaniah yang dapat dituai daripadanya, jika tanpa dorongan kasih, tidak ada faedah yang dapat diperhitungkan pada hari penghakiman. Penjabaran ini diperjelas lagi dalam penutupan suratnya "Lakukan segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14). Dan dalam bagian lain ia juga menasehatkan "Layanilah seorang akan yang lain dalam kasih" (Galatia 5:13; Roma 12:8-10).
2. Sifat-sifat Kasih :
* 1 Korintus 13:4-7
13:4 LAI TB, Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
NKJV, Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up;
TR, η αγαπη μακροθυμει χρηστευεται η αγαπη ου ζηλοι η αγαπη ου περπερευεται ου φυσιουται
Translit. interlinear, hê agapê {kasih} makrothumei {bersabar} chrêsteuetai {bermurah hati} hê agapê {kasih} ou zêloi {tidak cemburu} hê agapê {kasih} ou perpereuetai {tidak memegahkan diri} ou phusioutai {tidak menjadi sombong}
13:5 LAI TB, Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
NKJV, does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil;
TR, ουκ ασχημονει ου ζητει τα εαυτης ου παροξυνεται ου λογιζεται το κακον
Translit. interlinear, ouk askhêmonei {tidak melakukan yg tidak sopan} ou {tidak} zêtei {mencari} ta heautês {keuntungan2nya sendiri} ou paroxunetai {tidak mudah tersinggung} ou logizetai {tidak mengingat (akan)} to kakon {yang jelek}
13:6 LAI TB, Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
NKJV, does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth;
TR, ου χαιρει επι τη αδικια συγχαιρει δε τη αληθεια
Translit. interlinear, ou khairei {tidak bersuka cita} epi {atas} tê adikia {perbuatan yg tidak benar} sugkhairei {bersukacita bersama} de {tetapi} tê alêtheia {dengan kebenaran}
13:7 LAI TB, Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
NKJV, bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things.
TR, παντα στεγει παντα πιστευει παντα ελπιζει παντα υπομενει
Translit. interlinear, panta {segala sesuatu} stegei {menutupi/ menanggung} panta {segala sesuatu} pisteuei {percaya} panta {segala sesuatu} elpizei {mengharapkan} panta {segala sesuatu} hupomenei {menanggung}
Alkitab tidak mendefinisikan apa itu kasih, sebaliknya Alkitab senantiasa memperlihatkan bagaimana cara kasih itu "bekerja!". Allah itu kasih, apa itu kasih?, tidak dijelaskan, namun secara jelas dinyatakan bagaimana kasihNya itu bekerja, misalnya dalam ayat ini :
* Yohanes 3:16
LAI TB, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
KJV, For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.
TR, ουτως γαρ ηγαπησεν ο θεος τον κοσμον ωστε τον υιον αυτου τον μονογενη εδωκεν ινα πας ο πιστευων εις αυτον μη αποληται αλλ εχη ζωην αιωνιον
Translit. Interlinear, outôs {demikian} gar {karena} êgapêsen {mengasihi} ho theos {Allah} ton kosmon {manusia di dunia} hôste {sehingga} ton huion{anak} autou ton monogenê {yang tunggal/ yang unik} edôken {Ia telah memberikan} hina {supaya} pas {setiap (orang yang)} ho pisteuôn {percaya} eis {kepada} auton {Dia} mê {tidak} apolêtai {menjadi binasa} all {melainkan} ekhê {beroleh} zôên {hidup} aiônion {kekal}
Berlawanan dengan banyak pemikiran dunia dalam memandang kasih hanya sebagai emosi, Alkitab dengan gamblang menjelaskannya dan memperlihatkannya bahwa kasih bukan semata-mata apa yang dirasakan oleh seseorang, melainkan apa yang dilakukannya!. Disini kita mendapat hikmat Kristiani yang praktis yang tahu bagaimana kita seharusnya bertindak karena Allah lah yang pertama-tama mengasihi kita (lihat Efesus 5:1,2; 1 Yohanes 4:19).
Sifat-sifat tindakan moral dari kasih dijabarkan dalam 1 Korintus 13:4-7 ini yang mencakup sifat-sifat sbb. :
[1] sabar, μακροθυμεω - MAKROTHUMEÔ
[2] murah hati, χρηστευομαι - KHRÊSTEUÔMAI
[3] tidak cemburu, ου ζηλοω - OU ZÊLOÔ
[4] tidak memegahkan diri, ου περπερευομαι - OU PERPEREUOMAI
[5] tidak sombong, ου φυσιοω - OU PHUSIOÔ
[6] tidak melakukan yang tidak sopan, ου ασχημονεω - OU ASKHÊMONEÔ
[7] tidak mencari keuntungan diri sendiri, ου εαυτου - OU HEAUTOU
[8] tidak pemarah, ου παροξυνω - OU PAROXUNO
[9] tidak menyimpan kesalahan orang lain, ου λογιζομαι το κακος - OU LOGIZOMAI TO KAKOS
[10] tidak bersukacita karena ketidakadilan, ου χαιρω επι τη αδικια - OU KHAIRÔ EPI TÊ ADIKIA
[11] menutupi segala sesuatu, στεγω - STEGÔ
[12] percaya segala sesuatu, πιστευω - PISTEUÔ
[13] mengharapkan segala sesuatu, ελπιζω - ELPIZÔ
[14] sabar menanggung segala sesuatu, υπομονη - HUPOMONÊ
Kasih (artinya orang yang dipenuhi dan dimotivasi oleh kasih) itu sabar atau tahan menderita. Ia menghadapi dengan tabah kesalahan dan penghinaan orang lain, bahkan juga orang-orang yang malas dan tawar hati dan lemah (1 Tesalonika 5:14). Kasih tidak cepat marah (lihat buah roh "Kesabaran" (μακροθυμια - MAKROTHUMIA) di buah-roh-vt586.html#p1271 ).
Kasih tidak kejam melainkan murah hati kepada orang lain. Seperti kasih itu sendiri, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kelemah-lembutan, dan pengendalian diri, semuanya adalah sifat dari buah roh (lihat Galatia 5:22-25, di buah-roh-vt586.html#p1217) Berjalan di jalan kasih berarti memperlihatkan sikap "sabar… kasih… dalam hal saling membantu. Dan berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera (Efesus 4:2,3; Kolose 3:12-14).
Kasih tidak cemburu (bandingkan dengan 1 Korintus 12:26, 31a). Ia dengan sukacita mengakui sukses dan prestasi orang lain, ia bahkan bersuka-cita ketika orang lain memperlihatkan bukti bahwa mereka memiliki karunia-karunia 'yang lebih tinggi'. Di pihak lain ia tidak memegahkan diri; kasih tidak bertindak seperti seorang pongah yang menceritakan diri sendiri ketika keberhasilan datang. Ia tidak sombong (1 Korintus 8:1) dan penuh kepongahan yang bodoh (bandingkan Matius 26:33, Yohanes 21:17).
Kesombongan adalah tanda bahwa seseorang mempunyai penilaian yang palsu tentang dirinya sendiri yang suka membuat perbandingan-perbandingan palsu dan tidak berdasarkan kasih antara dirinya dengan orang lain – sudah tentu, selalu dengan akibat bahwa orang lain 'direndahkan'.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, artinya tidak bertindak dengan tidak hormat terhadap orang lain. Ciri-ciri orang Kristen yang penuh kasih adalah bahwa ia selalu mengutamakan kepentingan orang lain, dan bukan berusaha mencari keuntungan diri sendiri (Filipi 2:,4; Roma 12:3,10).
Jadi, kasih tidak memaksakan kehendaknya sendiri apabila terjadi perdebatan atau tabrakan kepentingan. Kasih tidak mencari keuntungannya sendiri melainkan kebaikan sesama (1 Korintus 10:24,33). Bahkan bila seseorang memiliki "pengetahuan", dan yakin akan kemerdekaannya untuk pertindak dalam cara tertentu, kesejahteraan sesamanya akan lebih diutamakan (1 Korintus 8:7-13).
Kasih itu tidak pemarah atau mudah tersinggung, tidak mudah dibangkitkan amarahnya atau merasa disakiti oleh orang lain memaksakan ekhendaknya atau bersikeras bahwa mereka selalu benar. Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak mencatat semua keburukan yang dikatakan atau bila dilakukan terhadap dirinya. Ia jelas tidak berusaha membalas dendam.
Kasih tidak bersuka-cita dalam kesempatan untuk mencela ketidak-adilan, atau tidak turut bergirang atas keberhasilan orang-orang yang melanggar. Tetapi ikut bergembira dalam kebenaran (1 Yohanes 1:6). Seorang yang penuh kasih tidak suka mencatat kegagalan-kegagalan orang lain untuk memuji dirinya sendiri; suka cita yang sejati datang dari mencatat perbuatan-perbuatan baik orang lain, dan dalam memujinya. Seperti yang dikatakan oleh ungkapan "melakukan kebenaran" (Yohanes 3:21), kebenaran dapat berarti tindakan yang benar, dan dengan demikian seringkali sejajar dengan ketidak-adilan sebagai lawannya (Roma 1:18; 2:8; 2 Tesalonika 2:1-2).
Ayat 7, empat pernyataan positif diperlihatkan dan jangkauan kasih yang amat luas, ayat ini mendasari ayat 13 dengan 3 serangkaiannya : iman, pengharapan dan kasih. Dan Secara positif, kasih menutup segala sesuatu (sudah tentu bukand alam pengertian bahwa ia menerima segala sesuatu yang didengarnya tentang orang lain. Kasih yang menutupi segala sesuatu (bandingkand engan 1 Petrus 4:8 ). Bisa pula kita lihat dalam kehidupan sehari-hari; seorang yang sungguh mengasihi seorang lain, seringkali ia tidak memandang 'kekurangan' dan 'keberbedaan' apapun terhadap orang yang dikasihinya, semuanya tertutup karena kasih.
Kasih percaya segala sesuatu, ia tidak pernah kehilangan iman. Kasih tidak pernah berhenti berharap (bukan dengan optimisme yang tidak masuk akal, melainkan dalam menantikan kemenangan karena anugerah Allah), sehingga ia tahan dalam menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan dan penderitaan. Kasih bukanlah perasaan sentimentil yang lemah, yang membiarkan segala hinaan akan berlalu begitu saja, kasih bukan menerima secara naif dan pasif sebaga sesuatu yang baik maupun yang buruk; kasih adalah kuasa, seperti kasih Allah, menelan kuasa jahat dengan kebaikannya sendiri. Kasih menanggung apa yang orang lain mungkin secara sengaja atau tanpa tenggang-rasa dilakukan orang lain untuk menyakiti kita, tetapi, terutama sekali kasih menanggung segala sesuatu dalam ketekunan, bahkan dalam keadaan yang berat (lihat penjelasan 'hupomonê' dalam menanti-dengan-catenaccio-dan-counter-attack-vt997.html#p3040). Hubungan antara iman dan pengharapan itu jelas dari Ibrani 1:1 "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan". Dalam ayat-ayat lain Paulus juga memperlihatkan bahwa iman dan kasih haruslah mempunyai unsur pengharapan bila orang-orang Kristen ingin menanggung penderitaan (Roma 5:4,5; 8:25; 15:4; 1 Tesalonika 1:3; 2 Tesalonika 1:3,4).
3. Keabadian Kasih :
* 1 Korintus 13:8
LAI TB, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
NKJV, Love never fails. But whether there are prophecies, they will fail; whether there are tongues, they will cease; whether there is knowledge, it will vanish away.
TR, η αγαπη ουδεποτε εκπιπτει ειτε δε προφητειαι καταργηθησονται ειτε γλωσσαι παυσονται ειτε γνωσις καταργηθησεται
Translit. interlinear, hê agapê {kasih} oudepote {tidak pernah} ekpiptei {berkesudahan/gagal} eite {jika} de {tetapi} prophêteiai {karunia2 memberi pesan Allah/nubuat} katargêthêsontai {mereka akan bernenti} eite {jika} glôssai {bahasa2 lidah} pausontai {mereka akan berakhir} eite {jika} gnôsis {pengetahuan} katargêthêsetai {ia akan dihentikan}
Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk kehidupan sekarang. Nubuat, bahasa lidah, pengetahuan mempunyai batas, tetapi kasih tidak. Kasih yang sungguh-sungguh akan bertahan dalam ujian waktu dalam hubungan manusia. Karena "kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3:14) ; Kasih adalah perekat ilahi dan tanpa kasih, kesatuan umat Allah akan berantakan. Kasih adalah bagian dari kekekalan, kasih akan bertahan jauh melebihi segala sesuatu yang memiliki keabsahan dan kedudukan penting di dunia ini.
Paulus akan membandingkan karunia kenabian dan bahasa lidah dalam pasal 14 untuk menunjukkan keunggulan nubuat. Namun dalam bab ini ia memberikan pendahuluan bahwa kasih bersifat kekal. Demikian ia memusatkan perhatian untuk sementara pada karunia-karunia roh dan pengetahuan, yang akan berkurang kepentingannya dibandingkan dengan kasih.
Nubuat akan berakhir, waktunya akan tiba ketika orang-orang tidak membutuhkan penghiburan, kitab suci tidak lagi perlu dijelaskan, ketika tidak ada lagi masa depan tersembunyi yang harus disingkapkan. Bahasa lidah juga akan berhenti; cara bersekutu yang 'misterius' dengan Allah ini (1 Korintus 14:2) akan menjadi kuno ketika umatNya dapat berbicara kepadaNya secara langsung, dengan bertatapan muka dengan muka (ayat 12).
4. Kasih Menyempurnakan :
* 1 Korintus 13:9-12
13:9 LAI TB, Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
NKJV, For we know in part and we prophesy in part.
TR, εκ μερους γαρ γινωσκομεν και εκ μερους προφητευομεν
Translit. interlinear, ek merous {sebagian} gar {sebab} ginôskomen {kita mengetahui} kai {dan} ek merous {sebagian} prophêteuomen {kita menyampaikan pesan Allah (nubuat)}
13:10 LAI TB, Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
NKJV, But when that which is perfect has come, then that which is in part will be done away.
TR, οταν δε ελθη το τελειον τοτε το εκ μερους καταργηθησεται
Translit. interlinear, hotan {apabila} de {tetapi} elthê {tiba} to teleion {yang sempurna} tote {lalu} to {yang} ek merous {sebagian} katargêthêsetai {akan lenyap}
13:11 LAI TB, Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
NKJV, When I was a child, I spoke as a child, I understood as a child, I thought as a child; but when I became a man, I put away childish things.
TR, οτε ημην νηπιος ως νηπιος ελαλουν ως νηπιος εφρονουν ως νηπιος ελογιζομην οτε δε γεγονα ανηρ κατηργηκα τα του νηπιου
Translit. interlinear, hote {ketika} êmên {aku adalah} nêpios {anak-anak (yang masih kecil)} hôs {sebagai} nêpios {anak-anak} elaloun {aku berkata-kata} hôs {seperti} nêpios {anak (yang masih kecil)} ephronoun {aku berpikir} hôs {seperti} nêpios {anak (yang masih kecil)} elogizomên {aku mempertimbangkan} hote {ketika} de {tetapi} gegona {aku telah menjadi} anêr {orang dewasa} katêrgêka {aku meninggalkan} ta {(sifat-sifat)} tou nêpiou {anak (yang masih kecil)}
13:12 LAI TB, Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
NKJV, For now we see in a mirror, dimly, but then face to face. Now I know in part, but then I shall know just as I also am known.
TR, βλεπομεν γαρ αρτι δι εσοπτρου εν αινιγματι τοτε δε προσωπον προς προσωπον αρτι γινωσκω εκ μερους τοτε δε επιγνωσομαι καθως και επεγνωσθην
Translit. interlinear, blepomen {kita melihat} gar {karena} arti {masih} di {dalam} esoptrou {cermin} en {dengan} ainigmati {teka-teki (yang sulit dimengerti)/ gambar yang tidak jelas} tote {kemudian} de {tetapi} prosôpon {muka} pros {dengan} prosôpon {muka} arti {sekarang} ginôskô {aku mengetahui} ek merous {sebagian} tote {kemudian} de {tetapi} epignôsomai {aku mengenal sepenuhnya} kathôs {seperti} kai {juga} epegnôsthên {aku dikenal sepenuhnya}
Segala sesuatu akan diubah jika yang sempurna tiba. Lalu segala sesuatu yang tidak sempurna itu akan lenyap, bahkan karunia bahasa lidah yang digemari orang Korintus (juga dalam denominasi tertentu sekarang ini).
Yang sempurna menyisihkan yang kurang sempurna dengan memenuhinya. Kasih menyempurnakan pengetahuan yang tidak sempurna. Kasih menyempurnakan pengetahuan, yang tidak sempurna. Kehidupan ini tidak ada yang sempurna (Filipi 3:12), maka harus ada pertumbuhan didalam kedewasaan Kristen seperti halnya seorang anak berkembang dari kanak-kanak hingga dewasa. "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak" (ayat 11) ; suara bayi digantikan oleh bibir yang terbata-bata lalu muncullah potongan-potongan kata dan frasa (bicara kanak-kanak), hingga akhirnya kemampuan bicara dikuasai. Paulus nyaris tidak memaksudkan bahwa bahasa lidah adalah sejenis bahasa bayi; tetapi, karena ia belum menyebutkan bahasa lidah dalam ayat 9 sebagai sebuah karunia yang tidak sempurna, ia mungkin menunjuk secara tidak langsung pada kenyataan bahwa bahasa lidah (atau yang sering disebut bahasa roh) adalah bagian dari masa kanak-kanak Kristen dan bukan masa dewasa. Dengan memberi tekanan kepada bahasa lidah dan kurang menghargai kasih, dari sikap jemaat di Korintus ini menampakkan sifat yang belum dewasa.
Setiap orang lebih dahulu "berpikir seperti kanak-kanak" dalam cara sederhana dan tidak rumit. Seorang dewasa terlebih dahulu memiliki sifat kanak-kanak itu; ia mempunyai persepsi yang terbatas tentang realitas, kurang dapat menilai yang sesungguhnya, ia hanya dapat melihat sebatas dunianya yang kecil. Kedewasaan berarti berakhirnya masa kanak-kanak.
Bahkan, pengetahuan yang paling jelas adalah seperti bayang-bayang dibandingkan dengan kasih yang melihat dari muka ke muka. Orang-orang Korintus mengejar pengetahuan. Paulus mengatakan bahwa ini merupakan tanda ketidak-dewasaan mereka. Jika pengetahuan ini berkembang dalam hikmat Kristen. Dalam hikmat ini orang Kristen akan belajar menyingkirkan cara kekanakan dan mengejar kasih sebagai hikmat yang paling tinggi, karena keutamaan yang paling besar dan sempurna adalah kasih.
Ayat 12, "Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar", atau "kita melihat dalam cermin", kita bisa mengerti apa yang dimaksudkan disini bahwa kita hanya melihat melalui permukaan datar pada sebuah pantulan. Maksudnya bawa gambar itu tidaklah identik dengan object yang dipantulkannya. Paulus bermaksud mengutip Bilangan 33:11, disitu Allah berbicara dengan Musa, digambarkan dengan istilah "PANIM 'EL-PANIM" atau "wajah kepada wajah" :
* Keluaran 33:11
LAI TB, Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
NKJV, So the LORD spoke to Moses face to face, as a man speaks to his friend. And he would return to the camp, but his servant Joshua the son of Nun, a young man, did not depart from the tabernacle.
Hebrew,
וְדִבֶּר יְהוָה אֶל־מֹשֶׁה פָּנִים אֶל־פָּנִים כַּאֲשֶׁר יְדַבֵּר אִישׁ אֶל־רֵעֵהוּ וְשָׁב אֶל־הַמַּחֲנֶה וּמְשָׁרְתֹו יְהֹושֻׁעַ בִּן־נוּן נַעַר לֹא יָמִישׁ מִתֹּוךְ הָאֹהֶל׃ ס
Translit. interlinear, VEDIBER {dan Dia berbicara} YEHOVAH {baca: 'adonai, TUHAN} 'EL-MOSYEH {kepada Musa} PANIM {wajah} 'EL-PANIM {kepada wajah} KA'ASYER {seperti yang} YEDABÊR {ia berbicara} 'ISY {seseorang} 'EL-RE'EHU {kepada temannya} VESYAV {dan ia kembali} 'EL-HAMAKHANEH {ke perkemahan itu} UMESYARTO {dan yang melayaninya} YEHOSYUA' {Yosua} BIN-NUN {anak Nun} NA'AR {orang muda} LO' {tidak} YAMISY {ia akan berangkat} MITOKH {dari tengah-tengah} HA'OHEL {kemah itu}
Ungkapan "PANIM 'EL-PANIM" atau "wajah kepada wajah" adalah ungkapan khas Ibrani yang dimengerti dengan jelas dengan kata-kata berikutnya "KA'ASYER YEDABER 'ISY 'EL RE'EHU, seperti seseorang berbicara kepada temannya" Itulah ungkapan persekutuan yang tidak berhingga, di mana tidak ada sesuatu yang disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung. Meskipun Allah 'digambarkan' berbicara seperti seorang manusia kepada temannya Musa, namun nabi besar ini sebenarnya belum dapat melihat Allah, perhatikan ayat-ayat dibawah ini :
* Keluaran 33: 18-23
33:17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."
33:18 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
33:19 Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
33:21 Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
33:22 apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
33:23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
Musa mendapat kesempatan memandang belakang Allah merupakan bukti keterbatasan dan sekaligus bukti keakraban Musa dengan Allah. Namun dengan jelas Allah menyatakan bahwa Musa tidak akan tahan melihat wajahNya, sebab Musa akan mati jika melihat wajahNya (ayat 20). Hal ini dikenal dengan istilah "theofani", kehadiran kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya. Istilah "theofani" ini juga bisa kita mengerti bahwa manusia dalam persekutuannya yang paling erat sekalipun dengan Allah, belum dapat melihat Allah sesungguhnya, dan baru belihat "pantulan cermin". Tetapi, akan tiba waktunya akan datang ketika kita berjumpa dengan Allah "muka dengan muka". Didalam hidup di dunia ini, pernyataan-pernyatan Allah dinyatakan dengan "pantulan" (yang belum sempurna), kita terbatas mengenal hal yang belum sempurna, dan kita akan mengenal dengan sempurna. Pengertian sekarang ini seperti melihat dalam cermin yang tidak sempurna (bandingkan dengan 2 Korintus 5:7) tetapi nanti, dalam hidup sesudah ini, kita akan melihat muka dengan muka :
* 1 Yohanes 3:2
LAI TB, Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
NKJV, Beloved, now we are children of God; and it has not yet been revealed what we shall be, but we know that when He is revealed, we shall be like Him, for we shall see Him as He is.
TR, αγαπητοι νυν τεκνα θεου εσμεν και ουπω εφανερωθη τι εσομεθα οιδαμεν δε οτι εαν φανερωθη ομοιοι αυτω εσομεθα οτι οψομεθα αυτον καθως εστιν
Translit. interlinear, agapêtoi {(saudara-saudara) yang dikasihi} nun {sekarang} tekna {anak-anak} theou {Allah} esmen {kita adalah} kai {dan} oupô {masih belum} ephanerôthê {dinyatakan} ti {(keadaan) apa} esometha {kita akan menjadi} oidamen {kita tahu} de {tetapi} hoti {bahwa} ean {jikalau} phanerôthê {(keadaan) itu dinyatakan/ Dia menampakkan diri} homoioi {seperti} autô {Dia} esometha {kita akan menjadi} hoti {sebab} opsometha {kita akan melihat} auton {Dia} kathôs {sama seperti} estin {Ia adalah (keadan Dia sekarang)}
Demikian jugalah halnya dengan pengenalan : sekarang sebagian (tidak sempurna); nanti sepenuhnya (sempurna seperti pengenalan Allah akan orang Kristen sekarang ini sudah sempurna). Satu-satunya pengenalan yang pasti ialah bahwa Allah didalam kasihNya telah memilih kita untuk kekekalan; bahwa Allah Sang Gembala yang baik itu mengenali domba-dombaNya, itulah yang terpenting (Yohanes 10:14).
5. Iman, Pengharapan dan Kasih : Yang Terbesar ialah Kasih
* 1 Korintus 13:13
LAI TB, Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
NKJV, And now abide faith, hope, love, these three; but the greatest of these is love.
TR, νυνι δε μενει πιστις ελπις αγαπη τα τρια ταυτα μειζων δε τουτων η αγαπη
Translit. interlinear, nuni {sekarang} de {tetapi} menei {tetap ada/ tinggal} pistis {(yaitu) iman} elpis {harapan} agapê {kasih} ta tria {tiga} tauta {(hal-hal) ini} meizôn {yang lebih/ paling besar} de {dan} toutôn {dari (hal-hal) ini adalah} hê agapê {kasih}
Tiga serangkai : iman, pengharapan dan kasih, ayat diatas menulis 'τα τρια ταυτα - TA TRIA TAUTA', "ketiga hal-hal ini" dalam bentuk jamak. Dan kita temui kata sebelumnya 'μενει - MENEI' dalam bentuk 'tunggal', yang menunjukkan bahwa "ketiga hal-hal" itu merupakan suatu kesatuan.
Dalam pengertian apakah ketiganya itu tinggal secara bersamaan? Paulus membuat sebuat pernyataan mutlak yang dapat dipahami dalam beberapa cara. Ketiganya tinggal didalam hidup ini sebagai kasih karunia Allah yang mempertahankan hidup Kristen; tanpa iman tidak mungkin ada penerimaan akan keselamatan, tanpa pengharapan tidak mungkin ada daya tahan yang penuh kesabaran, dan tanpa kasih tidak mungkin ada persekutuan diantara orang percaya.
Tetapi mengingat argumen sebelumnya bahwa karunia-karunia rohani akan berakhir dan pernyataan bahwa kasih bersifat kekal (tidak berkesudahan, ayat 8 ). Maka yang terbesar adalah kasih.
Kita perhatikan dalam ayat diatas, kata Yunani μειζων - MEIZON adalah adjektiva komparatif yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih, "yang lebih besar" menurut bahasa Yunani sering bermakna "yang paling besar". Sehingga kita mendapat pengertiannya sbb :
Iman dengan penuh percaya menerima Allah sebagaimana Ia adanya, dan Pengharapan 'bertahan dalam iman' dan Kasih adalah yang abadi dan yang terbesar.
Dalam pengertian tertentu, bahkan kekekalan tidak akan berarti tamatnya iman dan pengharapan, karena penerimaan akan janji-janji Allah yang penuh kemuliaan itu tidak akan pernah berakhir. Namun iman akan disisihkan oleh pengelihatan; pengharapan akan digenapi penantian-penantiannya. Dan rencana Allah yang telah dimulai dengan kasih, akan disempurnakan didalamnya. Kasih adalah kuasa yang tinggal tetap yang mempersatukan Allah dengan manusia, manusia dengan manusia. Itulah sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan pengalaman 'pengelihatan', bahasa lidah, bahkan juga pengetahuan mendalam dan karunia-karunia kenabian (nubuat).
Kasih adalah karunia yang hakiki, yang menjadi ciri dari jemaat yang layak menyandang nama Kristen. Kasih adalah kriteria untuk menilai nilai relativitas karunia-karunia yang lain, karena karunia diberikan demi untuk pembangunan jemaat (1 Koritus 14:1-5). Sedangkan kasih tinggal tetap sebagai hal yang kekal dalam kehidupan jemaat bahkan dalam kehidupan setelah ini.
Selamat mengasihi…
Blessings in Christ,
BP
April 22, 2007
Selengkapnya...